Untuk soup, dipilih Coto Makassar dari Sulawesi Selatan yang dimodifikasi dari makanan aslinya, dimana air pencucian beras tidak digunakan (yang membuat kuah coto berwarna putih, tapi bukan santan), supaya gurih ditambahkan tauco dan kacang tanah yang ditumbuk. Karena disajikan sebagai soup, tidak ditambahkan buras.
Untuk makanan utama Sulawesi diwakili oleh Daging Pantallo Pamarason (Toraja) yang dapat menggunakan ikan gabus, ayam, belut atau babi. Lalu Ayam Gagape dari Sulawesi Tenggara. Ditambah Tinutuan atau Bubur Manado (Sulawesi Utara) yang disajikan bergantian dengan Binte Biluhuta (Gorontalo). Bubur Manado disajikan dengan gaya modern, jadi tampilannya mirip Risotto dengan ubi merah, bayam dan jagung, serta sambal roa.
Untuk lebih membuat lahap menyantap makanan diperlukan ada rasa pedas, disajikan aneka sambal, seperti sambal roa, sambal dabu-dabu (Sulawesi Utara) dan sambal Colo-Colo (Maluku).
Pada carving station, disajikan Ayam Bakar Rica-Rica (Sulawesi Utara) dan Ikan Kerapu Bakar (Sulawesi Selatan).
Untuk Dessert banyak sekali pilihannya, Es Palu Butung, karena disajikan secara buffet, maka es serut dengan sirop merah digantikan oleh granita strawberry yang teksturenya mirip, sedangkan santan digantikan oleh ice cream kelapa. Lalu ada Barongko, pisang yang dikukus dengan daun pisang; keduanya mewakili Sulawesi Selatan.
Kesimpulan
Secara umum dapat disebutkan keistimewaan kuliner Sulawesi-Maluku adalah rasanya sangat unik, agak asam, beraroma segar dan pedas, namun aras kepedasannya dikurangi agar dapat diterima semua orang. Kuliner Sulawesi-Maluku memiliki warna yang menarik dan teksture makanannya sangat bervariasi.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H