Mohon tunggu...
HG Sutan Adil
HG Sutan Adil Mohon Tunggu... Sejarawan - Pemerhati dan Peneliti Sejarah dari Sutanadil Institute

Pemerhati dan Penulis Sejarah, Ekonomi, Sosial, Politik. Telah menulis dua buku sejarah populer berjudul Kedatuan Srivijaya Bukan Kerajaan Sriwijaya dan PERANG BENTENG, Perang Maritim Terbesar Abad 17 dan 19 di Palembang. (Kontak 08159376987)

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Kuto Besak, Sebuah Keraton di Masa Kesultanan Palembang Darussalam Menjadi Benteng Pertahanan di Masa Penjajahan Belanda

3 November 2024   08:01 Diperbarui: 3 November 2024   08:06 376
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Kuto Besak, Dari Keraton Menjadi Benteng // Sumber : Sutanadil Institute

Walau sudah 79 tahun Negara Indonesia merdeka dari penjajahan “Bangsa Penjajah” (Belanda, Inggris, Prancis dan Jepang), namun sangat disayangkan, Keraton Kuto Besak masih tetap di fungsikan sebagai sebuah Benteng Pertahanan dan terus menjadi sebuah Markas Komando Militer (Kesehatan). Hal ini juga diperparah dengan adanya tulisan besar didinding depan bangunan Keraton Kuto Besak tsb., dengan tulisan sangat besar bernama “Benteng Kuto Besak” yang menjadi penanda bahwa bangunan ini tetap difungsikan sebagai sebuah Benteng Pertahanan, sehingga dengan publikasi melalui tulisan itu, masyarakat terus memahamnya hanyalah sebagai sebuah benteng pertahanan.

Tulisan Besar
Tulisan Besar "Benteng Kuto Besak" didinding tembok depan BKB // Sumber : Sutanadil Institute 

Padahal, menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), Benteng Pertahanan adalah bangunan tempat berlindung atau bertahan dari serangan musuh. Nah… dizaman yang damai sekarang ini, apakah masih ada musuhnya... dan apakah di Kota Palembang yang besar dan sangat berkembang dibidang ekonomi dan budaya saat ini masih ada musuh yang siap menyerang…

Disamping penjelasan diatas, "Keraton Kuto Besak" ini juga adalah sebuah Istana atau Keraton dan tempat tinggal dari seorang "Pahlawan Nasional" yaitu Sultan Mahmud Badaruddin II, yang juga merupakan Sultan ke-7 dari Kesultanan Palembang Darussalam. Nama beliau juga disematkan sebagai nama Bandara Internasional di Palembang, yaitu Bandar Udara Sultan Mahmud Badaruddin II atau Bandara SMB II.

Foto Pahlawan Nasional, Sultan Mahmud Badaruddin II (SMB II), sejak th. 1822 M diasingkan ke Ternate // Sumber : Sutanadil Institute
Foto Pahlawan Nasional, Sultan Mahmud Badaruddin II (SMB II), sejak th. 1822 M diasingkan ke Ternate // Sumber : Sutanadil Institute

Untuk itulah diperlukan perhatian dan kesadaran semua stakeholder terkait atas bangunan “Keraton Kuto Besak” di Palembang ini, bahwa bangunan Keraton Kuto Besak yg tetap masih di kaburkan sebagai dan hanya sebuah Benteng Pertahahan, perlu dilestarikan kembali menjadi sebuah Cagar Budaya  bernilai tinggi yang dapat menjadi sebuah Ikon atau Simbol Kota Palembang sebagai sebuah bangunan peninggalan penting dan strategis dari leluhurnya, "Kesultanan Palembang Darussalam", yang tentu saja akan sangat bermanfaat sekali dibidang Pendidikan Sejarah, Budaya dan Pariwisata jika dibandingkan sekarang yang hanya dipergunakan sebagai sebuah kantor instansi militer saja…

"SELAMAT HARI PAHLAWAN, 10 NOPEMBER 2024", Bangsa Yang Besar Adalah Bangsa Yang Menghargai Jasa Pahlawannya...

Sumber :

  • Dr. Farida W. Wargadalem, Buku “Kesultanan Palembang Dalam Pusaran Konflik (1804-1825)
  • HG Sutan Adil, Buku “Perang Benteng, Perang Maritim Terbesar Abad 17 dan 19 di Palembang
  • Tim Lembaga Kajian Melayu “Majelis Reboan”, Buku “Hikayat Palembang”

*) Penulis adalah Pemerhati dan Peneliti Sejarah dari Sutanadil Institute

Bogor, 3 Nopember 2024

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun