Mohon tunggu...
HG Sutan Adil
HG Sutan Adil Mohon Tunggu... Sejarawan - Pemerhati dan Peneliti Sejarah dari Sutanadil Institute

Pemerhati dan Penulis Sejarah, Ekonomi, Sosial, Politik. Telah menulis dua buku sejarah populer berjudul Kedatuan Srivijaya Bukan Kerajaan Sriwijaya dan PERANG BENTENG, Perang Maritim Terbesar Abad 17 dan 19 di Palembang. (Kontak 08159376987)

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Anomali Sejarah Benteng (Keraton) Kuto Besak di Palembang

20 Februari 2024   07:00 Diperbarui: 20 Februari 2024   07:20 1138
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Buku The Conquest Of Java, karya William Torn // Sumber : Sutanadil Institute

Maka daripada itu, setelah itulah nama bangunan Istana/Keraton Kuto Besak, selanjutnya dikenal dengan nama Benteng Kuto Besak (BKB) sampai saat ini dan sangat disayangkan sekali, setelah periode Kemerdekaan sekarang ini, BKB ini pun tetap dialih fungsikan juga dan dipergunakan sebagai Kantor Kesehatan Komado Daerah Militer II Sriwijaya.

Benteng Kuto Besak // Sumber : Sutanadil Institute
Benteng Kuto Besak // Sumber : Sutanadil Institute

Sejarah Keberadaan Istana dan Keraton Kesultanan Palembang Darussalam ini sebenarnya sudah banyak dan sering dibahas oleh para Sejarawan Lokal, Nasional maupun Internasional sebagai “Milik dan Dibangun Sendiri” oleh Sultan dari Kesultanan Palembang Darussalam dan disertai juga dengan banyak sumber primer sejarahnya.  

Buku The Conquest Of Java, karya William Torn // Sumber : Sutanadil Institute
Buku The Conquest Of Java, karya William Torn // Sumber : Sutanadil Institute

Adalah William Thorn, seorang perwira Kerajaan Inggris, yang pada tahun 1812 M, ikut serta dalam ekspedisi penyerangan East India Company (EIC) atau Kerajaan Inggris ke Palembang, saat itu telah membuat sketsa peta jantung Kota Palembang itu, dan dicatat dalam bukunya   "The Conquest of Java" yang terbit pada tahun 1815. Dalam buku tersebut Thorn juga membuat denah lengkap dan detail keraton Kesultanan Palembang.

Denah Keraton Kuto Besak // Sumber : Buku The Conquest Of Java
Denah Keraton Kuto Besak // Sumber : Buku The Conquest Of Java

Dari catatan Torn ini, jelas beliau menyebutkannya sebagai sebuah Istana Sultan atau Keraton untuk tempat tinggal para sultan, dan tidak pernah menyebutkannya sebagai sebuah Benteng Pertahanan. William Torn jelas merinci detailnya lokasi beberapa bangunan yang ada didalam Keraton ini, sepert keberadaan; Istana Sultan, Kepuntren, Gerbang Utama, Pasebahan dan ruang tempat menerima tamu.

Djohan Hanafiah (Alm), seorang Sejarawan Palembang yang menuliskannya dalam buku "Kuto Besak, Upaya Kesultanan Palembang Menegakkan Kemerdekaan" terbitan tahun 1989, juga mengungkapkan tentang adanya keberadaan Istana Sultan dari Kesultanan Palembang Darussalam ini dan malah menyebutkan adanya dua Keraton kembar saat itu, yaitu adanya keberadaan Keraton Kuto Besak dan Keraton Kuto Kecik atau Keraton Tengkuruk di sebelah BKB ini. Dan dengan jelas juga mencerikan peralihan fungsi Keraton menjadi benteng pertahan oleh Kolonialis Belanda, juga dalam buku lainnya.

Buku Kuto Besak Upaya Kesultanan Palembang Menegakkan Kemerdekaan, Karya Djohan Hanafiah // Sumber : Sutanadil Institute 
Buku Kuto Besak Upaya Kesultanan Palembang Menegakkan Kemerdekaan, Karya Djohan Hanafiah // Sumber : Sutanadil Institute 

Dari uraian singkat diatas jelas sekali bahwa Benteng Kuto Besak (BKB) dahulunya adalah sebuah Istana atau Keraton resmi serta tempat tinggal dari para Sultan di Kesultanan Palembang Darussalam.

Untuk lebih jelasnya tentang keberadaan Keraton atau sekarang disebut Benteng Kuto Besak (BKB) ini dan Sejarah Umum lainnya tentang Kerajaan Palembang dan Kesultanan Palembang Darussalam, dapat dibaca di buku "Perang Benteng, Perang Maritim Terbesar abad 17 dan 19 di Palembang" karya HG Sutan Adil atau beberapa Video di Channel Youtube, True Back History Official (https://www.youtube.com/@truebackhistoryofficial4204 )

Buku
Buku "Perang Benteng, Perang Maritim Tebesar Abad 17 dan 19 di Palembang" // Sumber : Sutanadil Institute

Selanjutnya penulis berharap agar semua pihak atau stake holder sejarah terkait di Palembang dan pemerintah pusat untuk mulai melakukan proses pengembaliaan fungsi Benteng Kuto Besak (BKB) ini kembali menjadi sebuah Istana atau Keraton Kesultanan Palembang Darussalam, sebagaimana yang sudah dicontohkan oleh Benteng Marlborough di Bengkulu dan Benteng Vredeburg di Yogyakarta yang sudah diserahkan kepada Kemendikbud sebagai murni Cagar Budaya dan dipergunakan sebagaimana mestinya.

Lukisan Keraton Kuto Besak // Sumber : Sutanadil Institute
Lukisan Keraton Kuto Besak // Sumber : Sutanadil Institute

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun