Mohon tunggu...
Sutiono Gunadi
Sutiono Gunadi Mohon Tunggu... Purna tugas - Blogger

Born in Semarang, travel-food-hotel writer. Movies, ICT, Environment and HIV/AIDS observer. Email : sutiono2000@yahoo.com, Trip Advisor Level 6 Contributor.

Selanjutnya

Tutup

Travel Story Pilihan

Ada Apa dengan Condet?

14 Mei 2017   20:41 Diperbarui: 14 Mei 2017   23:07 1579
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Ke Condet yuk? Demikian ajakan dari komunitas jalan-jalan dan kuliner, Jakarta Food Traveler. Langsung terbersit segudang tanya, ada apa dengan Condet? Condet, sebuah kawasan di Jakarta Timur, tidak jauh dari Cililitan. Di kawasan ini hidup berdampingan warga Betawi dan pendatang yang kebanyakan warga Arab.

Toko Parfum

Sebagai titik kumpul, kami gunakan Pasar Grosir Cililitan, lalu kami mulai berjalan kaki menuju jalan Condet Raya.  Di ujung jalan Condet Raya, kami menemukan banyak toko parfum. Warga Arab di Condet yang pertama kali membuka toko parfum adalah Wahi. Seiring dengan siar agama Islam, Wahi mendirikan masjid al Wahi. Makin lama makin banyak pedagang parfum berjajar dari ujung jalan Condet Raya. Selain parfum, mereka juga menjual baju gamis, kurma, peralatan musik Arab dan kuliner Arab.

Kebun Salak

Mengejutkan ketika muncul sebuah odong-odong, kendaraan yang biasa memuat anak-anak untuk berputar pada suatu kawasan. Kali ini Jakarta Food Traveler akan membawa peserta ke kebun salak dengan odong-odong tersebut.

Salak Condet, buah yang menjadi ikon kota Jakarta, terbilang langka dan hanya bisa dijumpai di kawasan Condet. Semula kawasan Condet ini berupa kebun salak dan buah-buah lainnya. Kini hanya tersisa tanah seluas 3,5 HA, yang diselamatkan oleh Pemprov DKI Jakarta dan dibawah Dinas Kelautan, Pertanian dan Ketahanan Pangan (KPKP). Disini dibudi dayakan aneka buah khas Condet, khususnya salak.

Meski sudah dipugar dengan jalan setapak yang rapi, namun tempat ini belum dibuka untuk umum sebagai kawasan argo wisata. Komunitas yang telah mendapat izin dari Dinas KPKP saja yang boleh memasuki area ini.

Kunjungan Jakarta Food Traveler untuk mengeksplorasi kebun salak, diterima oleh Ketua RT dan karyawan Dinas KPKP. Kami sempat dijamu buah salak yang masih 80% matang, menurut karyawan Dinas KPKP bila datang dua minggu lagi, rasa buah salak akan lebih manis.

Salak Condet (sumber: Reza)
Salak Condet (sumber: Reza)
Sejarah Condet

Menurut sejarah, kata Condet berasal dari kata Ciondet - buah buni yang hidup, dan pada tahun 130 Masehi pernah ada kerajaan Salak Sagala. Sahi, pemuda Betawi yang menemani kunjungan kami, menceritakan sejarah Condet. Adalah Abraham van Riberjk yang pernah berjalan menyusuri sungai Ciliwung pada tahun 1706 hingga mencapai pasar Condet.

Juga pernah terjadi pertempuran di vila Nova atau kampung Gedong, yang dulu merupakan markas Belanda. Perlawanan rakyat dipimpin oleh Entong gendut yang mengajak warga menyerang Belanda, karena pajak yang tinggi senilai 25 sen. Dalam pertempuran Entong gendut tertembak dan mayatnya dibuang ke laut.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun