Mohon tunggu...
Sutiono Gunadi
Sutiono Gunadi Mohon Tunggu... Purna tugas - Blogger

Born in Semarang, travel-food-hotel writer. Movies, ICT, Environment and HIV/AIDS observer. Email : sutiono2000@yahoo.com, Trip Advisor Level 6 Contributor.

Selanjutnya

Tutup

Kurma Pilihan

Jelajah Tujuh Masjid di Jakarta

20 Mei 2018   06:28 Diperbarui: 20 Mei 2018   08:32 830
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Kaligrafi Masjid Lautze (sumber: www.beautfiulmosque.com)

Masjid sering kali menjadi salah satu tempat yang masuk ke dalam itinerary sebuah perjalanan wisata. Dikunjungi karena keistimewaan budaya dan sejarahnya, juga dikunjungi untuk memberi kesempatan kepada peserta program wisata untuk melakukan sholat.

Saya sempat mengikuti beberapa program wisata jala kaki (walking tour) di Jakarta, dan tidak kurang dari delapan masjid sudah sempat saya kunjungi. Yuk ikuti cerita perjalanannya, siapa tahu Anda tertarik untuk berkunjung dan melakukan ibadah pada masjid tersebut.

Jakarta Pusat

Saya sempat mengunjungi Masjid Iqtiqlal beberapa kali, dalam wisata religi dan wisata keragaman agama. Pada wisata religi, program wisata mengunjungi Masjid Istiqlal, Gereja Katedral dan Makam Mbah Priok, sedangkan program wisata keragaman agama mengunjungi Masjid Istiqlal, Gereja Katedral, Kelenteng Sien Tek Bio, Gereja Ayam dan Masjid Lautze.

Masjid Istiqlal merupakan masjid termegah di Indonesia bahkan Asia Tenggara, masjid Istiqlal sengaja dibangun berhadapan dengan Gereja Katedral sebagai lambang toleransi beragama di Indonesia. Masjid Istiqlal diarsiteki oleh seorang Nasrani, Ir. Frederick Silaban yang memenangi lomba disain mesjid dengan tema "Ketuhanan".

Masjid Istiqlal dibuka untuk umum pada 22 Februari 1978, tentang kemegahan masjid Istiqlal kiranya tak perlu dibahas panjang lebar, karena sudah banyak yang mengulasnya.

Masjid berikutnya di Jakarta Pusat adalah masjid sekaligus sebuah makam keramat (tomb) yang pernah menggemparkan kota Jakarta saat mau dipindahkan, dengan munculnya aliran air tak henti-hentinya. Akhirnya, pelaksana pembangunan apartemen membangun area makam tersebut setelah memahami karomah makam tersebut.

Makam dibangun seperti masjid, ada dua bagian, bagian pertama dengan tiga makam, makam Habib Cikini, makam Syarifah isteri pertama Habib Cikini yang merupakan adik dari maestro lukis Raden Saleh dan cucu Habib Cikini (anak dari Habib Kwitang).

Nama lengkap habib Cikini adalah Al Habib Abdurrahman bin Abdullah Al Habsyi, yang memiliki putera Habib Ali yang kemudian lebih dikenal dengan sebutan Habib Kwitang sesuai dengan nama daerah dimana pesantren pertama didirikan di Indonesia (Kampung Kwitang). Bagian kedua adalah tempat untuk melaksanakan sholat.

Didekatnya terdapat Masjid al Makmur, karena kami berkunjung pada bulan puasa, kami sempat dipersilakan untuk berbuka puasa bersama warga di dalam masjid tersebut.

Lokasi masjid saat ini sedikit bergeser dari tempat pertama dibangun yang merupakan tanah wakaf Raden Saleh, karena sempat dipindahkan dengan cara digotong oleh warga, akibat sengketa tanah berkepanjangan. Saat ini masjid sudah dinyatakan sebagai cagar budaya,

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kurma Selengkapnya
Lihat Kurma Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun