Mohon tunggu...
Susy Ayu
Susy Ayu Mohon Tunggu... Lainnya - Penulis dan pelukis

Penulis buku puisi Rahim Kata Kata dan buku kumpulan cerpen Perempuan Di Balik Kabut

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Perempuan Perempuan

7 Februari 2014   17:34 Diperbarui: 24 Juni 2015   02:03 20
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Perempuan Perempuan

di mana kau sembunyikan tulang rusuk Adam

ia terkapar di Canaan dengan tubuh yang kemarau

sebab ingatan tentang sebuah perpisahaan dengan Hawa

lebih menyakitkan dari pada perpisahan itu sendiri

perempuan perempuan

kau bisa saja menjadi Sayuri

es krim yang melumer melekat di permukaan bibirnya

mengulur jilatan membangitkan minat untuk menjadi geisha

lima belas ribu yen terasa lengket di antara dua kakinya

pada sebuah lelang mizuage yang boleh saja mengantarkan rasa bangga

atau kau memilih menjadi Maria dari Betania

dengan tulus merunduk di hadapan seorang tukang kayu yang cuma punya jubah

mencuci kaki di ujung jubah itu dengan minyak yang harumnya menggetarkan

serta membasuh dengan rambut yang kemilaunya mengetuk hati

meski laki laki itu adalah Isa,

dan bisa saja ada perempuan lain yang membasuh kaki Isa

namun orang telah menulis nama Maria dari Betania adalah pelacur

jika bukan Maria, pilih saja Theodora

pelacur paling piawai yang tak terpuaskan oleh Adam manapun

ia tidak hanya menderikkan ranjang

tetapi panggung politik Romawi berada di lekuk dada dan selangkangan

jika terlalu sulit, bagaimna dengan Yasmin?

perempuan bersuami yang terkekang oleh norma

namun ia mengimaninya

ia hanya pelacur untuk suaminya yang humanis;

seorang yang mirip seniman

mungkin penyair atau pelukis

yang menempatkan manusia di atas segala-segalanya

yang dalam banyak kesempatan mengabaikan kekangan-kekangan

termasuk juga aturan Tuhan yang diimaninya

di dalam dunia masing-masing mereka saling kesepian

saat mereka mencari obat untuk menyembuhkan sepi

mereka saling menyakiti

masih ada Elsya jika kau mau

perempuan sintal yang dadanya tegak menuding langit

dan menawan seorang yang mirip seniman

mungkin penyair atau pelukis

didekati, diakarabi lalu dimesrainya

pada lingkar normatif ia adalah perempuan simpanan

tapi baginya ia adalah perempuan paling beruntung

sebab ia dan seniman adalah sepasang kekasih yang bahagia

meskipun tidak saling menguasai tubuh mereka satu sama lain

perempuan perempuan

mereka berkerumun seperti serangga

teratur, massif, tak tercegah, tak berperasaan

tapi di sebalik itu adalah wajah dengan air muka yang sama denganmu

wajah yang menyimpan angan-angan juga kecemasan

sama dengan harapan dan ketakutanmu

perempuan perempuan

tidak ada cara lain menghadapi itu semua

kecuali dengan menjadi diri sendiri

****

dimuat dalam buku puisi Susy Ayu "Rahim Kata-Kata"

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun