Mohon tunggu...
Susilo Utomo
Susilo Utomo Mohon Tunggu... Guru - Guru

Susilo Utomo adalah Guru IPA di SMP TNH

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Menjadi Guru Profesional

19 Maret 2024   21:41 Diperbarui: 19 Maret 2024   21:48 178
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
https://www.edukasinfo.com/2022/11/mekanisme-program-penndidikan-profesi.html

Menjadi Guru Profesional: Mengikuti Pendidikan Profesi Guru (PPG) DALJAB (PPG IPA K1.A3)

Pendidikan Profesi Guru (PPG) merupakan program penting bagi guru untuk meningkatkan profesionalisme mereka. Saya, seorang guru biasa yang baru saja lulus menjadi Guru Penggerak di bulan Desember 2023, berkesempatan mengikuti program ini bersama 30 guru lainnya dari berbagai daerah di Indonesia.

PPG terdiri dari dua siklus, yang berfokus pada pendalaman materi, pengembangan perangkat pembelajaran, praktik mengajar (PPL), dan diakhiri dengan dua ujian: Uji Pengetahuan (UP) dan Uji Kinerja (UKIN).

Pada siklus pertama, kami mempelajari materi secara mendalam. Dimulai dengan identifikasi masalah, eksplorasi penyebab, dan penentuan solusi. Kemudian, kami mengembangkan perangkat pembelajaran yang terdiri dari eksplorasi alternatif solusi, penentuan solusi, pembuatan rencana aksi, dan evaluasi.

PPL memberikan kesempatan untuk menerapkan ilmu yang didapat di kelas. Dari pengalaman ini, kami membuat best practice dan mempersiapkan diri untuk Uji Komprehensif.

Kelas PPG terdiri dari 30 orang yang dibagi menjadi 10 kelompok kecil. Saya berada di kelas H bersama Bu Monika, Bu Een, Bu Euis, Bu Nindi, Bu Puji, Bu Laila, Bu Nurul, Pak Egi, Pak Eman, dan Pak Tasman. Masing-masing memiliki ciri khas dan berasal dari daerah yang berbeda, seperti Aceh, Jawa Barat, Maluku, dan Papua.

Tiga bulan bersama mereka merupakan pengalaman luar biasa. Saya berbagi ilmu tentang pembelajaran berdiferensiasi, yang sebelumnya belum mereka kenal. Pengalaman ini memperkaya pengetahuan dan memperkuat kemampuan saya sebagai guru.

Pendidikan Profesi Guru (PPG) membuka gerbang pengetahuan baru bagi saya, salah satunya dalam ranah pembelajaran inovatif, yaitu Problem Based Learning (PBL) dan Project-Based Learning (PjBL). Sebagai Guru Pamong, saya pun tak luput dari kesempatan untuk menyelami kedua model pembelajaran ini.

PPG membekali saya dengan pemahaman mendalam tentang sintak PBL dan PjBL, yang menjadi panduan dalam penerapannya di kelas. Berikut adalah uraian singkatnya:

Sintak PBL:

  1. Orientasi Siswa pada Masalah: Guru memicu rasa ingin tahu dan mengantarkan siswa pada permasalahan yang akan dipecahkan.

  2. Mengorganisasi Siswa untuk Belajar: Guru memfasilitasi pembentukan kelompok belajar dan membagi tugas secara efektif.

  3. Membimbing Penyelidikan Individual maupun Kelompok: Guru berperan sebagai fasilitator, mendorong siswa untuk mencari informasi dan menganalisis masalah secara mandiri maupun berkelompok.

  4. Mengembangkan dan Menyajikan Hasil: Siswa didorong untuk merumuskan solusi kreatif dan mempresentasikannya dengan penuh percaya diri di depan kelas.

  5. Menganalisis dan Mengevaluasi Proses Pemecahan Masalah: Guru dan siswa bersama-sama merefleksikan proses pembelajaran, mengevaluasi efektivitas pemecahan masalah, dan mengambil pelajaran berharga untuk pengembangan diri.

Sintak PjBL:

  1. Menentukan Pertanyaan Mendasar: Guru berkolaborasi dengan siswa dalam merumuskan pertanyaan mendasar yang menjadi fokus utama proyek.

  2. Mendesain Perencanaan Proyek: Siswa dan guru bahu-membahu merancang proyek, menentukan tujuan, merumuskan aktivitas, dan mendefinisikan produk akhir yang ingin dicapai.

  3. Menyusun Jadwal: Siswa diajak untuk menyusun jadwal pelaksanaan proyek yang terstruktur, lengkap dengan pembagian tugas dan target capaian yang jelas.

  4. Monitoring dan Evaluasi: Guru secara aktif memantau perkembangan proyek siswa dan memberikan umpan balik konstruktif secara berkala.

  5. Pengujian Hasil: Siswa mempresentasikan hasil proyek dengan penuh semangat dan dievaluasi berdasarkan kriteria yang telah disepakati sebelumnya.

  6. Evaluasi Pengalaman: Guru dan siswa bersama-sama merenungkan keseluruhan proses pembelajaran melalui proyek, mengidentifikasi kekuatan, kelemahan, dan pelajaran berharga yang dapat dipetik.

PPG tak hanya memperkaya pengetahuan saya tentang PBL dan PjBL, tetapi juga memberikan kesempatan untuk mempraktekkannya secara langsung. Pengalaman ini membuka mata saya terhadap potensi besar kedua model pembelajaran ini dalam meningkatkan prestasi siswa, mendorong pemikiran kritis, dan memupuk keterampilan abad ke-21.

Tiga bulan bersama rekan-rekan Mahasiswa PPG DALJAB bagaikan roller coaster yang penuh dengan rasa. Manis saat berbagi ilmu dan tawa, kecut saat menghadapi tantangan bersama, dan happy saat melihat kemajuan dan kebersamaan yang terjalin.

Pengalaman paling berkesan adalah saat observasi PPL. Saya terpesona melihat variasi model pembelajaran yang diterapkan oleh para guru. Ada yang menggunakan metode ceramah yang dikemas dengan menarik, ada yang memanfaatkan teknologi, dan ada pula yang menerapkan pembelajaran yang berpusat pada siswa.

Yang tak kalah menarik adalah mengamati respon peserta didik. Antusiasme mereka dalam mengikuti pembelajaran menjadi suntikan semangat bagi saya untuk terus belajar dan berinovasi.

Dari pengalaman ini, saya belajar banyak tentang model pembelajaran yang asyik dan inspiratif. Saya pun terdorong untuk menerapkannya di kelas saya nanti. Tak hanya itu, saya juga bersemangat untuk berbagi ilmu dengan rekan-rekan tentang pemanfaatan TPACK, khususnya Google Lens dan game edukasi, dalam pembelajaran.

Pengalaman mengikuti Pendidikan Profesi Guru (PPG) memberikan banyak inspirasi bagi saya. Salah satu yang paling berkesan adalah semangat rekan-rekan seperti Pak Tasman yang bercita-cita menjadi guru di daerah terpencil. Dedikasi mereka untuk mencerdaskan anak bangsa di pelosok negeri begitu menginspirasi saya untuk terus berkarya dan memberikan kontribusi terbaik bagi dunia pendidikan.

PPG membuka mata saya terhadap berbagai model pembelajaran inovatif, seperti Project Based Learning (PBL). Model ini mendorong siswa untuk aktif mencari solusi atas permasalahan yang dihadapi. Saya tertantang untuk menerapkan PBL di kelas saya agar murid-murid terbiasa berpikir kritis dan kreatif dalam menyelesaikan masalah.

Pemanfaatan teknologi dalam pembelajaran juga menjadi fokus utama di PPG. Saya belajar bagaimana menggunakan teknologi untuk membuat pembelajaran lebih menarik dan interaktif. Hal ini penting untuk menciptakan suasana belajar yang riang dan gembira sehingga peserta didik dapat menerima pelajaran dengan baik.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun