Mohon tunggu...
PAK Shoes
PAK Shoes Mohon Tunggu... Lainnya - Ringan, Relevan, dan Refresh

Turut berperan aktif dalam berbagai kegiatan penyuluhan antikorupsi, menulis artikel ringan, berita-berita relevan, dan merefresh berbagai keadaan untuk memunculkan lebih banyak lagi valuenya.

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Bulan Berselimut Kabut

16 Januari 2025   05:17 Diperbarui: 16 Januari 2025   05:17 55
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Bulan...

Bumi pagi tampak temaram...

Tapi indahnya tetap tak terbantahkan...

karena ada aura yang engkau pancarkan..

Kondisi yang sangat logis

untuk membenarkan sikap bermalasan

semua makhluk maunya berdiam diperaduan

karena alam mendukung sebagai kesatuan...

Bulan...

dirimupun turut mencari kehangatan 

dengan berselimutkan kabut, tapi 

kecantikanmu tak pernah pudar...

kabut tipis makin menarik perhatian,

kabut tebalpun tak mampu tutupi

keindahan sempurna Sang Dewi Malam

indah, identitas dirimu....

Bulan...

berselimut kabut...

kau tak pernah bikin gabut..

katika nanamu disebut

semua rasa tertuju

dan berpadu menyatu setuju

tetaplah engkau terindah...

Bulan...

terlanjur melekat setiap indah

mengidentifikasikan dirimu...

semoga tak pernah tercabut...

walau dunia dipenuhi kabut!

Bulan...

bumi ini makin penuh polusi

kabut kemunafikan hampir 

menutupi permukaan pertiwi

bau busuk kecurangan

menusuk masuk semua hidung

mahkluk hidup..

Bulan...

tetaplah menjadi dirimu yang indah

seputih dan semerbak melati..

walau kabut setiap saat menutup...

Bulan....

berselimut kabut...

suasana menjadi berubah indah

ketika engkau disebut....

Bulan...

tetaplah bersinar untuk memberi 

kebahagiaan dan penanda masih

ada kebaikan....

*) Anggota SPK Tulungagung, Paksi Jatimpak

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun