Maka daripada itu, setelah itulah nama bangunan Istana/Keraton Kuto Besak, selanjutnya dikenal dengan nama Benteng Kuto Besak (BKB) sampai saat ini dan sangat disayangkan sekali, setelah periode Kemerdekaan sekarang ini, BKB ini pun tetap dialih fungsikan juga dan dipergunakan sebagai Kantor Kesehatan Komado Daerah Militer II Sriwijaya.
Sejarah Keberadaan Istana dan Keraton Kesultanan Palembang Darussalam ini sebenarnya sudah banyak dan sering dibahas oleh para Sejarawan Lokal, Nasional maupun Internasional sebagai “Milik dan Dibangun Sendiri” oleh Sultan dari Kesultanan Palembang Darussalam dan disertai juga dengan banyak sumber primer sejarahnya.
Adalah William Thorn, seorang perwira Kerajaan Inggris, yang pada tahun 1812 M, ikut serta dalam ekspedisi penyerangan East India Company (EIC) atau Kerajaan Inggris ke Palembang, saat itu telah membuat sketsa peta jantung Kota Palembang itu, dan dicatat dalam bukunya "The Conquest of Java" yang terbit pada tahun 1815. Dalam buku tersebut Thorn juga membuat denah lengkap dan detail keraton Kesultanan Palembang.
Dari catatan Torn ini, jelas beliau menyebutkannya sebagai sebuah Istana Sultan atau Keraton untuk tempat tinggal para sultan, dan tidak pernah menyebutkannya sebagai sebuah Benteng Pertahanan. William Torn jelas merinci detailnya lokasi beberapa bangunan yang ada didalam Keraton ini, sepert keberadaan; Istana Sultan, Kepuntren, Gerbang Utama, Pasebahan dan ruang tempat menerima tamu.
Djohan Hanafiah (Alm), seorang Sejarawan Palembang yang menuliskannya dalam buku "Kuto Besak, Upaya Kesultanan Palembang Menegakkan Kemerdekaan" terbitan tahun 1989, juga mengungkapkan tentang adanya keberadaan Istana Sultan dari Kesultanan Palembang Darussalam ini dan malah menyebutkan adanya dua Keraton kembar saat itu, yaitu adanya keberadaan Keraton Kuto Besak dan Keraton Kuto Kecik atau Keraton Tengkuruk di sebelah BKB ini. Dan dengan jelas juga mencerikan peralihan fungsi Keraton menjadi benteng pertahan oleh Kolonialis Belanda, juga dalam buku lainnya.
Dari uraian singkat diatas jelas sekali bahwa Benteng Kuto Besak (BKB) dahulunya adalah sebuah Istana atau Keraton resmi serta tempat tinggal dari para Sultan di Kesultanan Palembang Darussalam.
Untuk lebih jelasnya tentang keberadaan Keraton atau sekarang disebut Benteng Kuto Besak (BKB) ini dan Sejarah Umum lainnya tentang Kerajaan Palembang dan Kesultanan Palembang Darussalam, dapat dibaca di buku "Perang Benteng, Perang Maritim Terbesar abad 17 dan 19 di Palembang" karya HG Sutan Adil atau beberapa Video di Channel Youtube, True Back History Official (https://www.youtube.com/@truebackhistoryofficial4204 )
Selanjutnya penulis berharap agar semua pihak atau stake holder sejarah terkait di Palembang dan pemerintah pusat untuk mulai melakukan proses pengembaliaan fungsi Benteng Kuto Besak (BKB) ini kembali menjadi sebuah Istana atau Keraton Kesultanan Palembang Darussalam, sebagaimana yang sudah dicontohkan oleh Benteng Marlborough di Bengkulu dan Benteng Vredeburg di Yogyakarta yang sudah diserahkan kepada Kemendikbud sebagai murni Cagar Budaya dan dipergunakan sebagaimana mestinya.