Tantangan
Tantangan saya adalah bagaimana menciptakan suasana yang aman untuk bersikap kritis, menyampaikan pendapat terhadap suatu kejadian. Tentu saja Cerita Pendek sebagai karya fiksi adalah hal yang aman karena itu cerita rekaan. Siswa diberikan kondisi kompleksitas tema, karena sarat simbolisme dan makna ganda yang mengundang multi interpretasi. Sehingga memicu diskusi mendalam, ruang argumentasi harus di isi dengan bukti dan fakta yang digali dari cerita dengan membandingkan dari berbagai sudut pandang siswa.
Siswa diajak untuk terampil berpikir kritis, menganalisis teks, mengidentifikasi masalah, merumuskan hipotesis, mencari solusi logis. Â Menautkannya dengan kehidupan nyata. Sehingga siswa melihat tautan kongkrit antara sastra sebagai cermin realitas dunia nyata.
Meningkatkan motivasi belajar berkolaborasi karena tafsir karya tidak bisa dilakukan secara subjektif dan suasana pasif.
Aksi
Penerapan Kasih Sayang dan Model Pembelajaran Berbasis Masalah (PBL) dalam Pembelajaran
1. Membangun Hubungan yang Positif
- Sambutan Hangat dan Pribadi: Saya memulai setiap pertemuan dengan sapaan yang ceria dan panggilan nama siswa. Hal ini membuat siswa merasa dihargai dan lebih nyaman berada di kelas.
- Apresiasi terhadap Usaha Siswa: Setiap upaya siswa, baik itu bertanya, menjawab, atau berpartisipasi dalam diskusi, selalu saya apresiasi. Pujian lisan dan ekspresi wajah yang positif sangat efektif dalam meningkatkan kepercayaan diri siswa.
- Menanamkan Nilai Saling Menghargai: Saya secara aktif menanamkan nilai saling menghargai dan mendukung di antara siswa. Misalnya, dengan mengajak siswa untuk saling membantu ketika mengalami kesulitan.
2. Penerapan Model Pembelajaran Berbasis Masalah (PBL)
- Pemilihan Masalah yang Relevan: Saya memilih masalah atau kasus yang relevan dengan kehidupan sehari-hari siswa dan materi pembelajaran. Hal ini membuat siswa lebih termotivasi untuk mencari solusi.
- Pembentukan Kelompok: Saya membagi siswa menjadi kelompok-kelompok kecil yang heterogen untuk mendorong kerja sama dan saling belajar.
- Pemberian Waktu untuk Eksplorasi: Saya memberikan waktu yang cukup bagi siswa untuk mengeksplorasi masalah, mengumpulkan informasi, dan merumuskan solusi.
- Fasilitasi Diskusi: Selama proses diskusi, saya berperan sebagai fasilitator yang membantu siswa mengarahkan pemikiran mereka dan memberikan umpan balik yang konstruktif.
- Presentasi Hasil: Setiap kelompok diberi kesempatan untuk mempresentasikan hasil diskusi mereka. Hal ini mendorong siswa untuk mengomunikasikan ide-ide mereka dengan jelas dan percaya diri.
Integrasi Kasih Sayang dalam PBL
- Menciptakan Suasana Belajar yang Aman: Saya menciptakan suasana kelas yang aman dan nyaman sehingga siswa merasa bebas untuk bertanya dan mengungkapkan pendapat.
- Memberikan Umpan Balik yang Konstruktif: Saya memberikan umpan balik yang fokus pada upaya siswa, bukan hanya pada hasil akhir.
- Menghargai Perbedaan Pendapat: Saya mengajarkan siswa untuk menghargai perbedaan pendapat dan belajar dari satu sama lain.
Contoh Penerapan PBL dengan Materi Cerita Pendek Kafka "Di Hadapan Hukum":
- Masalah: Mengapa tokoh dalam cerita tersebut terus berusaha mencapai pintu tanpa pernah berhasil? Apa makna simbolis dari pintu tersebut?
- Kegiatan: Siswa dibagi menjadi kelompok dan diminta untuk menganalisis cerita, mencari informasi tambahan tentang Kafka dan konteks sejarahnya, serta merumuskan berbagai interpretasi terhadap cerita.
- Presentasi: Setiap kelompok mempresentasikan hasil diskusi mereka, kemudian kelas melakukan diskusi kelas untuk membahas berbagai perspektif.
Hasil