Mohon tunggu...
Susanto
Susanto Mohon Tunggu... Guru - Seorang pendidik, ayah empat orang anak.

Tergerak, bergerak, menggerakkan. Belajar terus dan terus belajar menulis.

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Mereka Bukan Tebu

25 Agustus 2022   22:29 Diperbarui: 25 Agustus 2022   22:51 292
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

"Ada apa, Mas?" tanyaku kepada penjual bakso di pinggir jalan.

"Kecelakaan. Orang tua naik sepeda terserempet sepeda motor," imbuh penjual bakso. Rupanya suara ibu-ibu yang melengking adalah respon atas terjadinya kecelakaan yang menimpa seorang lelaki tua.

Terlihat beberapa orang mengangkat badan renta berbalut baju berbahan dril. Seperti seragam Legiun Veteran RI. Barang dagangan berupa tape singkong, opak, dan klanting goreng, berhamburan di jalan. Sepeda jengki yang tak kalah renta, tergolek lemah.

Melihat sepeda dan dagangan yang diangkutnya, aku teringat dengan Mbah Sarjito. Lelaki tua berusia lebih dari tujuh puluh tahun penjaja tape singkong dan opak.

"Mbah Sarjito," gumamku pelan.

"Bapak kenal dengan orang ini?" tanya seorang lelaki berpakaian seragam.

"Tidak. Tapi saya tahu nama orang ini dan rumahnya di desa Sitiharjo. Sekitar lima kilometer dari sini," jelasku.

"Tolong Bapak setopkan taksi, Mbah ini akan saya bawa ke puskesmas. Sepeda simbah biar saya titipkan di warung," kata saya meminta tolong seorang bapak untuk memanggil taksi. Taksi adalah istilah untuk "angdes", angkutan perdesaan bercat kuning.

"Bagaimana dengan barang dagangannya?" tanya yang lain.

"Jadikan satu saja di dalam tas yang tergantung di sepeda," jawabku.

Tidak lama kemudian, taksi kuning pun datang. Aku naik ke dalam taksi mendampingi Mbah Sarjito dan meminta sopir menuju ke Puskesamas. Tidak sampai dua kilo meter.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun