Mohon tunggu...
Sutiono Gunadi
Sutiono Gunadi Mohon Tunggu... Purna tugas - Blogger

Born in Semarang, travel-food-hotel writer. Movies, ICT, Environment and HIV/AIDS observer. Email : sutiono2000@yahoo.com, Trip Advisor Level 6 Contributor.

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Pilihan

Kopi Susu Kekinian, antara Bisnis dan Passion

9 Oktober 2019   08:14 Diperbarui: 9 Oktober 2019   08:11 385
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Kopi Susu Kekinian (sumber: mymilk.com)

Dulu, ketika almarhum nenek saya masih hidup, tiap pulang sekolah sudah tersaji segelas kopi susu di meja makan. Bila saya ingin menyeruput dalam kondisi panas, saya bisa langsung menyeruputnya. Sedangkan bila udara panas dan ingin minuman dingin tinggal menambahkan es batu dari kulkas.

Kopi Susu Jadoel

Kopi Susu yang disajikan almarhum nenek saya, nyaris serupa dengan kopi susu yang kini disebut kopi susu jadoel. Contoh paling mudah, carilah kopi susu yang dijual oleh gerai kopi Tak Kie atau Kong Djie. Ciri khasnya, pada sesapan terakhir pasti tersisa ampas kopi di dasar cangkir atau gelas.

Kopi Tak Kie (dokpri)
Kopi Tak Kie (dokpri)

Bedanya dengan kopi susu buatan almarhum nenek saya, susu yang digunakan adalah susu sapi segar yang diperoleh dengan cara berlangganan pada pemilik sapi perah, yang setia mengirimkan botol susu sapi segar ke pelanggannya. 

Di kota-kota besar demi alasan kebersihan, pengusaha susu sapi segar sudah banyak yang tergusur ke pinggir kota, ke kota kecil atau menutup bisnisnya. Susu yang digunakan pada kopi susu kekinian lazimnya dari kotak susu full cream siap saji (dairy milk).

Kopi yang digunakan almarhum nenek saya, dibeli di pasar dalam kondisi sudah tergiling, jadi sudah siap diseduh dengan air panas atau membeli dari pedagang kopi keliling yang menggiling kopi di depan pembelinya. Karena menyeduh kopi secara manual atau istilah populernya kopi tubruk, pada dasar gelas atau cangkir pasti tersisaa ampas kopi.

Kopi Susu Kekinian

Pada gerai kopi susu kekinian, kopi susu disajikan dalam beberapa pilihan seperti cappucino, latte, machiato  atau variasi lainnya. Susu yang digunakan adalah susu siap saji yang dicampur dengan satu atau dua slot kopi espresso. Kopi espresso adalah kopi yang dibuat dengan mesin. Ciri khasnya pada dasar gelas atau cangkir sudah tidak ada ampas kopi.

Pada kopi susu kekinian pada bagian atas ditambahkan busa susu (foam) yang dapat dibentuk menurut keinginan barista yang menguasai seni latte (latte art). Ada yang berbentuk bunga, daun, hati dan lain-lain.

Bisnis atau Economic Bubble ?

Bila Anda memperhatikan perkembangan bisnis warung kopi susu kekinian, Anda akan terkaget-kaget, hampir tiap dua minggu buka warung kopi  susu kekinian baru. Jarak antar warung kopi susu makin dekat, merek yang muncul aneka ragam, sehingga mungkin Anda bingung memilih mau beli yang mana.

Menu yang disajikan atau ditawarkan rata-rata sama, hanya penggunaan istilah yang berbeda. Kalau ada warung kopi susu kekinian yang berkreasi menambahkan menu baru, dengan sigap semua warung kopi susu kekinian memajang menu yang sama. Contohnya, kopi susu dengan gula aren, dengan cepat ditawarkan oleh hampir semua warung kopi susu kekinian.

