Seluruh awak dan penumpang perahu layur tewas, kecuali Habib Hasan dan adiknya. Habib Hasan berhasil menyelamatkan sebuah periuk nasi dan beberapa liter beras. Dalam kondisi kelaparan, Habib Hasan berdoa dan beras di dalam periuk berubah menjadi nasi. Namun akhirnya Habib Hasan meninggal dunia di tengah laut, jenasahnya dibawa ke darat dengan potongan perahu dan dayung oleh Habib Ali.
Bersama warga setempat, Habib Ali menguburkan jenasah kakaknya dan ditancapkan dayung perahu sebagai penanda nisan. Konon menurut kepercayaan yang berkembang di masyarakat, periuk nasi sering hanyut ke laut dan kembali lagi. Itulah cikal bakal daerah tersebut disebut Tanjung Priuk.
Cagar Budaya
Makam Mbah Priuk tidak boleh dimasuki oleh sembarang orang, karena sangat dikramatkan. Hanya orang-orang tertentu yang boleh masuk ke bagian dalam, Â seperti mantan Gubernur DKI Jakarta Basuki yang diundang oleh Habib Sting, setelah mendapat petunjuk gaib dari Mbah Priuk. Dan Basuki jualah Gubernur DKI Jakarta yang akhirnya menetapkan Makam Mbah Priuk sebagai Cagar Budaya.
Sekarang kawasan makam Mbah Priuk sedang direnovasi, dan rencananya akan dibangun Mesjid. Selain makam Mbah Priuk, terdapat air karomah yang dapat menyembuhkan penyakit dan berupa air payau, bukan air laut.
Rombongan kembali lagi menuju Mesjid Istiqlal dengan bis wisata TransJakarta. Bis wisata ini memiliki trayek Gubah Al Haddad-Istiqlal tiap hari Kamis, Jumat, Sabtu dan Minggu dari jam 13.00-21.00 WIB.
Tips Wisata Religi
Anda harus menggunakan pakaian yang sopan, tidak memakai tanktop atau celana pendek. Untuk peserta perempuan harap membawa syal / kerudung.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H