Mohon tunggu...
Sutanto Wijaya
Sutanto Wijaya Mohon Tunggu... Freelancer - Certified Professional Coach (CPC), Freelance Writer

Certified Professional Coach (CPC), Freelance Writer

Selanjutnya

Tutup

Film Pilihan

Peaceful Warrior, a Story of Wisdom and Mindfulness

19 Juli 2020   16:41 Diperbarui: 19 Juli 2020   16:39 440
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Image credit: Amazon.com

Socrates: "Where are you, Dan?"

Dan         : "Here..."

Socrates: "What time is it?"

Dan         : "Now..."

Socrates: "What are you?"

Dan         : "This moment..."

Peaceful Warrior adalah sebuah film drama inspirasional yang terinsipirasi dari kisah nyata. Film ini diadaptasi dari novel bestseller 'Way of the Peaceful Warrior' karangan Dan Millman, yang juga menjadi tokoh utama dalam film ini.

Dan merupakan seorang atlit senam berbakat di Universitas California at Berkeley yang sedang berjuang untuk lolos kualifikasi menjadi bagian dari tim senam AS yang akan berlomba di Olimpiade.

Belakangan hidup Dan dipenuhi oleh "sleepless nights", hari-hari dimana dia terbangun di tengah malam karena mimpi buruk yang sama. Di dalam mimpi tersebut, kakinya hancur pada saat menyentuh kanvas  setelah melakukan salto.

Di dalam mimpi itu juga, dia selalu melihat sosok yang menggunakan sepasang sepatu yang berbeda di kaki kiri dan kanannya. Tapi di dalam mimpinya Dan hanya melihat bagian kaki dari sosok misterius tersebut, tidak pernah melihat wajahnya.

Suatu hari setelah sesi mimpi buruk yang kembali membangunkannya di tengah malam, Dan memutuskan untuk pergi ke sebuah service station yang terdiri dari mini market, SPBU sekaligus bengkel. Di situ dia bertemu orang tua penjaga service station tersebut yang anehnya memakai sepasang sepatu seperti yang sering dilihat Dan di dalam mimpinya.

Ketika hendak meninggalkan area service station, orang tua penjaga tempat tersebut yang sebelumnya  dilihat Dan sedang duduk di depan mini market, tiba-tiba dalam sekejap telah berada di atas atap gedung. Ketika Dan bertanya kepada orang tua tersebut bagaimana dia bisa melakukannya, orang tua tersebut tidak menjawab dan akhirnya Dan memutuskan untuk pergi.

Tapi rasa penasarannya ditambah gangguan tidur yang dialaminya membuat Dan terus kembali ke service station tersebut dan akhirnya berteman dan menjadi murid dari orang tua bijak yang disebutnya Socrates karena tidak pernah mengetahui nama aslinya.

Waktu yang dihabiskannya bersama si tua bijak inilah yang mengubah hidupnya selamanya, termasuk membantunya melewati kecelakaan fatal yang sempat membuatnya divonis tidak akan pernah bisa menjadi atlit senam lagi.

Tulisan ini bukan bermaksud menjadi sinopsis film tersebut, tapi untuk berbagi kebijaksanaan-kebijaksanaan yang bisa diambil dari tontonan inspirasional ini. Antara lain:

Be present. Sadarilah, nikmatilah dan hargailah saat ini. Saya yakin ini bukan hal baru yang Anda dengar. Tapi dari waktu ke waktu kita memang perlu diingatkan, atau lebih penting lagi mengingatkan diri sendiri tentang hal ini. Setiap hari pikiran kita selalu dibombardir oleh pikiran tentang masa lalu atau masa depan yang membuat kita tidak pernah benar-benar hidup di moment paling nyata dan berharga yang ada di depan mata, saat ini.

Terkadang kita makan dengan terburu-buru karena mengejar waktu, faktor kebiasaan dan lain sebagainya sampai-sampai kita tidak benar-benar menikmati apa yang kita santap.

Kita tidak enjoy pekerjaan kita karena memang sebenarnya tidak suka bidang pekerjaan tersebut, atau karena pikiran kita yang sudah terpaku dengan deadline di masa depan.

Kita seringkali berjalan melewati sebuah taman tanpa bisa menikmati keindahan taman tersebut, dan tidak menyadari semua aktifitas yang sedang terjadi di situ. Keluarga yang sedang berpiknik di taman tersebut, seekor anjing yang sedang asyik bermain frisbee dengan pemiiknya, sekelompok anak muda yang sedang bercanda, dan sebagainya.

Mata dan pikiran terlalu sibuk menatap dan berpikir ke masa depan, atau di hari-hari gelap, mata kita hanya bisa menatap ke bawah dengan pikiran terpancar ke masa lalu yang penuh penyesalan.

Bukalah pikiran, mata dan telinga untuk menyadari dan menghargai semua yang sedang terjadi saat ini. There is never nothing going on. Tapi kebijaksanaan 'Be Present' ini memang memerlukan latihan seumur hidup seperti diungkapkan tokoh Socrates dalam film ini, tidak semudah membalikkan telapak tangan.

Lalu, bagaimana kalau saat ini bukanlah saat yang baik? Bagaimana kalau seandainya kita sedang mengalami hal yang membuat kita sakit hati? Menurut Socrates, yang bisa kita lakukan adalah menerimanya dengan besar hati, apapun hal yang terjadi dan menimpa kita.

Banyak hal dalam hidup yang terjadi di luar kendali kita, karena itu kita harus belajar menerima bahwa kita tidak bisa mengendalikan semua hal sesuai dengan kemauan kita. Kecelakaan, jatuh sakit, patah hati dan kekecewaan lainnya merupakan bagian dari "pelatihan kehidupan" untuk membuat kita tabah dan kuat.

Paradox. Hidup ini adalah sebuah misteri. Banyak hal yang terjadi yang terkadang sulit kita mengerti. Daripada menghabiskan waktu overthinking dan mencoba menganalisa berlebihan, jalani saja kehidupan sebaik-baiknya.

Humor. Milikilah selera humor, terutama terhadap diri sendiri. Ada teori yang mengatakan bahwa kemampuan untuk menertawakan diri sendiri adalah suatu bentuk kedewasaan. Terkadang diri kita sendirilah kritikus yang paling kejam. Don't take yourself too seriously, laugh a little. Tertawa merupakan resep kebahagiaan.

Change. Change is the only constant. Kehidupan akan selalu berubah. Fakta hari ini belum tentu akan menjadi fakta di masa depan. Apapun yang terjadi kita harus bisa belajar untuk beradaptasi.

The happiness in life lies in the journey, not the destination. Hidup adalah tentang menikmati perjalanan, bukan mencapai tujuan. Karena tidak ada jaminan tujuan yang berhasil kita capai akan membawa kebahagiaan. 

Semoga jiwa peacfeul warrior bisa hidup dalam diri kita semua.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Film Selengkapnya
Lihat Film Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun