Rumah tempat tinggal, pakaian, dan perhiasan emas adalah hasil kekayaan seseorang di dusun. Logam mulia berwarna kuning yang biasa dibuat menjadi cincin, subang, gelang, maupun kalung menjadi pilihan untuk menunjukkan secara mobile kesan bahwa ia adalah orang berpunya.
Pada hari-hari biasa, tidak terlalu kentara pemakaian baju dan perhiasan. Namun, ketika tiba hari lebaran atau ketika tetangga menggelar hajatan, pada saat itu para ibu yang tergolong kaya akan memakai hampir semua perhiasan yang ia punya. Warna kuning kemilau di pergelanagn tangan, leher, maupun cuping telinganya menjadi ajang untuk memamerkan seberapa kaya sang kepala keluarga.
Tingkah polah yang menunjukkan sikap pamer misalnya, sering mengelus gelang-gelang yang ia pakai berderet di pergelangan tangan. Atau menggerakkan pergelangan tangan agar berbunyi sehingga orang melihat dan terkesan.
Demikian pula pada percakapan. Percakapan yang menunjukkan banyaknya kebun, transaksi, dan hal-hal yang berkaitan dengan eksistensinya sebagai orang yang berada kerap menjadi bahan perbincangan meskipun tidak ditanya.
Flexing Era Media Sosial
Properti dan aset Rafael Alun Trismambodo, terungkap. Tokoh yang menjadi sorotan semenjak sang anak melakukan tindak penganiayaan terhadap David. Sebelumnya, sang putranya Mario, kerap memamerkan kendaraan mewah seperti Rubicon dan motor besar di media sosial.Â
Media sosial yang jamak digunakan untuk memamerkan kekuasaan atau gaya hidup mewah adalah Instagram. Meskipun dapat juga dilakukan di media sosial lainnya seperti FB, Twitter, bahkan YouTube.Â
Di sana para flexier berpose dan memberi caption pada fotonya. Sah-sah saja sih jika memang itu harta yang ia punya. Namun, yang membuat netizen geram dan meradang adalah sikap angkuh dan ucapan atau kalimat bernada sombong pada unggahan yang ia lakukan.
Lalu, apa alasan mereka melakukan itu semua?
Ada beberapa alasan yang membuat seseorang melakukan flexing tergantung sudut pandang orang yang memberi alasan. Fany Triany (dalam www.liputan6.com, mengutip Psychmechanics) memberikan alasan yang melatarbelakangi seseorang melakukan flexing, di antaranya: insecure atau merasa tidak aman, ingin terlihat makmur, pengalaman masa kecil karena terbiasa menjadi pusat perhatian, ingin membuat orang lain terkesan, kebutuhan akan pengakuan atau aktualisasi diri, dan ingin memperkuat identitas diri. Identitas diri misalnya ingin disebut pemberani, orang pintar, penulis produktif, dan sebaginya.Â
Menghadapi Orang yang Suka Pamer Kekayaan
Kesal nggak ,sih? Risi nggak, sih jika kita bertemu dengan orang songong yang suka memamerkan apa saja baik dengan benda maupun dengan ucapan bernada sombong? Tentu saja risi. YGY (Ya Gak Ya)?
Lalu, bagaimana tips cara menghadapi orang-orang seperti itu untuk kesehatan mental diri kita? Kita tidak kesal, tidak terganggu, sekaligus menggagalkan yang bersangkutan mencari simpati kita.Â