"Ayah ...!" teriak ibu negara.
Hape segera kuletakkan, sambil mendongak ke arahnya.
"Ada apa?" tanyaku penasaran.
"Ada orang di depan, aku tidak paham orangnya," jawab ibu negara sambil menunjuk ke arah ruang depan.
Di teras sudah duduk seorang laki-laki muda. Wajahnya seperti pernah kukenal tetapi lupa di mana.
Setelah bersalaman, sang tamu berkata," Main saja, Pak. Silaturahmi. Hmm ... sambil mau menanyakan celengan infak LazizMuh."
O, aku pun baru teringat. Dia, Mas Andi, yang beberapa bulan lalu menitipkan kaleng kecil berupa celengan dengan ornamen LazizMuh.
"O, iya, Mas. Hampir lupa dan jadi jarang mengisinya," kataku sambil tersipu.
"Tidak apa-apa, Pak. Sesempatnya dan seikhlasnya saja, kok," katanya.
Tadinya kupikir kaleng kecil itu akan dibawanya pulang. Oleh karena itu, aku berbisik kepada ibu negara untuk menambahkan isinya.Â
"Ini, Yah," kata ibu negara sambil menyerahkan kaleng kecil itu. Aku hanya mengangguk dan kaleng itu kusodorkan kepada tamuku.