Mohon tunggu...
Suseno Pranoto
Suseno Pranoto Mohon Tunggu... Guru - guru yang ingin terus berguru

Senang baca-baca, traveling_picnic, mendaki gunung_camping, ngaji, ngopi-ngopi

Selanjutnya

Tutup

Parenting

Mendidik Anak Versi Ustad Khodam

29 Juli 2024   23:19 Diperbarui: 29 Juli 2024   23:19 115
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Parenting. Sumber ilustrasi: Freepik

Ketujuh, orang tua perlu menjaga kehormatan para guru anak-anaknya, jangan pernah bicara untuk membuka kekurangan dari gurunya anak-anak kepada anaknya. Guru juga manusia yang tidak lepas dari kesalahan dan kelemahan. Karena jika anak sampai mengetahui aib atau kesalahan gurunya akan dapat mengurangi kewibawaan, rasa hormat, apresiasi terhadap gurunya, sehingga ada kemungkinan menjadi kurang baik adab, atau perilaku terhadap gurunya. 

Kedelapan, orang tua berani untuk bersikap tegas, atau bisa disebut menjadi "raja tega" bagi anaknya. Contohnya, pada saat anak berumur 10 tahun, maka harus mau memaksa shalat, harus tegas untuk disiplin melaksanakan kewajiban, berpegang pada prinsip nilai-nilai keyakinan, dst. Memberikan tantangan kepada anak-anaknya untuk belajar. Tidak hanya memfasilitasi saja, orang tua bisa bandingkan anak-anak yang biasa berjibaku, mencari nafkah sendiri, akan lebih kuat menghadapi tantangan hidup. Sehingga anak tidak menjadi 'Generasi Strawbery" yang lemah daya tahannya terhadap goncangan, atau tantangan hidup. Ajarkan anak untuk berusaha dalam mendapatkan sesuatu, orang tua bisa memberi uang setelah ada usaha dari anaknya. 

Kesembilan, orang tua harus berikan kesempatan dan tantangan bagi perkembangan sensor motorik anak. Untuk anak laki-laki jangan dilarang bermain, seperti lari-lari, belajar naik pohon, terpapar panas sinar matahari, sehingga kulitnya agak hitam, lecet, luka, dll. Apabila ada masalah, coaching anak, jangan langsung dilarang bermain atau dihukum, tetapi berikan ia nasehat yang tepat dan bijak. Ketika ada problems, berikan solusi jangan lupa untuk berempati, dialog supaya menjaga hubungan baik, anak tidak menjauh dan tetap percaya. 

Dan kesepuluh, melakukan dialog tentang iman, mengajarkan anak tentang prinsip keimanan, mengaitkan dengan ayat atau hadis setiap peristiwa yang ada, supaya dapat melihat dengan kacamata keimanan. Kegiatan piket di sekolah bisa jadi terasa berat jika dilihat pakai kaca mata logika, sekolah sudah bayar kenapa harus juga piket membersihkan kelas, dst. Kalau orang tua memberikan pengertian itu sebagai bentuk ibadah maka itu bisa menjadi ringan. 

Setelah uraian tersebut, seorang bertanya dan mengeluhkan anak yang kecanduan Gagdet, Game online. Ustad Khodam menjawab, bahwa Gagdet, Game online, merupakan tantangan besar zaman now dalam pendidikan anak. Kalau orang tua memberikan ponsel tanpa kontrol maka anak dalam bahaya, hal tersebut harus dihindari, pengawasan dan kendali ada pada orang tua. Ketika Nabi Muhammad SAW masih tinggal di Makkah, tidak berkuasa dan tak mampu membuat aturan, kebijakan, dan hukum. Strategi yang diambil maka melakukan penguatan pada keluarga supaya memiliki daya tahan terhadap semua tantangan. Untuk bisa seperti itu orang tua perlu terus belajar, membaca, sering mengikuti kegiatan parenting, diskusi, dan bertanya pada ahlinya. Semoga bermanfaat. 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Parenting Selengkapnya
Lihat Parenting Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun