Mohon tunggu...
HG Sutan Adil
HG Sutan Adil Mohon Tunggu... Sejarawan - Pemerhati dan Peneliti Sejarah dari Sutanadil Institute

Pemerhati dan Penulis Sejarah, Ekonomi, Sosial, Politik. Telah menulis dua buku sejarah populer berjudul Kedatuan Srivijaya Bukan Kerajaan Sriwijaya dan PERANG BENTENG, Perang Maritim Terbesar Abad 17 dan 19 di Palembang. (Kontak 08159376987)

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Universitas Dharmapala, Universitas Tertua di Dunia

21 Januari 2023   13:42 Diperbarui: 21 Januari 2023   13:56 2202
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Telah terbit Buku "Kedatuan Srivijaya bukan Kerajaan Sriwijaya" karya HG Sutan Adil

3. Putuskan hubungan mereka dengan leluhurnya, katakan bahwa leluhurnya itu bodoh dan primitif.

Pemikir perancis yang anti-kolonial, Frantz Fanon,menguraikan bagaimana kolonialisme menghancurkan budaya dan karakter rakyat yang dijajah dan akibatnya rakyat di negara jajahannya ditingalkan dalam kebingungan intelektual dan hilang kesejatian indentitas diri.

Upaya pembodohan terhadap bangsa Indonesia adalah kejahatan terbesar Kolonialis Belanda terhadap bangsa  indonesia saat ini. Di antaranya yaitu penulisan dan pencatatan sejarahnya. Sementara bangsa ini "Gagal" merekonstruksi sejarah leluhurnya,"Gagap" membaca bukti bukti fisik yang sudah jelas di depan mata, hanya pandai mengamini sejarah yang ditulis hanya berdasar "Perkiraan" Para Filolog Kolonialis Belanda

Bangsa besar ini harus bisa  merekonstruksi sejarah leluhurnya, dan tidak harus "Gagap" dan rendah diri atas sejarah yang ditulis hanya berdasar "Perkiraan" oleh para Filolog Kolonialis saja, karena mereka juga dalam mengambil kesimpulan, juga bisa dilakukan secara dramaturgi, yaitu membuat narasi yang penuh dengan bumbu cerita, seperti apa yang dilakukan oleh Ferrand (1864-1935).

 *) Penulis adalah Pemerhati dan Peneliti Sejarah dari Sutanadil Institute

Bogor, 30  Maret 2021

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun