Salah satu harus mengalah menunggu yang dari arah berlawanan lewat dulu. Seingat saya sensasi melewatinya cukup menakutkan karena jembatan seperti bergoyang-goyang dan memantul mantul kesana kemari seolah-olah mau jatuh saja. Ibu saya tak henti-hentinya berdoa jika sudah berada di atas jembatan itu.Â
Kalau melihat ke bawah akan tampak jurang yang dalam. Hiii.... Ketika sudah SMP hampir setiap tahun saya melewatinya bersama pakdhe menuju Blitar dan Malang jadi lama-lama sudah tidak sebegitu menakutkan lagi. Satu momen lagi yang saya ingat adalah mengantar mempelai sepupu ke Malang (mungkin tahun 1990). Waktu itu bus kami berhenti sebentar di terminal Pronojiwo yang anginnya bertiup kencang sejuk sekali walau tengah hari. Bagi saya itu seperti sebuah keajaiban karena di rumah belum pernah ada tengah hari dengan hawa yang begitu sejuknya.Â
Sampai suatu ketika dibangunlah jembatan Perak Baru yang jauh lebih lebar dan kuat itu ketika saya sudah selesai kuliah dan bisa naik motor sendiri wira wiri Jember-Malang. Bahkan ketika bulan madu, tempat pertama yang saya datangi adalah jembatan ini bersama sang istri tahun 2011 dulu. Entah kenapa saya seperti memiliki ikatan batin dengan kedua jembatan ini.Â
Di sekitarnya ada warung-warung nasi dan penjual buah salak. Kami sempat berhenti makan bakso di sebuah warung lalu foto-foto di atas jembatan. Saya melihat di situ banyak orang berhenti entah sekedar melepas lelah atau hanya berfoto-foto saja. Nah inilah foto-foto 2011 itu (terakhir lewat disitu tahun 2015).Â
Saat itu tentu jembatan Perak Lama sudah tidak difungsikan. Saya tidak tahu waktu itu jika tempat itu ternyata sudah dijadikan obyek wisata walau menurut saya kesannya jadi agak angker karena mungkin logam-logamnya yang terlihat sudah karatan. Dari berita saya mendapatkan kabar kini jika kedua jembatan itu telah hancur.Â
Sedih sekali rasanya karena itu berarti saya sudah takkan bisa berfoto-foto lagi dengan jembatan Perak Lama. Walaupun nantinya akan dibangun jembatan yang baru, rasa-rasanya takkan pernah sama lagi.
 Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H