Mohon tunggu...
Susanto
Susanto Mohon Tunggu... Guru - Seorang pendidik, ayah empat orang anak.

Tergerak, bergerak, menggerakkan. Belajar terus dan terus belajar menulis.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Ada Apa dengan Modul Bahasa Daerah Musi Rawas

7 Desember 2023   07:10 Diperbarui: 7 Desember 2023   07:16 464
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Tangkapan Layar repositori.kemdikbud.go.id (Dokpri Susanto Dibuat dengan PPt MS O365)

Mengutip Guru Besar Fakultas Ilmu Budaya (FIB) Universitas Padjadjaran (Unpad), Prof. Dr. Dadang Suganda, berdasarkan penelitian dari LIPI, Indonesia sedikitnya memiliki 700 bahasa daerah.

Dipandang dari Bahasa Indonesia, bahasa daerah memiliki fungsi sebagai pemasok kosa kata di dalam Bahasa Indonesia yang belum ada padanannya.

Bahasa daerah merupakan salah satu jenis budaya daerah. Apabila menjaga budaya daerah merupakan bentuk implementasi cinta tanah air yang perlu dilestarikan, maka melestarikan bahasa daerah harus terus dilakukan agar terlindungi dari kepunahan.

Kecenderungan berbicara menggunakan bahasa Indonesia sebagai alat komunikasi dan pemersatu bangsa patut dibangakan. Akan tetapi bahasa daerah sebaga salah satu budaya luhur bangsa harus tetap digunakan sebagai upaya pelestarian budaya daerah.

Apa saja upaya melestarikan bahasa daerah?

Banyak ragam langkah yang dapat dilakukan untuk melestarikan bahasa daerah, di antaranya: 1) belajar secara mandiri, 2) menulis dengan bahasa daerah, 3) mengedukasi masyarakat melalui berbagai event atau melalui media sosial (FB, IG, Youtube, TikTok) berupa video edukasi tentang bahasa daerah, 4) membentuk komunitas bahasa daerah, dan 5) membiasakan berbahasa daerah dalam pergaulan.  

Salah satu upaya Pemerintah Kabupaten Musi Rawas melalui Dinas Pendidikan dalam melestarikan budaya daerah khususnya bahasa daerah adalah dengan menyusun modul Muatan Lokal Bahasa Daerah Musi Rawas.

Musi Rawas sebagai bagian dari NKRI (Negara Kesatuan Republik Indonesia) adalah daerah yang terbuka bagi para pendatang di sekitar daerah di Pulau Sumatera maupun pendatang dari luar Pulau Sumatera (Jawa, Madura, Bali, Kalimantan, dan sebagainya).

Dengan demikian, di Musi Rawas terdapat beragam bahasa daerah, bahasa asli penduduk Musi Rawas dan bahasa daerah para pendatang (Minangkabau, Batak, Melayu, Jawa, Sunda, Betawi, Bali, dan sebagainya).

Sementara di daerah Musi Rawas itu sendiri (sebelum 10 Juli 2013 Musi Rawas meliputi Kabupaten Musi Rawas Utara) terdapat 3 bahasa "besar". Ketiga bahasa itu adalah Bahasa Rawas, Bahasa Musi, dan Bahasa Sindang.

Hingga tahun 2022, belum ada peraturan daerah maupun peraturan Bupati Musi Rawas yang mengatur tentang Muatan Lokal Bahasa Daerah Musi Rawas. Oleh karena itu, Dinas Pendidikan melalui Kasi Kurikulum pada saat itu yakni Bapak Ibnu Salimi, S.Pd. berupaya untuk menyusun materi muatan lokal bahasa daerah Musi Rawas.

Terbatasnya penutur asli sebagai narasumber dan minimnya literatur yang dapat dijadikan rujukan, tim penyusun naskah muatan lokal bahasa daerah cukup mengalami kesulitan membuat naskah pembelajaran 3 (tiga) bahasa daerah layaknya pembelajaran bahasa yang terdiri dari fonologi, morfologi, dan sintaksis.

Tangkapan Layar repositori.kemdikbud.go.id (Dokpri Susanto Dibuat dengan PPt MS O365)
Tangkapan Layar repositori.kemdikbud.go.id (Dokpri Susanto Dibuat dengan PPt MS O365)

Fonologi yang dimaksud adalah suatu ilmu yang mempelajari bunyi-bunyi dan atau fonem-fonem yang dapat merubah arti suatu kata dan bagaimana fonem-fonem tersebut membentuk satuan yang lebih besar atau morfem. Secara singkatt, fonologi disebut sebagai tata bunyi bahasa.

Morfologi berkaitan dengan seluk-beluk bentuk kata serta pengaruh perubahan bentuk kata terhadap fungsi serta artinya. Singkat kata, morfologi disebut sebagai tata kata bahasa.

Sintaksis atau tata kalimat merupakan susunan morfem atau kata yang terdapat di dalam ujaran yang mempunyai makna yang lebih besar dari makna leksikal setiap kata.

Oleh karena itu, penyusunan naskah modul muatan lokal bahasa daerah Musi Rawas diarahkan (sementara) pada pengenalan 3 bahasa besar daerah Musi Rawas. Hal ini dilatarbelakangi oleh beragamnya bahasa daerah yang dipakai di Musi Rawas dari para pendatang dan minimnya guru yang menguasai bahasa daerah Musi Rawas.

Selain itu, naskah diarahkan juga untuk menanamkan nilai-nilai kearifan lokal, seperti: kesenian daerah dan permainan tradisional, kuliner daerah, dan wisata alam daerah Musi Rawas.

Setelah modul dibukukan dan diterbitkan oleh Grafindo Media Pratama (Bandung, 2022), modul itu dibuat khusus sebagai pedoman dalam pembelajaran Bahasa Daerah Musi Rawas. 

Namun demikian, muatan lokal bahasa daerah belum terlaksana sebagai mata pelajaran terpisah karena belum memiliki dasar hukum. 

Berangkat dari situlah Bupati Musi Rawas menerbitkan Peraturan Bupati Musi Rawas Nomor 16 Tahun 2023 tanggal 22 Juni 2023. 

Pada tanggal 6 Desember 2023, bertempat di aula Dinas Pendidikan dilaksanakan kegiatan sosialisasi Penyusunan Modul dan Bahan Ajar Bahasa Daerah yang dihadiri oleh guru, kepala sekolah (KKKS SD dan MKKS SMP), Pengawas, Pejabat Dinas, dan Tim Penyusun Modul.

Acara dibuka secara resmi oleh Sekretaris Dinas Pendidikan, Bapak Supriyadi, S.Pd.M.Pd. yang pada kesempatan itu ikut mengkritisi modul yang telah diterbitkan dalam 3 jilid untuk SD mupun SMP.

Dokumen Pribadi (Tangkapan kamera Susanto)
Dokumen Pribadi (Tangkapan kamera Susanto)

Terjadi diskusi yang cukup menarik, namun peserta sepakat untuk segera membentuk Tim untuk menyiapkan konten dan penyusunan capaian pembelajaran yang meliputi: a) rasional mata pelajaran, b) tujuan mata pelajaran, c) karakteristik mata pelajaran, dan d) capaian pembelajaran setiap fase.

Selanjutnya, Pemerintah Daerah dalam hal ini Dinas Pendidikan melalui Kasi Kurikulum segera berkonsultasi kepada
Pusat Kurikulum dan Pembelajaran, Badan Standar Kurikulum dan Asesmen Pendidikan, Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi.

Karena tidak ada guru khusus yang mengajarkan bahasa daerah Musi Rawas, diperlukan media pembelajaran baik audio maupun video yang memuat tata bunyi, tata kata, dan tata kalimat yang dituturkan oleh penutur asli.

Musi Rawas, 7 Desember 2023
Salam dan Bahagia,
PakDSus

Bahan bacaan:
https://www.unpad.ac.id/2014/02/bahasa-daerah-dan-bahasa-asing-perkuat-identitas-bahasa-indonesia/
https://www.goodnewsfromindonesia.id/2022/03/06/upaya-menjaga-kelestarian-bahasa-daerah/
https://repositori.kemdikbud.go.id/2539/1/Fonologi%20dan%20Morfologi%20Bahasa%20Sindang%20%20%20135.pdf
https://repositori.kemdikbud.go.id/3604/1/Struktur%20Bahasa%20Musi%20%20%20%20236h.pdf
https://repositori.kemdikbud.go.id/3194/1/Morfologi%20dan%20Sintaksis%20Bahasa%20Rawas%20%20%20%20%20%20%20204ha.pdf

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun