Mohon tunggu...
Sutiono Gunadi
Sutiono Gunadi Mohon Tunggu... Purna tugas - Blogger

Born in Semarang, travel-food-hotel writer. Movies, ICT, Environment and HIV/AIDS observer. Email : sutiono2000@yahoo.com, Trip Advisor Level 6 Contributor.

Selanjutnya

Tutup

Travel Story Pilihan

Wisata Religi ke Gubah Al Haddad dengan Bis Wisata

27 Juni 2017   11:36 Diperbarui: 27 Juni 2017   13:00 1661
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gubah Al Haddad (Sumber: www.mediaindonesia.com)

Adalah Creative Traveler yang mengawali wisata religi dengan tajuk "Colourful Jakarta" yang berupaya menumbuhkan semangat toleransi pada bangsa Indonesia dan warga Jakarta pada khususnya.

Wisata religi ini mengunjungi tiga ikon agama di Jakarta, yakni Mesjid Istiqlal, Gereja Katedral, dan Cagar Budaya Makam Mbah Priuk (Gubah Al Haddad). Diadakan pada siang hari di bulan puasa tahun ini.

Sebagai titik temu Mesjid Istiqlal (Depan Pintu Masuk utama), lalu rombongan mulai diajak mengeksplorasi Mesjid termegah di Indonesia ini. Mesjid Istiqlal yang sengaja dibangun berhadapan dengan Gereja Katedral ini, ternyata diarsiteki oleh seorang Nasrani, Ir. Frederick Silaban yang memenangi lomba disain mesjid dengan tema "Ketuhanan".

Mesjid Istiqlal adalah mesjid terbesar di Asia Tenggara hingga saat ini, dibuka untuk umum pada 22 Februari 1978. Toleransi antar umat beragama direpresentasikan dengan menggunakan area parkir Mesjid Istiqlal pada perayaan Natal,  sebaliknya area parkir Gereja Katedral juga digunakan pada sholat Idul Fitri. Bahkan pada 2017, Gereja Katedral sengaja mengundurkan jam misa kudus agar tidak mengganggu sholat Idul Fitri pada 25 Juni 2017 pagi.

Gereja Katedral

Gereja Katedral yang tepat berada didepan Mesjid Istiqlal adalah gereja Katolik Roma. Bangunan dengan arsitektur neo-gotik ini dinamakan "Gereja Santa Maria Pelindung Diangkat ke Surga". Diresmikan tahun 1810, pernah terbakar pada tahun 1826 dan mengalami pemugaran ulang. Yang menarik kaca Gereja menggunakan kaca patri, dengan gua Maria di bagian luar Gereja.

Gereja Katedral menyimpan benda bersejarah perjalanan penyebaran agama Katolik di Indonesia, seperti tongkat Paus Paulus VI, alat ibadah, pakaian, lukisan, foto, patung dan buku.

Bis Wisata

Dengan bis wisata TransJakarta yang disediakan secara gratis oleh Pemprov DKI Jakarta, rombongan menuju Cagar Budaya Makam Mbah Priuk. Siapa Mbah Priuk sehingga demikian melegenda sehingga makamnya dijadikan Cagar Budaya oleh Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaya Purnama?

Menurut pemandu wisata di dalam bis wisata, nama sebenarnya dari Mbah Priuk adalah Al Imam Al Arif Billah Sayyidina Al Habib Hasan bin Muhammad Al Hadda Al Husaini Ass Syafi'I Sunni RA. Sangat panjang ya.

Mbah Priuk adalah seorang ulama kelahiran 1727 di Ulu Sumatera Selatan, yang pergi ke pulau Jawa bersama adiknya Al Arif Billah Al Habib Ali Al Haddad guna menyebarkan agama Islam. Perahu layar yang ditumpanginya diserang meriam tentara Hindia Belanda, namun selalu gagal, dan justru terbalik oleh keganasan gelombang laut.

Seluruh awak dan penumpang perahu layur tewas, kecuali Habib Hasan dan adiknya. Habib Hasan berhasil menyelamatkan sebuah periuk nasi dan beberapa liter beras. Dalam kondisi kelaparan, Habib Hasan berdoa dan beras di dalam periuk berubah menjadi nasi. Namun akhirnya Habib Hasan meninggal dunia di tengah laut, jenasahnya dibawa ke darat dengan potongan perahu dan dayung oleh Habib Ali.

Bersama warga setempat, Habib Ali menguburkan jenasah kakaknya dan ditancapkan dayung perahu sebagai penanda nisan. Konon menurut kepercayaan yang berkembang di masyarakat, periuk nasi sering hanyut ke laut dan kembali lagi. Itulah cikal bakal daerah tersebut disebut Tanjung Priuk.

Cagar Budaya

Makam Mbah Priuk tidak boleh dimasuki oleh sembarang orang, karena sangat dikramatkan. Hanya orang-orang tertentu yang boleh masuk ke bagian dalam,  seperti mantan Gubernur DKI Jakarta Basuki yang diundang oleh Habib Sting, setelah mendapat petunjuk gaib dari Mbah Priuk. Dan Basuki jualah Gubernur DKI Jakarta yang akhirnya menetapkan Makam Mbah Priuk sebagai Cagar Budaya.

Sekarang kawasan makam Mbah Priuk sedang direnovasi, dan rencananya akan dibangun Mesjid. Selain makam Mbah Priuk, terdapat air karomah yang dapat menyembuhkan penyakit dan berupa air payau, bukan air laut.

Rombongan kembali lagi menuju Mesjid Istiqlal dengan bis wisata TransJakarta. Bis wisata ini memiliki trayek Gubah Al Haddad-Istiqlal tiap hari Kamis, Jumat, Sabtu dan Minggu dari jam 13.00-21.00 WIB.

Tips Wisata Religi

Anda harus menggunakan pakaian yang sopan, tidak memakai tanktop atau celana pendek. Untuk peserta perempuan harap membawa syal / kerudung.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun