Mohon tunggu...
Sutiono Gunadi
Sutiono Gunadi Mohon Tunggu... Purna tugas - Blogger

Born in Semarang, travel-food-hotel writer. Movies, ICT, Environment and HIV/AIDS observer. Email : sutiono2000@yahoo.com, Trip Advisor Level 6 Contributor.

Selanjutnya

Tutup

Travel Story Pilihan

Ada Udang di Balik Soto

30 April 2018   12:57 Diperbarui: 30 April 2018   14:33 642
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Suasana Kelapa Gading yang panas dengan gedung-gedung pencakar langitnya, disulap menjadi sebuah taman yang adem, bernuansa alam hijau yang instagramable dengan mengadopsi suasana Taman Suropati dan Taman Langsat. 

Suasana yang teduh ini guna menciptakan kenyamanan bagi para pengunjung Kampoeng Tempo Doeloe (KTD), sebuah Food Festival yang merupakan bagian dari Jakarta Fashion and Food Festival (JFFF) 2018. JFFF 2018 merupakan perayaan akbar tahunan yang diselenggarakan sejak 2004 oleh Summarecon dan Pemerintah Provinsi DKI Jakarta melalui Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Provinsi DKI Jakarta serta didukung oleh Kementerian Pariwisata RI dan Badan Ekonomi Kreatif RI guna memajukan kreasi anak bangsa di bidang Fashion maupun Kuliner. 

Selain kegiatan Fashion dan Food Festival juga diadakan JF3 Run yang semula bertajuk Wine & Cheese Run. Khusus Food Festival kali ini mengambil tema Tropical Garden untuk memberikan suasana berbeda dalam wisata kuliner Anda di La Piazza yang berlangsung pada tanggal 5 April - 6 Mei 2018.

Sepuluh Soto Nusantara

Mall Kelapa Gading yang berpengalaman mengelola Festival Kuliner, kali ini melakukan kurasi atas aneka soto yang terdapat di seluruh pelosok negeri. Sebagai hasilnya terpilih 10 Soto Nusantara yang merupakan legenda di kotanya masing-masing, yang diangkat dalam motto "A Spoonful of Indonesian Warmth".

Diujung Barat Indonesia terpilih Soto Kesawan Medan. Tidak tanggung-tanggung guna menjaga rasa asli Soto Kesawan Medan, sengaja pengusaha soto di Medan sejak tahun 1960 ini diboyong langsung ke La Piazza. Soto Kesawan Medan selain menggunakan bahan daging ayam juga menyediakan Soto Udang, rasanya satu-satunya Soto Udang di nusantara. 

Potongan udang galah yang besar dipotong-potong guna memudahkan Anda menyantapnya, ditambah perkedel lalu disiram dengan kuah santan berkaldu yang dibuat dengan bumbu rempah khusus. Disajikan dengan nasi putih, Anda tinggal menambahkan kucuran jeruk limau, kecap dan sambal sesuai selera Anda. Sambal khas sudah terhidang dalam kantong plastik dan siap dituang. Rasanya bagaimana? Menurut saya, rasanya luar biasa, silakan Anda membuktikan sendiri bila kurang percaya dengan penilaian saya.

Soto Kesawan Medan (dokpri)
Soto Kesawan Medan (dokpri)
Soto berikutnya yang saya buru adalah Soto Trisakti Solo. Meski saat ini orang hanya mengenal Selat Solo dan Serabi Notosuman sebagai kuliner andalan kota asal Presiden Joko Widodo, namun rupanya kota Solo memiliki satu jenis soto yang sudah dijajakan sejak tahun 1962.

Soto Trisakti juga disajikan oleh penjaja aslinya dari kota Solo, berupa soto daging sapi dengan kuah bening yang lezat. Dijual dengan nasi putih dengan harga 28 ribu Rupiah.

Soto Trisakti Solo (dokpri)
Soto Trisakti Solo (dokpri)
Perburuan berikutnya saya memutuskan untuk mencicipi Tauto Pekalongan (1990). Tauto merupakan soto yang terpengaruh budaya peranakan Tionghoa, karena mencampurkan daging sapi / kerbau dengan kuah soto dan sambal goreng tauco. Maka namanya merupakan gabungan "Tauco" dan "Soto" menjadi Tauto. Bagi Anda yang belum pernah mencoba, silakan mencicipi keunikannya.

