Mohon tunggu...
Sutiono Gunadi
Sutiono Gunadi Mohon Tunggu... Purna tugas - Blogger

Born in Semarang, travel-food-hotel writer. Movies, ICT, Environment and HIV/AIDS observer. Email : sutiono2000@yahoo.com, Trip Advisor Level 6 Contributor.

Selanjutnya

Tutup

Nature Pilihan

#2019 Ganti Plastik

26 Desember 2018   13:59 Diperbarui: 26 Desember 2018   14:31 377
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Program edukasi bahaya sampah plastik harus terus menerus digaungkan. Karena limbah plastik paling sulit terurai. Jadi, program minimalisasi penggunaan plastik harus terus diupayakan. Bila manusia masih menghendaki penggunaan kantong plastik, gunakanlah berulang kali (re use), jangan sekali pakai sekali buang. 

Beberapa perusahaan juga sudah berupaya menanggulangi limbah plastik dalam program CSR seperti yang dilakukan Chandra Asri mencampur 2 juta lembar sampah kantong plastik dengan aspal untuk pembuatan jalan serta memberdayakan 1.500 kepala keluarga peduli sampah plastik dengan Program Manajemen Sampah.

Seharusnya perusahaan produsen plastik juga harus bertanggung jawab lebih besar dan harus dilibatkan dalam upaya penanggulangan limbah kantong plastik. Mereka harus membuat pabrik daur ulang limbah plastik, sebagai salah satu wujud pertanggung jawabannya.

Beberapa solusi yang patut diterapkan adalah :

Di Mumbai, India, toko mengharuskan pembeli kantong plastik berkualitas tinggi dengan harga cukup mahal, sehingga mampu digunakan berkali-kali (re use), orang akan sayang membuangnya sekali pakai. Bawalah kantong belanja sendiri tiap ingin berbelanja ke pasar swalayan atau pasar tradisional.

Isteri-isteri Anda bila berbelanja atau jajan di pasar untuk membeli ikan / ayam / sapi, bawalah kotak makanan atau sejenisnya guna mengurangi penggunaan kantong plastik. Dan kabarnya di Indonesia mulai 2019, caf dan rumah makan tidak lagi menyediakan bungkus plastik dan Styrofoam.

Pada rapat kantor tidak menyediakan air minum dalam kemasan, tetapi menyediakan air dalam galon, sehingga memaksa peserta rapat membawa tumbler (botol minuman) sendiri-sendiri. Penggunaan botol minuman lebih ekonomis, estetis dan higienis, serta dapat diisi bermacam minuman yang Anda sukai.

Menerapkan denda yang cukup besar, misal 500 ribu Rupiah bagi karyawan perusahaan yang masih menggunakan bahan plastik untuk tempat makan dan sedotan plastik. Denda ini jangan diterapkan di masyarakat umum, karena pasti akan menimbulkan gejolak, apalagi di tahun politik.

Bila sudah menjadi budaya bagi para karyawan kantoran, maka lambat laun akan menular ke anak-anak, asisten rumah tangga, sopir, tetangga hingga relasi.

Minumlah minuman apapun langsung dari gelasnya, tidak perlu lagi menggunakan sedotan plastik. Baik itu juice maupun kopi, seruputlah akan lebih mantap. Untuk juice yang kental misal alpukat, gunakanlah sendok.

Jadi, ingat-ingat ya teman-teman, tahun 2019 ganti pemakaian bahan plastik agar lingkungan Anda lebih terjaga dari bahaya limbah plastik. Ayo #2019GantiPlastik.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Nature Selengkapnya
Lihat Nature Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun