Walau sudah 79 tahun Negara Indonesia merdeka dari penjajahan “Bangsa Penjajah” (Belanda, Inggris, Prancis dan Jepang), namun sangat disayangkan, Keraton Kuto Besak masih tetap di fungsikan sebagai sebuah Benteng Pertahanan dan terus menjadi sebuah Markas Komando Militer (Kesehatan). Hal ini juga diperparah dengan adanya tulisan besar didinding depan bangunan Keraton Kuto Besak tsb., dengan tulisan sangat besar bernama “Benteng Kuto Besak” yang menjadi penanda bahwa bangunan ini tetap difungsikan sebagai sebuah Benteng Pertahanan, sehingga dengan publikasi melalui tulisan itu, masyarakat terus memahamnya hanyalah sebagai sebuah benteng pertahanan.
Padahal, menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), Benteng Pertahanan adalah bangunan tempat berlindung atau bertahan dari serangan musuh. Nah… dizaman yang damai sekarang ini, apakah masih ada musuhnya... dan apakah di Kota Palembang yang besar dan sangat berkembang dibidang ekonomi dan budaya saat ini masih ada musuh yang siap menyerang…
Disamping penjelasan diatas, "Keraton Kuto Besak" ini juga adalah sebuah Istana atau Keraton dan tempat tinggal dari seorang "Pahlawan Nasional" yaitu Sultan Mahmud Badaruddin II, yang juga merupakan Sultan ke-7 dari Kesultanan Palembang Darussalam. Nama beliau juga disematkan sebagai nama Bandara Internasional di Palembang, yaitu Bandar Udara Sultan Mahmud Badaruddin II atau Bandara SMB II.
Untuk itulah diperlukan perhatian dan kesadaran semua stakeholder terkait atas bangunan “Keraton Kuto Besak” di Palembang ini, bahwa bangunan Keraton Kuto Besak yg tetap masih di kaburkan sebagai dan hanya sebuah Benteng Pertahahan, perlu dilestarikan kembali menjadi sebuah Cagar Budaya bernilai tinggi yang dapat menjadi sebuah Ikon atau Simbol Kota Palembang sebagai sebuah bangunan peninggalan penting dan strategis dari leluhurnya, "Kesultanan Palembang Darussalam", yang tentu saja akan sangat bermanfaat sekali dibidang Pendidikan Sejarah, Budaya dan Pariwisata jika dibandingkan sekarang yang hanya dipergunakan sebagai sebuah kantor instansi militer saja…
"SELAMAT HARI PAHLAWAN, 10 NOPEMBER 2024", Bangsa Yang Besar Adalah Bangsa Yang Menghargai Jasa Pahlawannya...
Sumber :
- Dr. Farida W. Wargadalem, Buku “Kesultanan Palembang Dalam Pusaran Konflik (1804-1825)
- HG Sutan Adil, Buku “Perang Benteng, Perang Maritim Terbesar Abad 17 dan 19 di Palembang
- Tim Lembaga Kajian Melayu “Majelis Reboan”, Buku “Hikayat Palembang”
*) Penulis adalah Pemerhati dan Peneliti Sejarah dari Sutanadil Institute
Bogor, 3 Nopember 2024
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H