Mohon tunggu...
susilo ahmadi
susilo ahmadi Mohon Tunggu... Wiraswasta - sekedar menyalur hobi menulis

cuma orang biasa aja

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan

Pengalaman Emak Mendapatkan BPUM (II): Lebih Parah!

5 Agustus 2021   06:56 Diperbarui: 5 Agustus 2021   06:59 197
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Ternyata begitu jam di hape sudah menunjukkan pukul 10 eh masih belum juga ada panggilan. Suasana kadang ramai berjubel di halaman kantor BRI. Gerombolan orang datang dan pergi. Sepertinya mereka juga penerima BPUM cuma mungkin karena dokumen kurang lengkap atau bagaimana mereka. 

Saya hanya heran katanya pemerintah tidak memperbolehkan kerumunan tetapi pemerintah sendiri sering membuat program2 yang bikin kerumunan. 

Pakai masker sih pakai tetapi kalau berkerumun macam di dalam pasar begini apa tidak sama aja? Wajar kalau pandemi ini entah sampai kapan mau usai. Tidak tepat jika pemerintah selalu menimpakan kesalahan kepada rakyat karena jika jujur kesalahan juga ada pada pundak pemerintah selama ini. 

Saya cuma heran aja mengapa tidak dibikin praktis misalnya ditransfer ke e-wallet seperti PRAKERJA? Atau kalau mau "tidak canggih" kenapa tidak cukup menyerahkan KTP saja lalu diproses dan transfer langsung ke nomor rekening? Toh semua data sudah ada pada BPUM sebelumnya. Atau kalau memang minta update dokumen baru bisa dikirim lewat link di internet. Lebih praktis dan cepat serta meminimalkan antrian.

Jam 12.00 dan akhirnya semua urusan selesai. Total 3,5 jam atau 4 jam jika dihitung berangkat dari rumah (jarak rumah ke kantor BRI 10 menit) atau kalau diakumulasi dari hari sebelumnya sekitar 6 jam. Indonesia.. Indonesia.... sampai kapan bisa kamu bener2 merdeka dari penjajahan birokrat?! Luar binaza! 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun