Di suatu persimpangan, Darma berbelok ke timur. Hanya kerusakan dan kehancuran yang dilihatnya di sepanjang jalan. Darma terus melarikan sepedanya dengan pikiran campur aduk. Apa yang harus kulakukan? Darma ingin membantu, tapi mulai dari mana? Terlalu banyak kerusakan yang dilihatnya. Tentulah kerusakan dan kehancuran itu juga menelan korban nyawa yang tidak sedikit.
Tidak terasa, Darma tiba di Pleret. Di daerah ini, jejak-jejak hantaman gempa semakin jelas di depan mata. Kalau tadi Darma melihat hanya satu dua rumah yang ambruk, kini di matanya hanya terlihat satu dua rumah yang masih tegak berdiri. Perkampungan yang tadinya dipadati rumah-rumah penduduk, kini terlihat seperti lapangan luas yang dihiasi hamparan reruntuhan bangunan.
(bersambung)
Cerita ini fiktif belaka. Apabila ada kesamaan nama, tempat, dan peristiwa, hanyalah kebetulan belaka dan bukan merupakan kesengajaan.
© Sutan Hartanto
Hak cipta dilindungi undang-undang. All Rights Reserved
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI