· Kepala Benjut
· Masih Ngeyel, Kepala Bocor
· Tetep Ngeyel, Rawat Inap/Mati
· Mutilasi"
Meski merupakan ungkapan sadis, namun nada jenaka ada di sana. Saya tak yakin, kalau benar-benar ada pemulung yang terpotong-potong tubuhnya, gara-gara nekad masuk kompleks. Penduduk jengkel dengan pemulung, yang sering susah membedakan mana barang bekas, mana yang masih dipakai. Keduanya dimasukkan ke dalam keranjang mereka. Jadilah ancaman guyon muncul di sana.
Pesan itu mirip dengan spanduk yang dipasang di pagar pinggir jalan oleh "Pengurus RW 12 - Permata Cimahi". Juga ada nada gurau berbaur dengan ancaman.
"Dilarang !!!! - Berani Buang Sampah Disini, Nyawa Taruhannya. - Dibacok Warga, Jangan Salahkan Kami".
Seram bukan? Moga-moga warga di sana tidak sekejam itu. Mungkin hanya sekedar melampiaskan rasa kesal dengan sedikit berlebihan.
Coba amati satu lagi kombinasi guyon dan ancaman yang menggelikan.
"Awas Tikungan Tajam - Setajam Silet. Boleh Ngebut Kalo Punya Nyawa Cadangan. - Dilarang Kecelakaan Disini, Rumah sakit Jauh".
Atau,