Yang Terhormat Bapak Ir.Joko Widodo
Presiden Republik Indonesia,
Joko Widodo
Menyimak tema hari pendidikan 2018 "Menguatkan Pendidikan, Memajukan Kebudayaan" memberikan makna mendalam dan motivasi kuat untuk kami, 6000 pelajar Indonesia di Taiwan
 Pertama, Menguatkan pendidikan berarti meningkatkan kualitas pendidikan nasional secara berkelanjutan. Dan kedua, menguatkan pendidikan juga berarti upaya merevitalisasi peran pendidikan nasional sebagai faktor pendorong utama percepatan kesejahteraan bangsa dan transformasi Indonesia dari negara berkembang menjadi negara maju. Pemahaman akan makna itulah kemudian menyadarkan akan peran penting kami sebagai cendikiawan bangsa, seperti peran Chinese-American Scientist dan Chinese Academia of science dalam proses transformasi China (RRC) menjadi negara ekonomi maju dan Adidaya saat ini.
Yang Mulia bapak Presiden RI,
Enam Ribu (6000) mahasiswa Indonesia di Taiwan, per 2018, adalah jumlah yang masih terlalu sedikit jika dibandingkan dengan pelajar China di US pada tahun 1980-an, karena pada rentang 1985-2005 atas peran salah satunya dari Chinese-American Scientist terlahir 40.000 Doktor Chinese. Tapi kami yakin didorong oleh target ambisius Taiwan untuk menarik minat foreign student untuk belajar di Taiwan yang fantastis, 100.000 mahasiswa asing pada 2020.
Berbagai skema beasiswa dan fellowship telah disiapkan pemerintah Taiwan dengan market yang dibidik adalah Indonesia, Malaysia, Thailand, Vietnam, Philipin,dan India. Dan Indonesia termasuk primadona, sebanyak 30 persen dari target nasional Taiwan adalah pelajar Indonesia, sebagaimana sering dipaparkan oleh pemerintah Taiwan dalam penjelasan "New southbond policy", maka target jumlah doktor Indonesia akan cepat tercapai.
Tentu ini sangat menguntungkan bagi Indonesia. Pertama, alokasi biaya bantuan pendidikan melalui LPDP akan lebih banyak lagi menjangkau para pelajar Indonesia karena sebagian pelajar Indonesia telah ter-cover oleh beasiswa dari negara lain.
Dan kedua, akan semakin banyak pelajar Indonesia yang mendapatkan pendidikan berkualitas di negara maju, dan mendapatkan pengalaman merasakan denyut kemajuan bangsa lain sebagai motivasi memajukan bangsa sendiri.
Yang Mulia Bapak Presiden RI,
Taiwan termasuk negara ke-22 dengan GDP per capita tertinggi didunia, kota-kotanya dibangun dengan fasilitas modern berpadu dengan konsep Smart City. Sejak 2016, pembangunan ekonomi dan pengembangan teknologinya bertransformasi dari IT ke IoT.
Visi besarnya adalah Smart Digital Nation dan menjadi aktor utama dalam market IoT dunia. Hasil berbagai lembaga survey dunia melaporkan bahwa Taiwan memiliki kapasitas dan kapabilitas #1 dalam riset, desain, dan manufaktur, khususnya semikonduktor, optoelektronik, dan bioteknologi. Excellency Taiwan dipacu oleh 3 kawasan Taiwan Science Park yang mampu menghasilkan produk-produk kelas dunia.
Dari segi kualitas pendidikan dan riset, Taiwan memiliki belasan universitas dengan rangking Dunia dan puluhan universitasnya masuk top rangking Asia, dibuktikan dengan rangking publikasi International terindex SCI (Science citation index) menempati posisi 16 dunia. Serta jika dilihat dari jumlah patent-nya, Taiwan menjadi negara urutan ke-5 yang mendapatkan U.S patent dan teraplikasi di industri.
Yang Mulia Bapak Presiden RI,
Apa sebenarnya yang ingin kami mohonkan atas uraian di atas?
Semakin meningkatnya jumlah pelajar Indonesia di Taiwan dari tahun ke tahun harus mendapat bantuan pengelolaan dan monitoring dari pemerintah Indonesia. Prestasi akademis kami tentu disertai oleh permasalahan akademis dan birokrasi kampus tempat kami belajar. Dan pada beberapa persoalan yang dihadapi mahasiswa, kami merasa punya hak untuk mendapat pendampingan pemerintah Indonesia, dan logika lain kami, pemerintah Indonesia juga memiliki kepentingan untuk memanfaatkan peluang terbukanya pendidikan Taiwan akhir-akhirnya ini.
Apalagi semakin banyaknya lembaga pendidikan Indonesia, baik milik pemerintah maupun swasta yang datang ke Taiwan untuk melakukan kerjasama, seperti yang terakhir ada sekitar 700 MoU antara 24 universitas NU dan 40 Taiwan's unversity. Â Kerjasama-kerjasama tersebut kami rasa akan cepat membuahkan hasil dan manfaat bagi Indonesia jika ada peran pemerintah sebagai katalisator terciptanya produk-produk kerjasama tersebut, bukan sekedar sleeping MoU.
Di lain pihak, peluang pasar besar Indonesia dan terbukanya pendidikan Taiwan juga dimanfaatkan oleh para pelaku bisnis perantara pendidikan untuk meraup keuntungan. Bukan tanpa masalah, tapi dalam kenyataan sering timbul masalah terutama pada program double-track "kuliah dan magang industri", dan mayoritas pelajar Indonesia yang dirugikan.
Yang Mulia Bapak Presiden RI,
Memang telah ada perwakilan dagang dan ekonomi indonesia yang diwakili oleh KDEI (Kantor Dagang dan Ekonomi Indonesia, Taipei), namun sepengetahuan kami tidak ada bidang khusus yang menangani pendidikan. Ada bantuan urusan pendidikan yang disematkan di bidang Pariwisata dan Perhubungan KDEI, namun itupun tidak berjalan optimal karena dijabat oleh pelaksana tugas yang merangkap jabatan lain. Kami sangat sadar bahwa memang bukan core-business KDEI untuk urusan pendidikan, sehingga perlu alternatif lain.
Dalam pemikiran sederhana kami, pendidikan sama pentingnya dengan urusan perdagangan dan ekonomi. Bahkan pendidikan lebih penting karena menjadi faktor fundamental kemajuan sebuah bangsa.
Jika Pemerintah RI mampu menempatkan Perwakilan Perdagangan dan ekonomi sebagai representasi Atase perdagangan, maka logika sederhana kami Pemerintah RI akan juga mampu mencarikan jalan alternatif sebagai ganti representasi Atase pendidikan RI di Taiwan yang tidak ada hubungan diplomatik.
Yang Mulia Bapak Presiden,
Harapan besar kami sepenuhnya kami serahkan kebijaksanaan pemerintah RI, karena kami sangat mengetahui aspek rasionalitas politik yang sekarang diambil pemerintah RI dan berbagai pertimbangan lain. Tentu pemerintah RI lebih mengetahui daripada kami. Akhir kata, kami menyampaikan terima kasih atas perhatian Bapak Presiden atas harapan kami sebagai anak bangsa.
Hormat kami,
Ketua PPI Taiwan,
Sutarsis,
Mahasiswa S3 National Central University, ROC
email: sutarsis2@gmail.com
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H