Mohon tunggu...
Susanto
Susanto Mohon Tunggu... Guru - Seorang pendidik, ayah empat orang anak.

Tergerak, bergerak, menggerakkan. Belajar terus dan terus belajar menulis.

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Artikel Utama

Cerpen: Bayang Kegelapan yang Hilang

30 Maret 2023   01:18 Diperbarui: 6 April 2023   21:00 627
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Semenjak menggunakan gas untuk memasak, Guru Eko dan keluarga semakin takut menyalakan lilin. Jadi, tidak ada satu batang lilin pun di rumah keluarga guru itu.

Derai gerimis mulai terdengar pertanda hujan mereda. Namun, itu tidak lama. Sesudahnya hujan kembali turun dengan deras. Perlahan, sang kepala rumah tangga itu berjalan menuju peraduan di kamar depan. Kamar yang hanya terisi jika anak-anak mereka pulang.

Untuk membunuh sepi, sisa baterai yang ada ia gunakan untuk berkirim pesan dan berbalas WA. Itu pun tidak selancar jika lampu PLN terang benderang. Jika lampu 'mati', sinyal seluler penuh namun data internet sulit terkirim.

"Ah, tidur saja. Siapa tahu tengah malam nanti lampu hidup kembali. Dalam kegelapan semoga mata lekas terpejam," gumam guru bernama Eko itu.

Matanya pun semakin terasa berat. Antara sadar dan tidak, tiba-tiba terdengar seperti suara ketukan. Beberapa kali. Ada suara berat mengiring ketukan mengucapkan sepotong salam.

"Assalaamu'alaikum!"

Malam yang Gelap (Dok. Pribadi by Canva)
Malam yang Gelap (Dok. Pribadi by Canva)

"Tok tok tok ..., assalaamualaikum!"

Perlahan Guru Eko turun dari ranjang. Setelah kembali terdengar suara yang membuat hatinya deg-degan, ia buka korden jendela ruang tamu dan menyorotkan lampu hape keluar.

"Aku Hendra, Mas," aku sang pemilik suara.

Segera pemilik rumah mengenali suara yang tidak lain adik temannya yang sudah dianggap seperti saudara sendiri.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun