Mohon tunggu...
Sutiono Gunadi
Sutiono Gunadi Mohon Tunggu... Purna tugas - Blogger

Born in Semarang, travel-food-hotel writer. Movies, ICT, Environment and HIV/AIDS observer. Email : sutiono2000@yahoo.com, Trip Advisor Level 6 Contributor.

Selanjutnya

Tutup

Film Pilihan

Mengenal Lebih Jauh Film Animasi Nasional "Battle of Surabaya"

16 September 2019   09:13 Diperbarui: 16 September 2019   09:17 1282
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Battle of Surabaya (dokpri)

Atas undangan Sinar Mas Land, hari Sabtu 14 September 2019 saya mendapat kesempatan menonton film animasi produksi anak bangsa berjudul "Battle of Surabaya" dalam kegiatan nobar bersama siswa SMP Andersen School dan SMPN11. Kegiatan nobar film animasi nasional ini sehubungan peringatan HUT Proklamasi Kemerdekaan RI yang ke 74. Program nobar film animasi nasional ini merupakan salah satu kegiatan dalam program besar SatuBSD.

Sebagai pengamat film, saya merasa kecolongan, karena tidak mengetahui ketika film ini tayang di bioskop-bioskop kelompok 21 di Indonesia. Film ini diputar resmi pada 20 Agustus 2015. Dan hanya sanggup meraih 200.000 penonton, karena salah strategi pemasarannya.

Sangat disayangkan film yang digarap dengan apik baik dari segi alur cerita maupun gerak animasinya, namun kurang sukses di pasaran perfilman. Boleh disebutkan, kita sedang menonton film Anime 2D (buatan Jepang) dengan rasa Indonesia.

Nobar bersama Andersen School & SMPN11 (dokpri)
Nobar bersama Andersen School & SMPN11 (dokpri)

Sinopsis

Film yang mengadopsi sejarah pertempuran di kota Surabaya ini sekitar 10 November 1945 ini, menggabungkan tokoh fiktif dan tokoh-tokoh dalam sejarah.

Adalah Musa, seorang anak dari keluarga miskin yang tinggal dengan ibunya yang sakit-sakitan harus bekerja sebagai tukang semir sepatu. Musa juga sering mendapat upah bila membantu berkirim surat untuk Kapten Yoshimura seorang tentara Jepang yang baik hati. Kebaikan Yoshimura membuatnya akrab dengan Musa.

Karena keganasan perang, suatu hari ibu Musa meninggal akibat kebakaran hebat yang melanda desanya. Sebelum menghembuskan nafas terakhir, si ibu sempat berpesan agar Musa jangan memiliki dendam pada siapapun.

Musa seperti halnya anak-anak kecil lainnya direkrut untuk menjadi kurir bagi perjuangan arek-arek Suroboyo dan TKR, agar tidak terlalu dicurigai oleh pasukan Belanda yang masuk kembali ke Indonesia dengan membonceng tentara Sekutu.

Dalam petualangannya, Musa sempat bertemu dan jatuh cinta pada seorang gadis yatim piatu, Yumna. Yumna adalah anak dari keluarga miskin yang bekerja pada keluarga Belanda. 

Suatu hari rumah keluarga Belanda itu diserbu tentara Jepang, ayahnya terbunuh, ibunya dijadikan budak nafsu tentara Jepang, meski sebelumnya sempat menyembunyikan Yumna. Yumna akhirnya diselamatkan pemuda anggota PETA bernama Danu yang lalu menitipkannya pada seorang nenek tua.

Danu yang pernah menolong Yumna, diam-diam mencintai Yumna, melatih bela diri dan menggabungkan Yumna ke kelompok Kipas Hitam. Setelah pimpinan tertinggi Kipas Hitam meninggal, organisasi menjadi tidak menentu dan menjadi anti Republiken. Mengetahui organisasi sudah bergerak ke arah yang salah, Yumna akhirnya berbalik melawan kelompok Kipas Hitam.

Danu yang menyadari kesalahannya, akhirnya bahu membahu dengan Musa membantu pemuda Republiken melawan Belanda yang ingin merebut kembali kemerdekaan Indonesia.

Terdapat sebuah adegan yang mengharukan saat Musa menolong 'musuhnya' Kapten John Wright, meski sebenarnya dia bisa saja membunuhnya. Sebaliknya, John Wright juga mencegah anak buahnya saat ingin menembak Musa.

Film ini juga menampilkan tokoh-tokoh sejarah perjuangan rakyat Indonesia, seperti Residen Sudirman, Gubernur Suryo, Pak Moestopo, Bung Tomo dan tokoh-tokoh lain yang mengobarkan semangat arek-arek Suroboyo dan pemuda Indonesia untuk berani melawan Belanda dan Sekutu, meski dengan persenjataan yang sangat minim. 

Korban pertempuran Surabaya di pihak pejuang kemerdekaan Indonesia sebanyak 16.000 orang, sementara dari pihak Belanda dan Sekutu sekitar 1.500 orang (termasuk 3 orang Jenderal). Korban ini sangat besar dan menyakitkan bagi pihak Sekutu.

Pesan yang disampaikan melalui film ini adalah "tiada kemenangan dalam suatu peperangan", didalamnya meliputi semangat, cinta tanah air dan perdamaian.

Di Balik Layar

Dalam kesempatan bincang-bincang dengan Aryanto Yuniawan, sutradara sekaligus penulis dan produser film ini, diperoleh kisah di balik layar pembuatan film "Battle of Surabaya".

Pembuatan film ini terinisiasi kegagalan mereka memasarkan film seri animasi ke sebuah studio televisi Indonesia. Kenekatan Aryanto beserta tiga rekannya, akhirnya berhasil menyelesaikan film ini dalam waktu tiga tahun. Tahun pertama untuk persiapan properti, satu setengah tahun pembuatan animasi film dan enam bulan sisanya untuk finishing.

Sulih suara menggunakan orang-orang sesuai bangsanya, seperti Jepang (Tanaka Hidetoshi, Sana Hamada), Belanda (Vanhoebrouck Patrick Bernard, Patrick, Khairi van Basten) dan Inggris (Jason Williams, Alejandro Esteban), sedangkan tokoh utama Musa, Yumna dan Danu menggunakan suara artis terkenal. Suara Musa oleh Ian Syahbani,  Danu dilakukan oleh Reza Rahadian, dan suara Yumna oleh Maudy Ayunda.

Yang membanggakan, meski film ini dinilai gagal secara komersiel di negerinya sendiri, namun berhasil meraih tidak kurang dari 36 penghargaan dan nominasi dari sejumlah festival film manca negara, diantaranya Best Animation pada Hollywood International Motion Pictures Film Festival (2018), Best Animation Film pada European Cinematography Awards (2018), dan lain-lain.

MSV Pictures yang berawal dari empat orang kini sudah berkembang menjadi 200 orang. Dan saat ini sedang menyeleasaikan film animasi 3D berjudul "Ajisaka". Kita nantikan saja bersama masa tayangnya di bioskop.

Penulis bersama Aryanto (sumber: Harris M)
Penulis bersama Aryanto (sumber: Harris M)

Data Film

Genre : Animasi 2D, drama, perang

Produser & Penulis : Aryanto Yuniawan

Produksi: MSV Pictures

Sutradara: Aryanto Yuniawan

Durasi: 120 menit

Rating: 13 tahun ke atas

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Film Selengkapnya
Lihat Film Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun