Mohon tunggu...
PM Susbandono
PM Susbandono Mohon Tunggu... -

Berpikir kritis, berkata jujur, bertindak praktis

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Spanduk

6 Oktober 2014   19:23 Diperbarui: 17 Juni 2015   22:11 226
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

· Kepala Benjut

· Masih Ngeyel, Kepala Bocor

· Tetep Ngeyel, Rawat Inap/Mati

· Mutilasi"

Meski merupakan ungkapan sadis, namun nada jenaka ada di sana. Saya tak yakin, kalau benar-benar ada pemulung yang terpotong-potong tubuhnya, gara-gara nekad masuk kompleks. Penduduk jengkel dengan pemulung, yang sering susah membedakan mana barang bekas, mana yang masih dipakai. Keduanya dimasukkan ke dalam keranjang mereka. Jadilah ancaman guyon muncul di sana.

Pesan itu mirip dengan spanduk yang dipasang di pagar pinggir jalan oleh "Pengurus RW 12 - Permata Cimahi". Juga ada nada gurau berbaur dengan ancaman.

"Dilarang !!!! - Berani Buang Sampah Disini, Nyawa Taruhannya. - Dibacok Warga, Jangan Salahkan Kami".

Seram bukan? Moga-moga warga di sana tidak sekejam itu. Mungkin hanya sekedar melampiaskan rasa kesal dengan sedikit berlebihan.

Coba amati satu lagi kombinasi guyon dan ancaman yang menggelikan.

"Awas Tikungan Tajam - Setajam Silet. Boleh Ngebut Kalo Punya Nyawa Cadangan. - Dilarang Kecelakaan Disini, Rumah sakit Jauh".

Atau,

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun