Jika terjadi gempa segeralah cari lapangan luas. Sementara jika berada di dalam ruangan, kita harus tenang dan memperhatikan posisi. Ada pengarah yang akan selalu memandu untuk sampai pada titik kumpul. Bahkan, Pak Nandang dan para fasilitator memberikan arahan bagaimana memberikan pertolongan pada mereka yang memiliki hambatan fisik berkursi roda.
Tak ketinggalan, para relawan dari APGI (Asosiasi Pendaki Gunung Indonesia) memberikan petunjuk mengenai pos-pos permainan pada saat jelajah Tani Kota nantinya. Hal ini untuk membekali peserta selama berkegiatan jelajah rimba.
Untuk menguatkan keilmuan mengenai kewarganegaraan, para peserta terbaik menyampaikan pendapat mereka masing-masing. Alifah yang memiliki hambatan penglihatan, begitu gamblang menyampaikan pendapatnya mengenai kewarganegaraan. Sedangkan Fauzi yang memilik hambatan pendengaran dan saat ini bersekolah di sekolah formal pada umumnya, menceritakan pengalamannya yang kurang menyenangkan mengenai dirinya dan kewarganegaraan. Awal mula bersekolah, Fauzi banyak mendapatkan tantangan dari lingkungan terdekatnya. Hingga Fauzi menjelaskan bahwa dirinya berbeda, dia memiliki hambatan pendengaran. Melalui penjelasan, orang di lingkungan terdekat Fauzi mulai memahaminya dan penerimaan dari mereka membuat Fauzi nyaman bersekolah. Bahkan, Fauzi lebih berani mengajak temannya untuk berbuat lebih baik.
Kang Nana, sebagai salah satu peserta terbaik dari daksa menyampaikan bahwa politik tidak mengerikan. Pelajaran politik sangatlah penting, maka lebih baik menonton berita jangan hanya menonton sinetron. Untuk menjadi pemimpin, menonton berita bisa menjadikan kita lebih peduli.
Sedangkan Kang Ade, peserta terbaik dari hambatan fisik menyatakan, dengan adanya kegiatan-kegiatan disabilitas menarik teman-temannya lebih kritis dalam mengenali disabilitas. Dari pengalaman keseharian Kang Ade, kepedulian masyarakat pada umumnya masih setengah-setengah. Dalam hal ini, menurutnya peran orang tua sangat dibutuhkan dalam penanganan psikologis agar komunikasi berkembang, perlunya penataan publik atau  lingkungan untuk mengembangkan potensi disabilitas setelah lulus pendidikan formal. Selain itu dukungan dari teman-teman terdekat dengan membuka forum disabilitas, interview langsung akan menjadikan segala sesuatunya lebih nyata, hambatan bukan beban langkah untuk maju.
Ya, penulis sangat beruntung sekali. Dalam kegiatan Camp Demokrasi Generasi Muda Disabilitas, bertema "Hak Politik Kita Setara" kepemimpinan generasi muda disabilitas terdorong sangat kuat. Mereka mampu menyampaikan pendapat mereka, kendala mereka dalam keseharian, serta bagaimana harus menjadi bagian masyarakat lebih luas. Ya, mereka menantang hambatan, bukan memanjakan hambatan menjadi pribadi seadanya. Apapun masalah mereka dalam keseharian yang diakibatkan kekurangan mereka, bukanlah alasan untuk berdiam diri, justru memacu mereka untuk melangkah maju membuktikan hak politik mereka setara.
Ulasan ini hanya sebagian kecil saat penulis mengikuti kegiatan di pagi hari. Lantas bagaimana dengan kegiatan mereka dalam Camp Demokrasi Generasi Muda Disabilitas pada siang hari? Malam Hari? Bahkan keesokan harinya?
Pokoknya sangat seru dan berkesan. Nantikan ulasan selanjutnya dalam tulisan berikutnya. :)