Kaleng kecil itu dibalik. ternyata alas kaleng ada tutup kecil yang bisa dicongkel. Mas Andi mencongkel tutup itu dengan anak kunci sepeda motornya. Terdengar suara "plup" ketika tutup kaleng itu berhasil dibuka.Â
Beberapa koin berhamburan keluar. Uang kertas pecahan sepuluh ribu, lima ribu, dan dua ribuan menyusul keluar. Uang yang tersangkut di dalam diambil dengan dua jari oleh Mas Andi. Kaleng pun kembali kosong. Tutup kaleng dipasang kembali dan kaleng diserahkan kembali kepadaku. Tidak ada pesan, namun lubang celengan seolah berbisik., "Masukkan duit melalui mulutku!"
"Pak, saya hitung dulu dan kuitansi tanda terima akan kami buat," kata Mas Andi.
"Hmm ... nggak usah, deh. Bawa saja!" kataku. Aku tahu jumlahnya tidak akan sepadan dengan lamanya kaleng di rumah.
"Tidak, Pak. Demi akuntabilitas, Bapak mohon berkenan menandatangani kuitansi tanda terima ini."
Duh, malu benar, isi kaleng tidak sepadan dengan umurnya duduk di atas kulkas rumahku. Mau menambahi, keadaan keuangan mengalahkan ..., begitulah.***
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI