Mohon tunggu...
Sutarno Drs
Sutarno Drs Mohon Tunggu... Guru - Arsitek Jiwa

Mengajar dan Menulis

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Berani Sabar di Masa Sukar

8 November 2021   11:43 Diperbarui: 17 November 2021   12:40 175
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Kesabaran harus dibangun dari suatu pemahaman bahwa untuk bisa menolong peserta didik maka terlebih dahulu harus bisa menolong diri sendiri. Kesadaran menjadi manusia pembelajar sangat penting dilakukan dengan banyak bertanya kepada guru-guru muda atau belajar dari tutorial yang disediakan oleh youtube. Saya menjalaninya dengan sabar.  Saya harus berproses sebelum memroses orang lain. Tiada hari tanpa bertanya, tiada hari tanpa belajar, karena belajar itu halal dan dapat dilakukan sepanjang hayat, di semua tempat dan kesempatan. Melek teknologi menjadi keharusan. Ketrampilan menjadi senjata menghadapi lawan. Dunia virtual menjadi sahabat yang memajukan. Ini semua perlu kesabaran. Beruntungnya saya diberikan kesabaran yang lebih oleh Tuhan. Situasi boleh sukar tapi selalu ada jalan keluar.

Waktu menjadi saksi, ketika pengetahuan dan keterampilan terkuasai dengan baik, tentu sangatlah mudah untuk mengubah perilaku pembelajaran dengan menghadirkan sebuah pembelajaran yang berbasis media elektronik yang dikenal dengan istilah PJJ ( Pembelajaran Jarak Jauh ). Laptop atau handphone menjadi "dewa" penolong yang memerdekakan dari situasi keterbatasan komunikasi dan relasi.

Pada awalnya saya dan peserta didik merasa proses pembelajaran secara vitual menjadi beban, selain butuh ketrampilan yang memadai  terkadang membosankan. Kehadirannya kurang diminati karena terkesan merepotkan dan melelahkan.  Paradigma ini harus diubah dengan sebuah kemampuan berkreasi yang bernuansa seni. Secara kontinu saya melakukan edukasi kepada para peserta didik tentang pentingnya bersahabat dengan situasi pandemi dengan pendekatan teknologi. 

Sekalipun saya sadar bahwa setiap pendelegasian tugas, pengerjaan hingga penilaian akan menjadi tantangan yang tidak mudah untuk dihadapi. Kebersamaan menjadi garda terdepan dalam menyikapi perubahan. Seiring dengan waktu, saya tidak terlalu banyak mengalami kesulitan, ketika mengedepankan prinsip komunikasi efektif dua arah. Komunikasi dibangun dengan prinsip saling belajar dan berbagi, bukan indoktrinasi yang membebani.

Banyak kisah dan cerita menarik dalam proses pembelajaran selama pandemi . Sebagai guru, saya sadar bahwa ini kesulitan bersama, maka harus dihadapi bersama-sama juga baik itu guru maupun siswa , bahkan terkadang melibatkan orang tua. Lalu apa yang bisa saya lakukan, siswa lakukan ? Menata diri, berkompromi dengan situasi lalu melangkah sekecil apapun. Bukankah melangkah itu harapan suatu pencerahan ? Sebagai guru saya harus membangun harapan di tengah kesulitan pembelajaran. Ketakutan kehilangan masa depan peserta didik harus dijawab dengan keterampilan. Merdeka mengajar dan belajar menjadi "roh" yang menggerakkan kreativitas. Saatnya untuk tidak takut mencoba, tidak takut untuk merdeka dan terus berkarya. Inilah makna berani sabar dalam situasi sukar.

Menjadi guru itu pasti, menjadi aktor, itu baru seru. Walaupun selama ini saya adalah salah satu aktor di depan kelas bagi anak didik saya. Tetapi menjadi aktor di youtube, bermimpi pun tidak terpikirkan. Transformasi menjadi kunci perubahan diri sebagai langkah antipasi situasi yang serba sukar di masa pandemi. Pengalaman pertama saya menjadi aktor youtube sangat menegangkan karena tanpa pengalaman, hanya modal kemauan dan tekad yang membaja. 

Seiring dengan waktu dan tuntutan pembelajaran " asyncronus" maka menjadi aktor dadakan adalah keharusan yang menyenangkan. Kesulitan jaman memanggil menjadi bermain peran dalam setiap pembelajaran. Seperti halnya menyajikan sebuah masakan lezat dengan daya tariknya, maka materi yang tekstual harus diracik, ditambahkan dengan berbagai bumbu dan aroma menarik sehingga pembelajaran menjadi kontekstual dan aktual. Sebagai guru diperlukan kemampuan menjadi "koki" yang handal. Materi harus tersaji apik dan menarik, syukur-syukur bisa menggelitik.  

Sebagai guru pembelajar, saya mencoba menghadirkan sebuah kreativitas dalam pembelajaran "daring". Kemauan dan kemampuan bertemu menjelma menjadi keberanian. Saya mulai berani membuat konten-konten materi pembelajaran berbasis teknologi. Youtube menjadi arena kreasi dan saji pendalaman materi. Sebagai contoh, ketika menyampaikan materi "Nasionalisme Indonesia" saya membuat konten di youtube dengan cara menulis dan membacakan sebuah karya puisi .

Saya memberi ruang dialog antara hati peserta didik dengan negaranya melalui tulisan dan membaca puisi. Menjadi pendongeng ketika menyajikan materi pentingnya belajar sejarah. Saya mendorong mereka menjadi penutur sejarah kehidupan manusia. Menjadi orator yang meledak-ledak ketika menyajikan materi pentingnya bela negara bagi siswa. 

Saya menginspirasi peserta didik mengkritisi bangsa dengan bijak dan mencari solusi demi kebaikan negerinya. Menjadi sosok tokoh  presiden Soekarno ketika membaca teks proklamasi dan memaknai dalam kehidupan sehari-hari. Saya memberikan ruang bermain peran menirukan suara Bung Karno dengan segala atributnya sehingga nuansa kemerdekaan yang heroik itupun dirasakan. 

Menjadi presenter pembaca berita nasional ketika menjelaskan suatu materi yang agak sulit dipahami, atau bahkan membuat podcast ketika menyajikan materi cerita kemerdekaan di kalangan anak muda, dan lain-lainnya. Bahkan sangat berkesan ketika bersama siswa dan guru memaknai kemerdekaan Indonesia tahun 2021 Agustus dengan menjadi pembicara secara virtual.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun