Taiwan termasuk negara ke-22 dengan GDP per capita tertinggi didunia, kota-kotanya dibangun dengan fasilitas modern berpadu dengan konsep Smart City. Sejak 2016, pembangunan ekonomi dan pengembangan teknologinya bertransformasi dari IT ke IoT.
Visi besarnya adalah Smart Digital Nation dan menjadi aktor utama dalam market IoT dunia. Hasil berbagai lembaga survey dunia melaporkan bahwa Taiwan memiliki kapasitas dan kapabilitas #1 dalam riset, desain, dan manufaktur, khususnya semikonduktor, optoelektronik, dan bioteknologi. Excellency Taiwan dipacu oleh 3 kawasan Taiwan Science Park yang mampu menghasilkan produk-produk kelas dunia.
Dari segi kualitas pendidikan dan riset, Taiwan memiliki belasan universitas dengan rangking Dunia dan puluhan universitasnya masuk top rangking Asia, dibuktikan dengan rangking publikasi International terindex SCI (Science citation index) menempati posisi 16 dunia. Serta jika dilihat dari jumlah patent-nya, Taiwan menjadi negara urutan ke-5 yang mendapatkan U.S patent dan teraplikasi di industri.
Yang Mulia Bapak Presiden RI,
Apa sebenarnya yang ingin kami mohonkan atas uraian di atas?
Semakin meningkatnya jumlah pelajar Indonesia di Taiwan dari tahun ke tahun harus mendapat bantuan pengelolaan dan monitoring dari pemerintah Indonesia. Prestasi akademis kami tentu disertai oleh permasalahan akademis dan birokrasi kampus tempat kami belajar. Dan pada beberapa persoalan yang dihadapi mahasiswa, kami merasa punya hak untuk mendapat pendampingan pemerintah Indonesia, dan logika lain kami, pemerintah Indonesia juga memiliki kepentingan untuk memanfaatkan peluang terbukanya pendidikan Taiwan akhir-akhirnya ini.
Apalagi semakin banyaknya lembaga pendidikan Indonesia, baik milik pemerintah maupun swasta yang datang ke Taiwan untuk melakukan kerjasama, seperti yang terakhir ada sekitar 700 MoU antara 24 universitas NU dan 40 Taiwan's unversity. Â Kerjasama-kerjasama tersebut kami rasa akan cepat membuahkan hasil dan manfaat bagi Indonesia jika ada peran pemerintah sebagai katalisator terciptanya produk-produk kerjasama tersebut, bukan sekedar sleeping MoU.
Di lain pihak, peluang pasar besar Indonesia dan terbukanya pendidikan Taiwan juga dimanfaatkan oleh para pelaku bisnis perantara pendidikan untuk meraup keuntungan. Bukan tanpa masalah, tapi dalam kenyataan sering timbul masalah terutama pada program double-track "kuliah dan magang industri", dan mayoritas pelajar Indonesia yang dirugikan.
Yang Mulia Bapak Presiden RI,
Memang telah ada perwakilan dagang dan ekonomi indonesia yang diwakili oleh KDEI (Kantor Dagang dan Ekonomi Indonesia, Taipei), namun sepengetahuan kami tidak ada bidang khusus yang menangani pendidikan. Ada bantuan urusan pendidikan yang disematkan di bidang Pariwisata dan Perhubungan KDEI, namun itupun tidak berjalan optimal karena dijabat oleh pelaksana tugas yang merangkap jabatan lain. Kami sangat sadar bahwa memang bukan core-business KDEI untuk urusan pendidikan, sehingga perlu alternatif lain.
Dalam pemikiran sederhana kami, pendidikan sama pentingnya dengan urusan perdagangan dan ekonomi. Bahkan pendidikan lebih penting karena menjadi faktor fundamental kemajuan sebuah bangsa.