Mohon tunggu...
HG Sutan Adil
HG Sutan Adil Mohon Tunggu... Sejarawan - Pemerhati dan Peneliti Sejarah dari Sutanadil Institute

Pemerhati dan Penulis Sejarah, Ekonomi, Sosial, Politik. Telah menulis dua buku sejarah populer berjudul Kedatuan Srivijaya Bukan Kerajaan Sriwijaya dan PERANG BENTENG, Perang Maritim Terbesar Abad 17 dan 19 di Palembang. (Kontak 08159376987)

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Sultan Mahmud Badaruddin Jayawikrama, Penemu dan Penambang Timah Pertama di Pulau Bangka Belitung

20 September 2024   08:00 Diperbarui: 20 September 2024   08:05 583
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Buku Alih Bahasa Hikayat Palembang // Sumber : Sutanadil Institute

Atas penemuan dan Penambangan Timah secara massif diatas, maka Pulau Bangka Belitung ini menjadi sangat penting dan strategis bagi SMB I dan Kesultanan Palembang Darussalam. Ditambah dengan hasil sumber alam lainnya yang ada dalam wilayahnya di Sumatera Bagian Selatan secara umum, maka  SMB I mempunyai penghasilan yang melimpah dan juga dikenal sebagai tokoh pembangunan yang modernis baik dalam bidang fisik, juga bidang ekonomi dan  sosial.

Sketsa (Jaekes) Keraton Kuto Tengkuruk, yang berada di samping kiri Keraton Kuto Besak (Kanan), Th. 1811 // Sumber : KITLV 
Sketsa (Jaekes) Keraton Kuto Tengkuruk, yang berada di samping kiri Keraton Kuto Besak (Kanan), Th. 1811 // Sumber : KITLV 

Pembangunan yang dilakukannya mempunyai visi modern, religius, dan monumental, seperti ; Komplek Pemakaman Gubah Talang Kerangga (1728), Komplek Pemakaman Gubah Kawah Tengkurep (1728), Keraton Kuto Tengkuruk (1737) dan Masjid Agung Palembang tahun 1748 M. SMB I wafat pada Sabtu Malam, 3 Muharam 1171 H atau 17 September 1757 M dalam usia 68 Tahun. Beliau dimakamkan di Komplek Pemakaman Gubah Kawah Tengkurep di daerah Lemabang dan oleh karena itulah beliau dikenal juga sebagai Sunan Lemabang.  

 Masjid Agung Palembang dibangun th. 1738 // Sumber : Sutanadil Institute
 Masjid Agung Palembang dibangun th. 1738 // Sumber : Sutanadil Institute

Komplek Pemakaman Gubah Kawah Tengkurep // Sumber : Sutanadil Institute
Komplek Pemakaman Gubah Kawah Tengkurep // Sumber : Sutanadil Institute

Dimasa Sultan-sultan selanjutnya, Pulau Bangka Belitung terus di kelola sebagai pusat pertambangan timah dan menjadi komoditi ekspor penting ke Batavia  bersama dengan komoditi lainnya, sesuai dengan perjanjian perdagangan yang telah dibuat bersama dengan VOC. Juga untuk menjaga hubungan baik antara Ibukota Palembang dan Pulau Bangka Belitung ini, hampir semua Sultan selanjutnya meminang putri bangsawan Bangka Belitung sebagai salah satu Istrinya.

Sumber : Tjarita Bangka, Hikayat Palembang dan jurnal dari  Bambang Haryo Suseno “Tata Pemerintahan Masa Lampau di Pulau Bangka Berbasis Telaah Manuskrip Tjarita Bangka” Kapita Selekta Penulisan Sejarah Lokal Tahun 2022

*) Penulis adalah Pemerhati dan Peneliti Sejarah dari Sutanadil Institute

Bogor, 20 September 2024

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun