Kalau kita mempelajari haditz, agama Islam mengizinkan untuk memberi hadiah. "Hendaknya kamu saling memberi hadiah, sesungguhnya pemberian hadiah itu dapat melenyapkan kedengkian" (HR Tirmidzi dan Ahmad).
Salam tempel sering terjadi saat anak-anak mengucapkan selamat Idul Fitri kepada orang tua, dan saling bermaaf-maafan. Konon salam tempel ini mengadopsi dari kebiasaan bangsa Tionghoa. Orang yang lebih tua atau sudah menikah, memberikan angpau dalam sampul berwarna merah kepada anak-anak atau mereka yang masih lajang, dengan tujuan berbagi kegembiraan dari yang tua (lebih mampu) kepada yang muda (yang belum mampu mencari uang).Â
Di kalangan umat Islam terjadi pro dan kontra, ada yang menyebut tradisi memberi salam tempel ini juga berlangsung di Timur Tengah, namun ada juga yang menyangkalnya.
Pemberi dan Penerima
Sama seperti tradisi pada bangsa Tionghoa saat hari raya Imlek, pada saat Lebaran, setelah selesai sholat Idul Fitri, anak-anak dengan pakaian baru mencari orang tua untuk minta maaf atas kesalahan selama ini, lalu orang tua dan anak saling memaafkan. Usai bermaaf-maafan, lazimnya orang tua menyelipkan amplop putih berisi sejumlah uang.Â
Anak-anak tentu senang setiap selesai minta maaf, lalu menerima salam tempel. Bahkan ada yang bersaing guna mendapatkan salam tempel sebanyak-banyaknya. Dengan uang salam tempel yang diperoleh, anak-anak dapat mengunduh games berbayar yang baru dan sedang diincarnya. Ada juga yang untuk membeli telepon genggam atau untuk nonton bioskop.
Penerima salam tempel, selain anak-anak, boleh juga remaja yang belum bekerja dan belum menikah, karena mereka dianggap belum dewasa.
Besaran nilai uang dalam salam tempel tidak ada batasannya. Lazimnya berkisar dari 2.000-50.000 Rupiah. Itulah sebabnya menjelang libur Lebaran, Bank Indonesia menyediakan penukaran uang baru dengan nominal 2, 5, 10, 20 dan 50 Ribu Rupiah secara gratis.
Karena keterbatasan jam buka bank, tepat H-1 menjelang Lebaran, banyak orang biasa yang kreatif menyediakan uang baru dengan mengambil keuntungan 5-10 ribu Rupiah per penukaran 100 ribu Rupiah. Jadi dengan menyerahkan satu lembar uang nominal 100 ribu Rupiah hanya mendapatkan 18-19 lembar uang 5 ribuan, tergantung kepandaian tawar menawar.
Pro dan Kontra
Pemberian salam tempel ini hendaknya tidak menyebabkan anak-anak menjadi mata duitan atau matre (materialistis). Anak-anak meski tidak mendapat salam tempel atau menerima salam tempel dengan nilai kecil, tidak boleh protes atau bersikap kurang sopan terhadap orang tua. Karena sifat pemberian salam tempel ini adalah sukarela.