Tauto Pekalongan (dokpri)
Tauto Pekalongan (dokpri)
Tiga jenis soto nusantara ini cukup mengenyangkan perut saya, sehingga saya menghentikan perburuan soto berikutnya. Namun saya menyimak komentar dari teman-teman Kompasianer Penggila Kuliner (KPK)  lainnya yang memilih jenis soto berbeda.

Adalah Andrie yang memilih Soto Jakarta H.Yus (1973), saat saya mewawancarai penjualnya, beda Soto Jakarta dan Soto Betawi adalah penggunaan susu sapi murni tanpa lemak pada Soto Jakarta, sehingga menambah kelezatan daging sapi yang empuk, sedangkan Soto Betawi menggunakan kuah santan kelapa. Legenda Soto Betawi yang ditampilkan adalah Soto Betawi H. Mamat yang dijajakan sejak tahun 1960 dan terkenal dengan oseng dagingnya.

Soto Jakarta (dokpri)
Soto Jakarta (dokpri)
Rekan lainnya, Rahab jagoan kuliner ini kangen kota Yogya yang dekat dengan kota asalnya Wonogiri, Rahab menjajal kelezatan soto ayam kampung legenda kota Yogya, yakni Soto Kadipiro yang gurih dan sudah eksis sejak tahun 1923.

Soto Kadipiro (Dokpri)
Soto Kadipiro (Dokpri)
Sementara Ronald yang kurang sabar menunggu kuah Soto Kesawan dipanaskan, sudah lapar mata dengan Pallubasa. Soto Pallubasa Onta ini didatangkan khusus dari kota angin mamiri Makassar. Yang pertama kali dijajakan di jalan Onta pada tahun 1997, kuah kaldu soto daging sapi ini menggunakan tidak kurang dari 10 bahan rempah rahasia dan dicampur dengan kuning telur ayam yang merupakan usulan dari pelanggan di masa lalu. Kisah rahasia kelezatan Soto Pallubasa diceritakan oleh staft Soto Pallubasa di KTD2018 saat kami memesan makanan.

Soto Pallubasa (dokpri)
Soto Pallubasa (dokpri)
Soto dari kota Makassar lainnya adalah Coto Makassar H. Hasan Daeng Tayang (1998), mbak Marla yang selalu kangen dengan kota asalnya langsung memilih Coto Makassar yang dihidangkan dengan ketupat dan sambel tauco

Coto Makassar (Dokpri)
Coto Makassar (Dokpri)
Adapun soto lainnya yang belum sempat dicicipi adalah Soto Padang H. Sutan Mangkuto yang menjadi legenda di Tanah Minang sejak tahun 1942 dan Soto Madura H. Ngatidjo yang terkenal sejak tahun 1964. Soto Padang memiliki ciri khas dengan menggoreng kering daging sapinya, dilengkapi dengan bihun dan perkedel, lalu diguyur dengan kuah soto hangat dengan bumbu resep rahasia dan disajikan bersama kerupuk merah, sedangkan Soto Madura ciri khasnya menggunakan daging sapi atau ayam dan jeroan dengan telur yang disiram kuah bening.

Kampoeng Tempo Doeloe 2018 tidak sekedar menyajikan 10 Soto Nusantara yang dilombakan dalam Kompetisi Soto Indonesia dengan diganjar hadiah membuka usaha di Mall Kelapa Gading bagi yang membukukan penjualan tertinggi selama KTD 2018, namun juga menawarkan tidak kurang dari 100 jenis kuliner yang siap Anda santap.

Transaksi dilakukan cashless dengan membeli kartu di Kasir, yang dapat direfund bila Anda membeli secara tunai, tetapi tidak dapat refund bila Anda membeli dengan kartu kredit.

Bagi Anda yang penasaran untuk merasakan lezatnya soto nusantara, yuk cepetan datang ke La Piazza, Food Festival ini masih diselenggarakan hingga 6 Mei 2018. Selamat berburu kuliner !

Keseruan KPKGerebek 31 (dok Rahab)
Keseruan KPKGerebek 31 (dok Rahab)

doc. KPK
doc. KPK

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun