Mohon tunggu...
Susi Susanti
Susi Susanti Mohon Tunggu... Mahasiswa - mahasiswa

hobi membaca dan mendengarkan lagu

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Teori Tentang Terbentuknya Alam Semesta (Big Bang) Dalam Perspektif Islam Dan Al- Qur'an

2 Juni 2024   12:35 Diperbarui: 2 Juni 2024   12:41 200
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Susi Susanti

Ahmad Wahidi, S.Ag.,SIP.,M.Pd.I

susisusanti9767@gmail.com

Abstrak

Dalam Islam banyak sekali teori yang membahas mengenai awal dari terbentuknya alam semesta. Salah satu teori yang mengkaji mengenai pembentukan alam semesta ini adalah teori Bing Bang. Teori Big Bang (ledakan dahsyat) merupakan sebuah peristiwa yang menyebabkan terbentuknya alam semesta berdasarkan kajian kosmologi mengenai bentuk awal dan perkembangan alam semesta. Dalam perspektif Islam, terdapat berbagai interpretasi tentang teori Big Bang yang sesuai dengan prinsip-prinsip keagamaan. Beberapa ulama dan cendekiawan Islam menafsirkan bahwa teori Big Bang sejalan dengan keyakinan bahwa alam semesta memiliki awal yang diciptakan oleh Allah SWT. Mereka melihat bahwa konsep penciptaan alam semesta dari ketiadaan sesuai dengan pemahaman tentang kekuasaan mutlak Allah SWT. dalam menciptakan segala sesuatu. Adapun beberapa ulama yang menafsirkan ayat-ayat Al-Qur'an yang berkaitan dengan teori Big Bang, yaitu Ibnu Khatir. Beliau adalah seorang musafir terkenal, yang menafsirkan beberapa ayat Al-Qur'an yang menunjukkan kekuasaan Allah SWT. dalam penciptaan alam semesta, yang saling berkaitan dengan teori Big Bang. Ini sering dihubungkan dengan ayat-ayat Al-Quran yang menyatakan kekuasaan Allah SWT. dalam menciptakan alam semesta. Dalam teori Big Bang ini, sudah telah banyak diisyaratkan di dalam Al-Quran jauh sebelum teori Big Bang ini ditemukan, oleh karena itu, semua teori ini sangat berkaitan dengan agama Islam sebagaimana yang tercantum dalam al-Qur'an, hadis, maupun penafsiran para ulama.

Kata kunci: Teori Big Bang, Perspektif Islam, Penafsiran Ulama

Pendahuluan

Teori Big Bang adalah salah satu model kosmologis yang menjelaskan asal-usul alam semesta. Kosmologis adalah pendekatan yang mempelajari dan mendukung Teori Big Bang berfokus pada asal-usul dan evolusi alam semesta dari kondisi yang sangat panas dan padat sekitar 13,8 miliar tahun yang lalu. Misalnya pada teori Big Bang ini membahas bagaimana alam semesta berkembang, dan apa yang mungkin terjadi pada alam semesta di masa depan.

Teori Big bang adalah teori ilmu pengetahuan yang menjelaskan perkembangan dan bentuk awal dari alam semesta. Menurut teori ini, alam semesta berasal dari suatu ledakan kosmik yang sangat besar dan mengalami perluasan sejak saat itu. Pada saat itu, seluruh materi dan energi alam semesta terkonsentrasi dalam satu titik yang sangat kecil yang kemudian mengalami ledakan besar (Big Bang) dan mulai mengembang. Proses pengembangan ini terus berlanjut hingga saat ini, menciptakan struktur-struktur besar seperti galaksi, bintang, dan planet.

Teori big bang dikemukakan pertama kali oleh Abbe Georges Lemaitre, yaitu seorang kosmolog yang berasal dari Belgia sekitar tahun 1927. Menurut Georges, alam semesta ini awalnya berasal dari sebuah gumpalan superatom yang berbentuk bola api yang berukuran sangat kecil. Gumpalan bola api ini memiliki massa jenis yang luar biasa tinggi dan memiliki suhu sekitar kurang lebih 1 triliyun derajat celcius.

Pada tahun 1929, Edwin Hubble, astronom Amerika Serikat, mengamati bahwa galaksi-galaksi di alam semesta ini semakin menjauh satu sama lain, menunjukkan bahwa alam semesta mengalami perluasan. Edwin Hubble juga menjelaskan bahwa galaksi-galaksi bergerak menjauh dari kita, menunjukkan bahwa alam semesta sedang mengembang. Temuan ini mendukung teori Big Bang dan menyatakan bahwa alam semesta ini tidak dalam keadaan tetap, tetapi mengalami evolusi sepanjang waktu.

Menurut teori Big Bang, alam semesta ini berasal dari sebuah keadaan yang dimana titik volume mengalami penyempitan, tetapi memiliki energi yang sangat besar. Pada suatu ketika mengalami goncangan atau ledakan yang sangat besar yang tidak diketahui penyebabnya sehingga terjadilah perluasan hingga terpisah-pisah hingga membentuk alam semesta ini.

Berdasarkan ayat al-Qur'an, digambarkan bahwa bumi pada mulanya menempel atau menyatu dengan kumpulan galaksi yang lain beserta planet-planet atau benda-benda langit lainnya dalam sebuah bola besar. Lalu bumi yang ada di bagian celah bola besar tersebut, akibat letusan bola besar ini terbanting dan bagian bumi yang menempel tadi menjadi cekungan lautan dan samudra, serta sebagian lain yang terkena dentuman besar itu pun juga menjadi cekungan pula, lalu bola besar itu membelah, terbongkar, serta membengkak hingga pecah mengeluarkan dengannya termasuk air. Hasil pemecahan bola besar itulah yang kemudian menjadi benda-benda langit atau galaksi-galaksi selain bumi.

Al-Qur'an telah banyak menambahkan studi baru mengenai terbentuknya alam semesta ini. Pembahasan mengenai bagaimana alam semesta yang tak terbatas tempat kita tinggal ini berbentuk, bagaimana keseimbangan, keselarasan dan keteraturan jagat raya ini berkembang, bagaimana bumi ini menjadi tempat tinggal yang tepat dan terlindung bagi kita. Seperti yang sudah terdapat dalam Al-Qur'an QS. As-Sajdah ayat 4.

      

"Allah yang menciptakan langit dan bumi dan apa yang ada di antara keduanya dalam enam masa, kemudian Dia bersemayam di atas 'Arsy. Bagimu tidak ada seorang pun penolong maupun pemberi syafaat selain Dia. Maka apakah kamu tidak memperhatikan?"

 Selain itu, juga terdapat dalam QS. Al-Anbiya ayat 30

"Apakah orang-orang kafir tidak mengetahui bahwa langit dan bumi, keduanya, dahulu menyatu, kemudian Kami memisahkan keduanya dan Kami menjadikan segala sesuatu yang hidup berasal dari air? Maka, tidakkah mereka beriman?"

           Dari kedua ayat di atas dapat disimpulkan bahwa sebelum adanya teori Big Bang ini al-quran telah menjelaskan mengenai siapa yang menciptakan alam semesta ini dan untuk apa alam semesta ini diciptakan. Kemudian pada QS Al- Anbiya dijelaskan bagaimana bentuk awal dari alam semesta. Yang kemudian mengalami pemisahan atau ledakan sehingga terbentuklah alam semesta seperti yang sekarang ini. Adapun beberapa tafsiran para ulama mengenai teori Big Bang ini, salah satunya adalah Ibn Kathir (1301-1373 M). Beliau menafsirkan beberapa ayat Al-Qur'an yang menunjukkan kekuasaan Allah dalam penciptaan alam semesta. 

Metode Penelitian 

Pada penelitian ini, metode yang digunakan yaitu metode kualitatif. Metode kualitatif merupakan metode yang fokus pada pengamatan yang mendalam, yang dilakukan dengan mengumpulkan, menganalisis, dan menuangkan ide serta gagasan yang telah diolah menjadi satu kesatuan dari beberapa referensi. Proses ini merupakan upaya menggali lebih dalam mengenai informasi secara kritis, analistis, dan argumentatif dengan menggunakan langkah yang ilmiah.

Teknik pengumpulan data yaitu dengan menggunakan berbagai referensi seperti buku, jurnal, artikel maupun referensi-referensi lainnya. Selanjutnya adalah analisis data yang dikumpulkan secara mendalam dan teliti. Data yang telah di analisis kemudian dihubungkan sesuai dengan topik permasalahan yang diteliti. Setelah dianalisis dan sesuai dengan topik permasalahan. Terakhir kesimpulan, setelah dipastikan semua sumber data dan diuji kebenarannya dengan teori dan tidak terdapat kesalahan.

Isi Dan Pembahasan

Terbentuknya Alam Semesta Menurut Teori Big Bang

Awal mula konsep teori Big Bang muncul pada awal abad ke-20 melalui pekerjaan fisikawan seperti Georges Lematre dan Alexander Friedmann. Pada tahun 1927, Georges Lematre, seorang imam Katolik dan fisikawan Belgia, mengusulkan gagasan bahwa alam semesta ini semula berada dalam keadaan yang sangat padat dan panas, lalu mengalami perluasan yang disebabkan oleh ledakan besar yang disebut "hypothesis of the primeval atom".

Teori Big Bang adalah suatu teori yang membahas mengenai proses awal terbentuknya alam semesta. Dalam teori Big Bang terbentuknya alam semesta bermula dari suatu ledakan yang sangat besar "Big Bang". Semua benda di alam semesta pada awalnya adalah satu wujud, dan kemudian terpisah-pisah. Alam semesta telah terbentuk melalui ledakan titik tunggal bervolume nol, ledakan inilah yang disebut dengan Big Bang atau ledakan raksasa dari satu titik tunggal, dan membentuk alam semesta kini dengan cara pemisahan satu dari yang lain.

Menurut Georges Lemaitre si penemu teori ini, alam semesta ini di mulai dari gumpalan super atom raksasa yang isinya tidak bisa dibayangkan tetapi diperkirakan seperti bola api raksasa yang suhunya antara 10 miliyar sampai 1 triliun derajat Celsius. Gumpalan super atom itu meledak diperkirakan sekitar 15 miliyar tahun yang lalu. Kemudian ia juga menyatakan bahwa semua benda di alam semesta pada awalnya satu wujud yang kemudian terpisah-pisah. Ini berarti bahwa keseluruhan materi diciptakan melalui ledakan raksasa dari satu titik tunggal, dan membentuk alam semesta.

Dengan adanya ledakan tersebut mengakibatkan langit dan bumi terpisah antara satu dengan lainnya, dan bumi mengalami perluasan secara bertahap dan terus berkembang seiring berjalannya waktu yang kemudian membentuk menjadi bagian-bagian yang sampai sekarang membentuk banyak bentuk sistem di tata surya.

Terbentuknya Alam Menurut Perspektif Islam dan Al-Qur'an 

Dalam perspektif Islam, konsep penciptaan alam semesta yang terkandung dalam Al-Qur'an menunjukkan kesesuaian dengan konsep-konsep yang dijelaskan dalam teori Big Bang. Meskipun Al-Qur'an bukanlah buku sains yang menjelaskan secara rinci fenomena alam semesta, terdapat ayat-ayat yang dapat diinterpretasikan sesuai dengan konsep-konsep dalam teori Big Bang, seperti penciptaan alam semesta dari satu titik atau entitas tunggal, pemisahan langit dan bumi, dan proses evolusi alam semesta.

Teori Bing Bang sering dikaitkan dengan Al-Qur'an. Dalam perkembangannya, teori Big Bang tidak luput dari ayat-ayat Al-Qur'an yang menjelaskan bagaimana bentuk bumi. Tafsiran al-quran seperti yang terdapat pada QS Al-Anbiya ayat 30. 

"Apakah orang-orang kafir tidak mengetahui bahwa langit dan bumi, keduanya, dahulu menyatu, kemudian Kami memisahkan keduanya dan Kami menjadikan segala sesuatu yang hidup berasal dari air? Maka, tidakkah mereka beriman?"

Berdasarkan ayat di atas, dulunya langit dan bumi itu membentuk satu kesatuan. Dalam konteks Big Bang ini dapat diinterpretasikan sebagai bentuk awal bumi yang padat dan panas. Kemudian pada kalimat "Kami Memisahkan Keduanya" diartikan sebagai pemisahan dan pengembangan antara langit dan bumi. Ini sejalan dengan konsep teori Big Bang yang terjadi awal mulanya karena adanya ledakan besar yang kemudian memisahkan antara satu sama lainnya dan bumi menjadi lebih luas.

