Proses paling lama adalah pelatihan guru. Dalam kenyataannya, beda keterbatasan beda pula penanganan per tahap sesuai kapasitas. Sehingga dari pelatihan guru ini banyak masukan saat mempraktikkan, hingga uji coba dan sampai ketemu solusinya.
Metode TOT diolah dengan melibatkan mitra sejak awal. Atau kata lain proses partisipatif aktif.
Salah seorang Widyaiswara menyampaikan, masa transisi begitu berat, ada persoalan program berhasil uji coba magang, program harusnya adaptif,  menyiapkam aksesibilitas yang  satu, bagaimana program harus tuntas.Â
Dari softskill, konsep diri positif, ada yang sehat sakit, sehat sadar kekurangan kelebihan, beda minat usaha beda, serta kelebihan juga. Yang menjadi penting pendidikan selesai dunianya seperti apa, memantau berdiskusi dengan perusahaan, berinteraksi, apalagi SLB punya struktur ketika tidak dilibatkan akan menjadi masalah.
Salah satu hal yang harus dilakukan adalah memperbesar konten pembelajaran melatih untuk lebih menganalisa kelebihan, fokus pada kelebihan, focus on ability, not an disability.Â
Program seharusnya melatih membiasakan fokus pada potensi, diajarkan memahami dirinya, berinteraksi interpersonal dan intraperseonal, technical skill, karena dunia usaha akan lebih cepat berkembang, lebih canggih dari dunia yang diajarkan sekolah. Â Karakter pekerja harus disesuaikan dengan lowongan yang dibutuhkan di lapangan. Dengan kata lain, implementasinya harus mampu mempraktikkan, menganalisa, dan mengerjakan...
Pak Eko dari Save the Children menyampaikan bahwa: Lingkungan membangun butuh kebersamaan pihak sekolah, mengembangkan modul untuk orang tua, memanajemeni SLB, menyempurnakan modul di kelas, pendampingan, mendampingi, mentoring, menyiapkan modul untuk perusahaan, perbaikan tempat kerja, duduk bersama untuk identifikssi masalah yang akan timbul beserta perbaikannya, seperangkat modul untuk disabilitas harus disiapkan, baik sekolah dan dunia usahanya.Â