Mohon tunggu...
HG Sutan Adil
HG Sutan Adil Mohon Tunggu... Sejarawan - Pemerhati dan Peneliti Sejarah dari Sutanadil Institute

Pemerhati dan Penulis Sejarah, Ekonomi, Sosial, Politik. Telah menulis dua buku sejarah populer berjudul Kedatuan Srivijaya Bukan Kerajaan Sriwijaya dan PERANG BENTENG, Perang Maritim Terbesar Abad 17 dan 19 di Palembang. (Kontak 08159376987)

Selanjutnya

Tutup

Palembang

Palembang "Kota Tertua" di Indonesia dan Segudang Julukan Hebat Lainnya

17 Juni 2023   06:00 Diperbarui: 17 Juni 2023   06:47 1621
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

PALEMBANG "KOTA TERTUA" DI INDONESIA dan SEGUDANG JULUKAN HEBAT LAINNYA

Oleh : HG Sutan Adil

Belum banyak masyarakat yang tahu bahwa Kota Palembang merupakan "Kota Tertua" di Indonesia yang sudah berusia 1340 tahun, per tanggal 17 Juni 2023  ini. Hal ini dapat dilihat di buku berjudul "Asal-usul kota-kota di Indonesia Tempo Doeloe" tulisan Zaenudin HM, seorang Jurnalis Senior Rakyat Merdeka Group (Holding Jawa Pos Group). Baru disusul oleh Kota Salatiga, Kota Kediri, dan kota lain di Indonesia selanjutnya.

Tanggal pendirian Kota Palembang ini juga adalah hasil musyawarah lembaga terkait dan telah ditetapkan dengan Surat Keputusan Walikota Palembang saat itu, Bp. RHA. A. Rifai Tjek Yan, dengan No. 57/UM/WK Tanggal 6 Mei 1972.

Penetapan hari jadi ini merujuk kepada Prasasti Kedukan Bukit yang berangka tahun 682 M, yang diperkirakan merupakan peninggalan Kedatuan Sriwijaya. Prasasti itu dianggap sebagai monumen proklamasi tentang pendirian Ibukota Kedatuan Sriwijaya di sebuah wilayah yang sekarang dikenal dengan Kota Palembang.

Dalam perkembangannya, Kota Palembang menjadi saksi kejayaan dan keruntuhan berbagai peradaban besar, mulai masa Kejayaan Kedatuan Sriwijaya, Kekuasaaan Demang Lebar Daun, kebesaran Kerajaan Palembang yang mulai membesarkan agama islam,  hingga Kesultanan Palembang Darussalam yang bercorak pemerintahan Islam.

Dok. Sutanadil Institute
Dok. Sutanadil Institute

Kota Palembang juga merupakan salah satu "Kota Pusaka" di Indonesia, hal ini disebabkan karena kota Palembang banyak diketemukan prasasti peninggalan atau situs kuno yang diperkirakan peninggalan zaman Kedatuan Sriwijaya maupun peninggalan sejarah yang sudah dapat dipastikan ada pada zaman Kerajaan dan Kesultanan Palembang Darusalam yang tersebar di beberapa titik dalam Kota Palembang dan sekitarkan.

Selain sebagai Kota Tertua dan menjadi Kota Pusaka, Palembang juga sering disebut sebagai "Venice from east" atau Venesia dari Timur, ini dikarenakan Palembang banyak memiliki sungai besar dan kecil serta daerah yang sebagian besar wilayahnya juga dipenuhi dengan rawa rawa. Dengan dasar inilah sehingga pada tahun 2005, Presiden Susilo Bambang Yudhoyono mencanangkan Kota Palembang sebagai "Kota Wisata Air" atau "City of Water Tour".

Pencanangan Kota Wisata Air ini dapat dibuktikan dengan keberadaan banyak sungai besar dan ratusan anak sungai yang sejak dulu mengaliri wilayah Palembang dan sekitarnya, sehingga Palembang sering juga disebut sebagai negeri "Batang Hari Sembilan", karna ada sekitar 9 (Sembilan) sungai besar yang berhilir disekitar Palembang, yaitu ; Sungai Musi, Sungai Ogan, Sungai Kemering, Sungai Lematang, Sungai Lakitan, Sungai Kelingi, Sungai Bliti, Sungai Rawas, dan  Sungai Batanghari Leko, serta banyak lagi sungai kecil lainnya yang mengelilingi Kota Palembang.

HG Sutan Adil dan Pangeran Puspokesumo dari Kesultanan Palembang Darussalam.
HG Sutan Adil dan Pangeran Puspokesumo dari Kesultanan Palembang Darussalam.

Kota Palembang memiliki sederet julukan lainnya, seperti lantaran dikelilingi oleh sekitar 117 sungai, akhirnya di masa kolonial Belanda, orang Belanda menjuluki Palembang sebagai "De Stad der Twintig Eilanden" atau Kota Dua Puluh Pulau. Julukan lainnya, "Indische Venetie" (Venesia dari Hindia) dan "De Stad des Vredes" (Kota Damai) yang tampaknya menginspirasi  jargon kota Palembang saat ini yaitu  Palembang Darussalam, yaitu negeri yang Aman, Damai dan Sejahtera.

Asal kata Palembang sendiri diyakini dari nenek moyang masyarakat palembang adalah berasal dari dua kata dalam Bahasa Melayu, yaitu "Pa" dan "Limbang". Pa merujuk pada sebuah tempat atau keadaan, sedangkan Limbang merujuk pada kegiatan melimbang atau mengayak untuk memisahkan sesuatu benda dengan sumbernya. Kegiatan mengayak ini merupakan pekerjaan khas penduduk anak sungai musi, yaitu sungai tatang dalam melimbang emas. Lembang juga bisa diartikan sebagai rawa-rawa, Sehingga Palembang itu sendiri bisa diartikan sebagai suatu tempat yang digenangi oleh air atau berawa2.

Dengan begitu banyaknya julukan yang disematkan kepada Kota Palembang ini, maka sudah selayaknya Palembang juga harus serius dalam mengembangkan Wisata Air dan Wisata Sejarah, disamping Wisata Kuliner yang memang sudah terkenal.

Apalagi dengan julukan "Kota Tertua" di Indonesia ini, maka pemerintah dan perencana pembangunan di kota Palembang bisa lebih serius lagi membangun Kota Pusaka ini dan mengelola Cagar Budaya agar  dapatlah tercapai sistem manajerial perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi yang baik berkaitan dengan pelindungan, pengembangan dan pemanfaatan cagar budaya sebagai sumber daya budaya bagi kepentingan yang luas.

DIRGAHAYU KE-1340 KOTA PALEMBANG DARUSSALAM

Dok. Sutanadil Institute
Dok. Sutanadil Institute

*) Penulis adalah Pemerhati dan Peneliti Sejarah dari Sutanadil Institute

Bogor, 14 Juni 2023

Blog        :  https://www.kompasiana.com/sutanadilinstitute9042

Email      :  gustav.acommerce98@gmail.com

FB           :  https://www.facebook.com/sutan.adil

Youtube :  https://www.youtube.com/@truebackhistoryofficial4204

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Palembang Selengkapnya
Lihat Palembang Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun