Saya trenyuh, saat menyaksikan dari pemantau kaca yang terpasang pada dasar perahu yang saya tumpangi di Bunaken, Sulawesi Utara. Selain ikan-ikan dan biota laut yang sangat indah, ternyata terlihat beberapa kali bungkus mie cepat saji dan bungkus keripik ikut berkejaran di dasar laut yang bening.Â
Sama halnya, Susi Pudjiastuti selaku Menteri Kelautan dan Perikanan, juga mengaku iba melihat seekor paus di perairan Wakatobi tewas dan di dalam perutnya ditemukan sampah plastik seberat 5,9 kilogram.Â
Menurut Susi, hal itu tak akan terjadi jika masyarakat tak membuang sampah ke laut. "Saya mengirimkan tweet mengenai adanya kura-kura mati keselek sedotan. Ikan paus mati di dalamnya ditemukan sandal. Kasihan makhluk-mahluk hidup ini mati karena keteledoran kita," ucapnya.
Inti masalahnya adalah limbah plastik, yang mengotori lautan Indonesia gara-gara kurangnya kepedulian masyarakat untuk melindungi kebersihan lautnya. Pemerintah Indonesia melalui Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) sudah menyadari hal ini.Â
Menteri Kelautan dan Perikanan Susi Pudjiastuti mengatakan saat ini laut di Indonesia terancam. "Sebab terdapat banyak sampah di perairan Indonesia yang berpotensi merusak ekosistem laut.Â
Sekarang sampah mengancam laut kita. Kesejahteraan hidup kita itu terganggu karena sampah. Ridiculous (tidak masuk akal) gitu loh. Bukan karena kita kurang uang, kurang kerja, bukan, tapi karena sampah. Itu hal yang sangat ridiculous," ujar Susi di Jakarta (sumber: www.kompas.com, 25 November 2018).
Atas dasar itu, Susi mengajak masyarakat Indonesia untuk tidak membuang sampah di laut. Selain itu, dia juga meminta masyarakat mengurangi penggunaan kantong plastik. "Indonesia penyumbang sampah terbanyak kedua di laut.Â
Tahun 2030 kalau (sampah) tidak dikurangi akan lebih banyak sampah dari pada ikan," kata Susi. Ironis, bila saat ini gerakan makan ikan digalakkan, tahun 2030 kita akan makan limbah plastik hasil laut Indonesia, bila tidak segera dilakukan pencegahan.
KKP Targetkan Eliminasi 70 Persen Sampah Plastik di Laut pada 2025Â
Kementerian Kelautan dan Perikanan ( KKP) memiliki target untuk mengeliminasi sampah di laut sebesar 70 persen pada 2025 mendatang. Beragam strategi telah disiapkan guna merealisasikan target tersebut.Â
Salah satunya adalah dengan memastikan kegiatan pembersihan pantai selama satu bulan sekali. Direktur Jenderal Pengelolaan Ruang Laut KKP Brahmantya Satyamurti menyatakan, ada tiga hal utama yang difokuskan KKP dalam upaya pembersihan pantai tersebut.Â
"Pertama adalah dengan menjaga agar sampah plastik di daratan tidak berakhir di laut. Kedua dengan menekankan upaya daur ulang sampah plastik dan ketiga mengubah pola pikir masyarakat untuk tidak membuang sampah sembarangan dan mengurangi konsumsi plastik sekali pakai,"
KKP telah memiliki anggaran untuk membeli mesin pencacah plastik dan mesin kompos organik dari air untuk ditempatkan di beberapa titik. Juga merealisasikan gerakan Gita Laut, berupa pelatihan, sekolah bahari, dan pembersihan pantai, serta peletakkan tempat sampah di beberapa destinasi wisata.Â
Juga nantinya akan didukung oleh kapal pengumpul sampah yang fokusnya saat ini di tempatkan di Labuan Bajo. Selain dana dari Pemerintah, beberapa perusahaan besar sangat berminat mendukung gerakan ini dengan memberikan bantuan secara spontan.
Kementerian Kelautan dan Perikanan ( KKP) mengumpulkan puluhan ton sampah dari aksi bersih-bersih pantai Pandu Laut Nusantara. Sebanyak 73 lokasi dari Aceh hingga Papua bakal menjadi tempat aksi bersih-bersih pantai tersebut. Kegiatan ini akan diikuti dengan penyediaan angkutan darat untuk membawa sampah yang diambil dari laut untuk dibawa ke TPA.
Menteri Kelautan dan Perikanan Susi Pudjiastuti mengajak seluruh rakyat Indonesia untuk terlibat aksi bersih-bersih laut yang telah dimulai pada 19 Agustus 2018. Susi menambahkan, aksi tersebut tak hanya bisa dilakukan di laut, melainkan juga di sungai maupun danau.
Solusi Kita
Persoalan sampah di laut memang masih menjadi momok di Indonesia. Sebuah penelitian yang dirilis University of Georgia menyebutkan bahwa Indonesia termasuk dalam 10 besar negara penyumbang sampah plastik terbanyak ke laut dengan perkiraan 0,48-1,29 juta metrik ton per tahun. Â (sumber: www.kompas.com, 14 Agustus 2018).
Direktur Gerakan Diet Kantong Plastik Indonesia Tiza Mafira mengungkapkan bahwa Indonesia merupakan negara terbesar nomor dua dunia yang paling banyak membuang sampah ke laut.Â
Berdasarkan data BPS dan Asosiasi Industri Plastik Indonesia, dalam setahun, terdapat sekitar 3,2 juta ton limbah plastik. "Solusinya adalah dengan mencegah penggunaan plastik sekali pakai," sebut Tiza.
Mencegah merebaknya limbah plastik yang dapat mengotori lautan Indonesia, dapat kita cegah berawal dari sikap Anda, keluarga dan komunitas Anda untuk mengurangi penggunaan plastik sekali pakai. Berikut panduannya :
- Jangan minum melalui air dalam kemasan, tetapi bawalah botol minum (tumbler). Tumbler yang bagus tidak sekali pakai dan dibuang, tetapi tetap dapat digunakan berkali-kali. Tuang air minum ke dalam tumbler dan bawalah kemana-mana.
- Bila sedang minum, minumlah langsung dari gelasnya. Bila harus menggunakan sedotan, gunakan sedotan dari bahan non plastik.
- Bila pergi berbelanja, biasakan selalu membawa tas belanja, dan tidak perlu minta kantong plastik dari penjual, baik di pasar tradisional maupun di pasar swalayan.
- Bila enggan memasak dan ingin membeli makanan di rumah makan, siapkan kotak makanan sendiri. Jangan menerima makanan yang dibungkus styrofoam dari penjual.
- Bagi pemilik rumah makan, hindari penggunaan piring plastik, gantilah dengan piring dari daun pisang. Fungsi daun pisang itu luar biasa, selain bisa digunakan sebagai piring makan, juga dapat digunakan sebagai sendok makan.
Jadi, ingat-ingat ya teman-teman, supaya kelak Anda bersama anak cucu Anda tetap dapat makan ikan, Â jangan kotori laut kita dengan cara mengurangi bahkan menghindari pemakaian bahan plastik sekali pakai agar lingkungan kita lebih terjaga dari bahaya limbah plastik.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H