Mohon tunggu...
Sutiono Gunadi
Sutiono Gunadi Mohon Tunggu... Purna tugas - Blogger

Born in Semarang, travel-food-hotel writer. Movies, ICT, Environment and HIV/AIDS observer. Email : sutiono2000@yahoo.com, Trip Advisor Level 6 Contributor.

Selanjutnya

Tutup

Film Pilihan

"Ashfall", Film Drama Bencana dengan Harapan Penyatuan Korea

31 Desember 2019   11:10 Diperbarui: 2 Januari 2020   19:46 185
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Dalam perjalanan, mereka mendapat serangan dari tentara Amerika Serikat dengan peralatan pendeteksi panas sehingga keberadaan mereka sangat mudah diketahui. Kapten Jo segera melakukan tindakan guna mengacaukan deteksi panas tentara Amerika Serikat dengan cara meledakkan truk, sehingga mereka dapat meloloskan diri. 

Sementara istri Kapten Jo yang sedang dalam perjalanan ke pelabuhan Incheon mengalami serangan banjir dari sungai Han akibat gempa susulan. Dengan susah payah, Choi berhasil menyelamatkan diri dan berhasil naik bis pengungsi ke Incheon.

Professor Kang melindungi isteri Kapten Jo (sumber: tribunnewswiki.com)
Professor Kang melindungi isteri Kapten Jo (sumber: tribunnewswiki.com)

Setelah melalui perjalanan yang berliku dan menghadapi goncangan gempa bumi, akhirnya mereka berhasil tiba di kota tempat puteri Lee diungsikan. Kedatangan mereka sudah ditunggu oleh tentara Korea Utara dan tentara Amerika Serikat. Lee sempat bertemu puterinya, namun terkena tembakan dan berkat kelihaian Kapten Jo mengaktifkan hulu nuklir, akibatnya tentara Korea Utara dan Amerika Serikat mundur teratur.

Profesor Kang yang mengetahui adanya perubahan pada erupsi gunung Baekdu segera menginformasikan untuk memindahkan lokasi peledakan nuklir. Maka Kapten Jo dan Lee bersama-sama menuju pertambangan yang ditunjukkan, setelah meletakkan pada posisi yang tepat, Lee yang merasa menjelang ajal meminta Kapten Jo meninggalkannya dengan pesan untuk mau merawat puterinya. Sementara menjelang gempa bumi terdahsyat, Choi melahirkan anaknya di pengungsian.

Akhir film tentu sudah dapat diduga, jazirah Korea terselamatkan dari kehancuran akibat misi yang dilakukan oleh Kapten Jo berhasil. Siapa yang pantas disebut pahlawan dalam misi ini ? Kapten Jo atau Lee si agen berwajah ganda ? Film ini juga mengetengahkan harapan sebagian warga Korea tentang penyatuan ke dua Korea, yang akibat bencana alam ini bersama-sama melakukan rekonstruksi bersama.

Film ini sebenarnya agak kurang logis, karena dampak dari ledakan nuklir tidak diperhitungkan oleh sutradara, meski jazirah Korea terselamatkan dari erupsi gunung Baekdu, tetapi radiasi nuklir mestinya akan berdampak pada penduduk di sekitar gunung Baekdu.

Namun secara keseluruhan film ini dapat dinilai bagus, dan sangat enak dinikmati, karena ketegangan demi ketegangan ditampilkan dengan sangat baik oleh ke dua sutradara. Film ini sangat direkomendasikan untuk ditonton, khususnya bagi para penggemar film Korea di Indonesia. Sudah tayang di jaringan bioskop CGV dan Cinepolis sejak 30 Desember 2019. Selamat menonton !

Poster film
Poster film "Ashfall" di Korea (sumber: movie.mthai.com)
Data Film

Genre: Drama, Aksi
Produser : Lee Hae Jun
Produksi : CJ Enterprise, Dexter
Sutradara : Lee Hae Jun, Kim Byung Seo
Penulis : Byung Seo Kim, Hae Jun Lee
Pemain : Lee Byung Hun, Ha Jung Woo, Ma Dong Seok, Bae Suzy, Jeon Hye Jin
Durasi : 130 menit
Rating : 17 tahun ke atas

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Film Selengkapnya
Lihat Film Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun