Mohon tunggu...
Susanti Hara
Susanti Hara Mohon Tunggu... Administrasi - Seorang pendidik yang suka berkreasi

Pembelajar aktif yang senang untuk terus berpartisipasi dan berkreasi untuk memberikan warna pada kehidupan

Selanjutnya

Tutup

Kurma

Malam Ramadhan Tak Biasa Bagi Calon Akademisi S2 Kelas Karyawan

10 Juni 2018   18:10 Diperbarui: 10 Juni 2018   18:27 455
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Seminggu terakhir Ramadan ini, dimana kebanyakan orang sibuk dengan persiapan mudik, sibuk dengan keluarga menikmati kemacetan-kemacetan kota Bandung dalam hal berbelanja menggunakan uang THR-nya, dan tentu banyak juga yang menggunakan waktunya untuk beribadah sholat tarawih di masjid, keluarga kecil calon akademisi S2, atau mahasiswa S2 Kelas Karyawan malah harus sibuk dengan kegiatan perkuliahan dan kegiatan di kampus lainnya.

Mulai dari sore tanggal 8 Juni 2018, pukul 16.00 hingga malam waktu perkuliahan selesai, para mahasiswa yang semuanya sudah memiliki profesi masing-masing harus sibuk dengan tugas perkuliahan, dimana sebelumnya mereka harus melawan arus kemacetan untuk sampai di kampus.

Maka tentu saja dapat dimaklumi betapa sedikitnya mahasiswa di kelas pada saat itu. Begitupun pada saat kelompok 3 harus tampil untuk memaparkan permasalahan yang berkaitan dengan manajemen pemasaran. Dari 10 anggota kelompok, hanya 3 orang yang bisa tampil karena kemacetan luar biasa kota Bandung.

Diskusi kelompok - Dok. Susanti Hara
Diskusi kelompok - Dok. Susanti Hara
Dan, ketidakhadiran para anggota yang harusnya memaparkan hasil temuan inilah yang menjadi salah satu bahan candaan begitu kuliah pertama selesai dan adzan maghrib tiba. Sambil berbuka, kami bisa tertawa bersama mengingat betapa uniknya penampilan kelompok 3 yang anggotanya malah justru datang terlambat.

Mengabadikan kebersamaan buka puasa di ruangan - Dok. Susanti Hara
Mengabadikan kebersamaan buka puasa di ruangan - Dok. Susanti Hara
Tak hanya sampai di sini saja, usai sholat maghrib, sambil menunggu dosen, seperti biasa beberapa mahasiswa terbagi beberapa kelompok dan berbincang hangat dengan tema masing-masing yang biasa luas tanpa ada ujung.

Menunggu dosen - Dok. Susanti Hara
Menunggu dosen - Dok. Susanti Hara
Bahkan, keunikan cerita presentasi kelompok 3 tadi menjadi bahan candaan di antara sesama teman. Mereka sama sekali tidak menyangka akan ada kejadian unik selama presentasi dan diskusi.


Dan, begitu dosen datang bertepatan dengan dekatnya waktu isya, kami tetap berada di kelas untuk mengikuti perkuliahan Manajemen Keuangan. Ilmu satu ini sungguh luar biasa membuat kita harus fokus berhitung menepis kantuk dan rasa lelah setelah seharian bekerja dengan menahan haus dan lapar..  

keuangan-5b1d02d8caf7db0df2456e43.jpg
keuangan-5b1d02d8caf7db0df2456e43.jpg
Saat dimana biasanya sebagian dari kami sholat tarawih berjamaah di masjid dekat rumah, keluarga kecil ini harus berkonsentrasi memutar otak untuk berhitung dan memecahkan masalah keuangan.

Tak hanya sampai di sini, begitu pulang ke rumah masing-masing, tentunya kami harus langsung sholat tarawih secara munfarid agar saat tidur kami lebih tenang karena sudah melaksanakan sholat isya dan sholat sunah yang ada hanya pada saat Ramadan saja.

Terbayang bukan betapa sibuknya kami pada malam Ramadan kali ini? Bagi kami yang menjalaninya, ini bukan malam Ramadan seperti biasanya dimana kami bisa langsung pulang ke rumah, menikmati kebersamaan dengan keluarga di rumah dan sholat tarawih berjamaah di masjid terdekat.

 Padahal kebanyakan tempat tinggal mahasiswa jauh letaknya dari kampus yang berlokasi di Bandung. Mahasiswa ini ada yang tinggal di Rancaekek, Batujajar, Cimahi, Majalaya, bahkan di luar kota pun ada dan sengaja berkuliah di STIE Pasundan di Jalan Turangga Bandung.

Lain lagi dengan cerita keesokan harinya. Perkuliahan dimulai lebih awal pada pukul 13.00 WIB. Dan mata kuliah Manajemen Strategi adalah salah satu ilmu yang paling saya sukai. Ilmu pengetahuan dan pengalaman yang disampaikan Prof. Dr. H.M. Sidik Pradana, MS, selalu membuat saya kagum, misalnya saja pada hari perkuliahan tersebut Prof Sidik menjelaskan betapa pentingnya strategi bisnis yang kuat sehingga posisi apapun bisa menjadi awalan, memahami strategi harus optimis saat ada masalah segera cari jalan penyelesaiannya. Saat dalam kondisi terpuruk sekalipun tidak perlu pesimis, justru ini momen untuk meningkatkan usaha. Dan tentunya penjelasan lainnya selama 2 jam perkuliahan.

strategi-bisnis-5b1d02d4cf01b433ac07d2d6.jpg
strategi-bisnis-5b1d02d4cf01b433ac07d2d6.jpg
Berbeda lagi ceritanya dengan perjalanan hari kedua keluarga kecil ini tak sampai di sini, usai kuliah Manajemen Strategik masih ada kuliah Metode Penelitian. Hingga tak terasa, petugas dari kampus mengingatkan kami untuk segera berkumpul di lantai 6 mengikuti kegiatan buka puasa bersama.

Dan, kegiatan malam terakhir di kampus saat Ramadan ini menjadi sangat berkesan. Selain adanya kegiatan buka puasa bersama, ada juga ceramah dari Prof. Dr. H. Uman Suherman, AS, M.Pd, dari Kopertis.

Prof. Dr. H. Uman Suherman sedang memberikan ceramah- Dok. Susanti Hara
Prof. Dr. H. Uman Suherman sedang memberikan ceramah- Dok. Susanti Hara
Dengan gaya pemaparan yang penuh canda, Pak Uman menjelaskan tentang Gelar Takwa. Apapun upaya yang kita lakukan, ingat apapun yang kita lakukan semuanya percayakan hanya kepada Allah Subhnahu wata'ala. Jangan dulu percaya kepada takdir karena akan merendahkan upaya kita. Lulus bukan ditentukan dosen tapi salah satunya usaha kita, termasuk didalamnya rizki tidak akan turun tiba-tiba. Apapun dalam kehidupan kita harus dimulai tekad kuat. Kesuksesan bukan otonomi orang kota, dan kegagalan bukan otonomi orang desa. Pak Uman yang berasal dari Garut, 17 kilo ke gunung Papandayan, dilahirkan di kaki gunung Papandayan tidak pernah berpikir akan sesukses ini. Kuncinya, Jadilah orang yang cepat tidur cepat bangun. Jangan sampai susah tidur susah bangun karena akan merugikan diri sendiri. Dan paling bahaya adalah orang tidur dan enggak bangun-bangun.

Saat Ramadan penuh godaan. Dan tugas kita memetakan perilaku mulai dengan niat sejak tarawih, melaksanakan sunah sahur sebagai keutamaan berkumpul dengan keluarga dan mengingatkan tidak berlebihan sejak terbit fajar hingga terbenam matahari.

Bagaimana pun kesuksesan tattaqun tergantung awal melangkah puasa yang diawali niat. Begitupun sebagai mahasiswa, niat harus jelas bukan sekedar niat kuliah. Tentukan apa yang mau dicapai setelah lulus? Niatkan belajar kepada orang sukses. Dan ada yang harus diingat, tidak akan pernah kesuksesan muncul tiba-tiba.

Memetakan kesuksesan harus dengan niat lurus dan bergantung setiap usaha. Niat tidak bisa dilihat orang lain kecuali hati yang tidak bisa dibohongi, hati tidak akan pernah membohongi. Perkuat kelebihan, perkecil kelemahan. Orang lain boleh tidur tetapi kita boleh bangun untuk mewujudkan kesuksesan. 

Pada bulan Ramadan, bulan penuh rahmat, barakah dan ampunan ini sudah seharusnya kita refleksikan diri lebih banyak beribadah, membaca, peningkatan sodakoh hingga tergolong umat yang mendapat rahmat dan hidayah Ramadan, sehingga kelak dipertemukan Ramadan yang akan datang.

Jangan pernah mengeluh ketika tugas banyak karena pada akhirnya nanti hasil akan tergantung pada kita dan juga perilaku kita nanti. Ayo berprestasi jangan tenggelam, sebuah refleksi diri saat Idul Fitri. 

Tattaqun adalah mereka yang mampu mengimplementasikan diri dari latihan sebulan penuh selama Ramadan. Saat kuliah 4 semester, agregatnya orang tattaqun karena sudah berusaha dengan baik.

Buka puasa bersama di aula - Dok. Susanti Hara
Buka puasa bersama di aula - Dok. Susanti Hara
Begitu asyiknya Pak Uman memberikan cerimah membuat tak terasa waktu sudah maghrib dan tiba saatnya berbuka puasa. Ruangan yang dipenuhi sekitar 400 mahasiswa STIE Pasundan yang berlokasi di Jalan Turangga ini mendadak sibuk dengan pembagian takjil dan berbuka puasa bersama. Hal yang tentunya jarang terjadi dan dinikmati oleh yang lainnya.

Usai ceramah dan berbuka puasa bersama, ada yang melaksanakan sholat magrib di kampus dan dilanjutkan dengan tarawih, dan ada juga yang pulang langsung ke rumah mengingat sudah malam dan jarak dari kampus ke rumah cukup jauh.

Pesan Pak Umar dari Kopertis di malam terakhir perkuliahan saat Ramadan, tentu akan menjadi kesan tersendiri bagi para mahasiswa. Sejatinya apapun yang kita lakukan adalah karena Allah Subhanahu wata'ala untuk menjadi orang yang tattaqun atau bertakwa.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kurma Selengkapnya
Lihat Kurma Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun