Bulan...
Bumi pagi tampak temaram...
Tapi indahnya tetap tak terbantahkan...
karena ada aura yang engkau pancarkan..
Kondisi yang sangat logis
untuk membenarkan sikap bermalasan
semua makhluk maunya berdiam diperaduan
karena alam mendukung sebagai kesatuan...
Bulan...
dirimupun turut mencari kehangatanÂ
dengan berselimutkan kabut, tapiÂ
kecantikanmu tak pernah pudar...
kabut tipis makin menarik perhatian,
kabut tebalpun tak mampu tutupi
keindahan sempurna Sang Dewi Malam
indah, identitas dirimu....
Bulan...
berselimut kabut...
kau tak pernah bikin gabut..
katika nanamu disebut
semua rasa tertuju
dan berpadu menyatu setuju
tetaplah engkau terindah...
Bulan...
terlanjur melekat setiap indah
mengidentifikasikan dirimu...
semoga tak pernah tercabut...
walau dunia dipenuhi kabut!
Bulan...
bumi ini makin penuh polusi
kabut kemunafikan hampirÂ
menutupi permukaan pertiwi
bau busuk kecurangan
menusuk masuk semua hidung
mahkluk hidup..
Bulan...
tetaplah menjadi dirimu yang indah
seputih dan semerbak melati..
walau kabut setiap saat menutup...
Bulan....
berselimut kabut...
suasana menjadi berubah indah
ketika engkau disebut....
Bulan...
tetaplah bersinar untuk memberiÂ
kebahagiaan dan penanda masih
ada kebaikan....
*) Anggota SPK Tulungagung, Paksi Jatimpak
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H