Kalau beberapa puluh tahun silam, warung kopi susu kekinian dikuasai jagoan waralaba global seperti Starbucks, Coffee Bean, Gloria Jeans Coffee , Excelso dan sejenisnya, yang disusul waralaba nasional sekelas Bengawan Solo, Kapal Api, Warung Kopi Batavia dan sejenisnya. Maka kini start up juga mulai masuk ke bisnis warung kopi susu kekinian seperti Kopi Kenangan.

Konsep waralaba (sumber: waralabakan.com)
Konsep waralaba (sumber: waralabakan.com)

Ciri kopi susu kekinian start up, mereka lebih menonjolkan emotional branding, membangkitkan kenangan masa lalu, harga sesuai kantong anak muda dan tanpa tempat duduk ber pendingin udara serta wi-fi. Pelanggan rela antre dan membawa gelasnya untuk diseruput sambil jalan-jalan di mall atau di dalam mobil.

Jadi sangat berbeda dengan waralaba global dan nasional yang menyediakan ruangan yang cozy, ber AC dan wi-fi yang kencang. Disini yang diutamakan prestise dan kenyamanan diikuti dengan harga premium.

Warung kopi susu kekinian sangat beragam dari kelas lima ribuan (hampir sama dengan harga kopi tubruk di warung Tegal) hingga dua puluh ribuan (bagi warung kopi kekinian ber merek terkenal). Pelanggan juga hendaknya pandai memilih warung kopi kekinian mana yang menggunakan bahan-bahan berkualitas atau bahan asal-asalan. Hukum bisnis dari zaman baheula, ada harga ada rupa, masih tetap berlaku.

Apakah bisnis warung kopi susu kekinian hanya merupakan economic bubble yang suatu saat akan pecah dan sirna? Menurut pendapat penulis, bisnis warung kopi susu kekinian, memiliki keuntungan tersendiri seandainya bubble-pun tidak secepat bisnis lainnya untuk sirna. 

Karena para coffee-holic atau pecinta kopi akan tetap minum kopi. Warung kopi susu kekinian yang tidak memiliki kekuatan merek yang diramalkan pelan-pelan akan tergusur.

Passion

Beberapa pemilik warung kopi kekinian ada yang masuk ke bisnis ini karena passion. Mereka sebelumnya sudah mapan dengan bisnisnya sendiri atau sebagai profesional di perusahaan asing atau nasional dengan jabatan yang tinggi.

Uniknya, mereka sengaja nongkrong di warung kopinya, pada hari libur kantor, mengambil alih pekerjaan barista, dan sambil meracik kopi susu, mereka berdiskusi dan bertukar pengalaman mengenai per kopi an dengan pelanggannya. 

Dari hasil diskusi kadang muncul ide-ide baru, mencobai biji kopi yang unik, teknik pengolahan kopi yang mampu menghasilkan minuman yang lebih sedap dan unik, serta bisnis baru. 

Sebagai contoh, ada warung kopi susu kekinian yang merangkap menjual biji kopi, menghidangkan kopi dengan rasa wine, menerima roasting hingga munculnya cold brew - kopi susu dingin dalam kemasan botol.

Kopi dan Kopi Susu dingin dalam botol (dokpri)
Kopi dan Kopi Susu dingin dalam botol (dokpri)

Bagi mereka yang membuka warung kopi susu kekinian dengan passion, biasanya tidak terlalu mengejar keuntungan bianis. Mereka cukup puas dengan kondisi impas atau break even point, yang lebih penting kepuasan meracik kopi dan berbagi pengalaman tentang per kopi an dengan pelanggan setia atau komunitasnya.

Apakah Anda tergolong pecinta kopi susu kekinian? Apakah Anda memiliki hasrat membuka warung kopi susu kekinian? Berhati-hatilah, makin banyak pesaing, Anda harus makin kreatif agar dapat eksis dan terus berkembang. Seruput dulu kopi susunya, yuk ...

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun