Mohon tunggu...
PAK Shoes
PAK Shoes Mohon Tunggu... Lainnya - Ringan, Relevan, dan Refresh

Turut berperan aktif dalam berbagai kegiatan penyuluhan antikorupsi, menulis artikel ringan, berita-berita relevan, dan merefresh berbagai keadaan untuk memunculkan lebih banyak lagi valuenya.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Yang Terlupakan dari Suatu Metode Dakwah

31 Desember 2024   06:38 Diperbarui: 31 Desember 2024   06:38 48
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Seorang pimpinan yang disiplin, tegas, adil, berorientasi pada suksesnya amanat yang diemban, bukan pada fasilitas yang disediakan saja, Ia telah berdakwah, dengan keteladanan, dan menebar kebaikan kepada semua bawahan dan institusi lain. Jika karenanya semua anak buah menjadi seperti yang dicontohkan, maka setiap kebaikan bawahannya adalah menjadi ladang pahala baginya. Sebaliknya, jika seorang pemimpin melakukan hal buruk, kemudian bawahanya meniru buruk, maka setiap keburukan yang timbul sesudahnya menjadi sumber dosa yang tak ada putusnya. Hii ngerikan??...

Contoh lain, kasus yang lagi vyral, Keputusan 6,6 tahun kepada Harvey Moeis atas TPK yang mengakibatkan kerugian negara 300 T. Ini juga dakwah bil-hal, namun dalam hal keburukan dan dosa. Dengan keputusan tersebut seolah membenarkan rasionalisasi atas korupsi (sesuai Triangel Theory). Dimana akan tumbuh pemikiran secara luas 'enak dong korupsi sekian banyak hukumannya cuma segitu, masih banyak untungnya dong?'. Kejadian ini juga menguatkan kebenaran GONE Theory, pada Expossure (pengungkapan) atas keputusan tersebut sejatinya telah meracuni pikiran orang banyak (yang integritasnya masih labil), 'ooo ternyata hukumannya cuma segitu'. 

Apresiasi dengan apa yang telah dilakukan oleh Paksi (Penyuluh Antikorupsi), walau tidak sedikit pihak yang mencemooh dengan melemahkan spiritnya, nyinyir, dan merendahkan dengan mengatakan "Tak mungkin korupsi di negeri ini bisa dibersihkan. Sudah menjadi budaya. Yang Paksi lakukan itu sia-sia saja" dan lain sebagainya. Sesungguhnya para Paksi itu telah mengambil salah satu peran dalam dakwah, untuk membangun integritas diri sebagai penangkal korupsi.

Mungkin mereka sedang lupa, bahwa kondisi negeri ini adalah untuk menguji, apakah kita memilih diam yang sama halnya setuju atas korupsi yang mereka lakukan? Atau kita turut berperan dengan kemampuan yang ada pada diri masing-masing? Karena dakwah tidak berfokus pada hasil, maknanya apakah jika belum berdampak dinilai 'gagal'?, bukan itu. Dakwah dihitung valuenya dari pilihan dan tindakan nyata yang kita lakukan. Begitu pula yang dilakukan para Paksi untuk negeri ini.

Dengan demikian anak sekolahpun bisa berdakwah bil-hal dong? Iyes, benar!.. Siswa yang disiplin, rajin, menghormati Guru, dan menyayangi teman, mereka telah berdakwah pada posisinya. Mereka memberi contoh teladan agar lebih banyak siswa yang tertular akhlak mulia.

Kalau begitu.... semua orang bisa berdakwah nih!? Siipp, iya benar banget. Kewajiban dakwah itu diperintahkan kepada setiap muslim jika Allah telah memerintahkan, yakinlah pasti diberi jalan keluar dan kemudahan untuk semua hamba yang beriman kepada-Nya. Terkadang kita sajalah yang membuat sekat sehingga menyempitkan ruang gerak dalam berdakwah. Padahal dakwah itu mudah.

Catatan penting

Ternyata Allah membuka jalan dakwah begitu mudah, maka berhati-hatilah dalam bertindak, atau bertingkah laku, karena semuanya terhitung sebagai suatu bentuk dakwah. Dengan akhlak yang baik, berarti kita telah mendakwahkan kebaikan, sebaliknya dengan tingkah laku yang buruk kita telah mengajak ke jalan keburukan kepada orang lain secara tak langsung. Mari sadari bahwa semua perbuatan kita bisa dilihat orang lain, bahkan anak-anak kita pun merekam dan bisa menirukan.

*) Anggota SPK Tulungagung, Paksi Jatimpak.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun