"Ojo Apik Wektu Butuh - Lali Wektu Lungguh".
(Jangan baik sewaktu membutuhkan - Lupa sewaktu duduk). Ini jelas sindiran bagi calon anggota DPR, DPRD atau pejabat publik yang dipilih langsung oleh rakyat.
Seorang teman bahkan mengoleksi foto-foto spanduk yang salah tulis, dan menggetarkan syaraf tawa yang membacanya. Coba saja simak kedua spanduk berikut :
"Selamat Menunaikan Ibadah Puasa - 1 Syawal 1432H". (Yang dimaksud tentunya : "1 Ramadhan 1432H")
"Seminar Nasional Dan Workshop - Guru Go Blog".
Gara-gara mencampurkan 2 bahasa dalam 1 kalimat, maka pesan, "Guru harus mengenal blog", diplintir orang menjadi "Guru goblog" atau "Guru bodoh".
Banyak juga spanduk yang mengirim pesan politik. Meski nadanya galak, tapi bisa dibaca sambil senyum-senyum masam. Lihat saja ketiga spanduk berikut :
· "Tolak Ahok - Harga Mati".
· "Jaga Pemilu Tetap Damai - Kecuali Kalau Saya Nanti Kalah".
· "Jangan Pilih Gua....! - Gua Pasti Korupsi.
Masalah Banjir & Macet - Loe Pikir Gua Pawang Ujan & Tukang Parkir - Bodo Amat Lah.......!".