Berdasarkan ayat di atas pula, digambarkan bahwa bumi pada mulanya menempel atau menyatu dengan kumpulan galaksi yang lain beserta planet-planet atau benda-benda langit lainnya dalam sebuah bola besar. Lalu bumi yang ada di bagian celah bola besar tersebut, akibat letusan bola besar ini terbanting dan bagian bumi yang menempel tadi menjadi cekungan lautan dan samudra, serta sebagian lain yang terkena dentuman besar itu pun juga menjadi cekungan pula, lalu bola besar itu membelah, terbongkar, serta membengkak hingga pecah mengeluarkan dengannya termasuk air. Hasil pemecahan bola besar itulah yang kemudian menjadi benda-benda langit atau galaksi-galaksi selain bumi.

Adapun penafsiran beberapa ulama mengenai ayat-ayat yang dihubungkan dengan konsep Big Bang bervariasi tergantung pada konteks dan interpretasi mereka terhadap Al-Qur'an. Salah satu dari ulama yang menafsirkan mengenai ayat-ayat yang berhubungan dengan teori Big Bang adalah Ibnu Khatir. Beliau menafsirkan beberapa ayat Al-Qur'an yang menunjukkan kekuasaan Allah dalam penciptaan alam semesta. Beliau mencatat bahwa alam semesta ini awalnya dalam keadaan yang padat dan kemudian dipisahkan oleh Allah, yang sesuai dengan konsep perluasan dalam teori Big Bang.

Kesimpulan

Teori Big Bang muncul pada awal abad ke-20 melalui pekerjaan fisikawan seperti Georges Lematre dan Alexander Friedmann. Teori Big Bang adalah suatu teori yang menjelaskan bagaimana proses terbentuknya alam semesta. Di mana dulunya alam semesta ini menyatu dan berbentuk padat dan sangat panas. Hingga terjadilah sebuah ledakan yang sangat dahsyat, yang kemudian memisahkan antara langit dan bumi. Kemudian bumi perluasan akibat dari adanya ledakan tersebut.

Dalam Islam, konsep penciptaan alam semesta yang terkandung dalam Al-Qur'an menunjukkan kesesuaian dengan konsep-konsep yang dijelaskan dalam teori Big Bang. seperti yang terdapat pada QS Al-Anbiya ayat 30. Yang mana jika ditafsirkan akan sangat sesuai seperti apa yang dijelaskan dengan teori Big Bang

Adapun penafsiran beberapa ulama mengenai ayat-ayat yang dihubungkan dengan konsep Big Bang bervariasi tergantung pada konteks dan interpretasi mereka terhadap Al-Qur'an. Salah satu dari ulama yang menafsirkan mengenai ayat-ayat yang berhubungan dengan teori bug bang adalah Ibnu Khatir. Beliau menafsirkan beberapa ayat Al-Qur'an yang menunjukkan kekuasaan Allah dalam penciptaan alam semesta.

Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa teori Big Bang dengan Al-quran sangat berkaitan. Keduanya menjelaskan bagaimana awal mula bentuk bumi hingga bumi mengalami evolusi yang mengakibatkan keduanya terpisah-terpisah menjadi beberapa tata surya. Dalam teori Big Bang ini, sudah telah banyak diisyaratkan di dalam Al-Quran jauh sebelum teori Big Bang ini ditemukan, oleh karena itu, semua teori ini sangat berkaitan dengan agama Islam sebagaimana yang tercantum dalam al-Qur'an, hadis, maupun penafsiran para ulama.

DAFTAR PUSTAKA

Cicilia, Yayuk, dkk, "Analisis Pemahaman Guru MI Tentang Alam Semesta Meluas Dalam Perspektif Islam dan Sains", Jurnal Basicedu, Vol. 4, No. 1, 2020.

Riasanugrahani, Missilliana, "Buku Ajar: Metode Penelitian Kualitatif", Gorontalo: Ideas Publishing, 2023.

"Sejarah Pembuktian Teori Big Bang", 2023, diakses dari

(https://p3k.uma.ac.id/2023/01/17/sejarah-dan-pembuktian-teori-big-bang/)

Uies, Dedeh, "Penafsiran Teori Big Bang Dalam Perspektif A-Qur'an", Jurnal al-Fath, Vol. 10 No. 01, 2016.

Yahya, Harun. "Menyingkap Rahasia Alam Semesta". Bandung: Dzikra, 2002.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun