Seminggu terakhir Ramadan ini, dimana kebanyakan orang sibuk dengan persiapan mudik, sibuk dengan keluarga menikmati kemacetan-kemacetan kota Bandung dalam hal berbelanja menggunakan uang THR-nya, dan tentu banyak juga yang menggunakan waktunya untuk beribadah sholat tarawih di masjid, keluarga kecil calon akademisi S2, atau mahasiswa S2 Kelas Karyawan malah harus sibuk dengan kegiatan perkuliahan dan kegiatan di kampus lainnya.
Mulai dari sore tanggal 8 Juni 2018, pukul 16.00 hingga malam waktu perkuliahan selesai, para mahasiswa yang semuanya sudah memiliki profesi masing-masing harus sibuk dengan tugas perkuliahan, dimana sebelumnya mereka harus melawan arus kemacetan untuk sampai di kampus.
Maka tentu saja dapat dimaklumi betapa sedikitnya mahasiswa di kelas pada saat itu. Begitupun pada saat kelompok 3 harus tampil untuk memaparkan permasalahan yang berkaitan dengan manajemen pemasaran. Dari 10 anggota kelompok, hanya 3 orang yang bisa tampil karena kemacetan luar biasa kota Bandung.
Dan, begitu dosen datang bertepatan dengan dekatnya waktu isya, kami tetap berada di kelas untuk mengikuti perkuliahan Manajemen Keuangan. Ilmu satu ini sungguh luar biasa membuat kita harus fokus berhitung menepis kantuk dan rasa lelah setelah seharian bekerja dengan menahan haus dan lapar.. Â
Tak hanya sampai di sini, begitu pulang ke rumah masing-masing, tentunya kami harus langsung sholat tarawih secara munfarid agar saat tidur kami lebih tenang karena sudah melaksanakan sholat isya dan sholat sunah yang ada hanya pada saat Ramadan saja.
Terbayang bukan betapa sibuknya kami pada malam Ramadan kali ini? Bagi kami yang menjalaninya, ini bukan malam Ramadan seperti biasanya dimana kami bisa langsung pulang ke rumah, menikmati kebersamaan dengan keluarga di rumah dan sholat tarawih berjamaah di masjid terdekat.
 Padahal kebanyakan tempat tinggal mahasiswa jauh letaknya dari kampus yang berlokasi di Bandung. Mahasiswa ini ada yang tinggal di Rancaekek, Batujajar, Cimahi, Majalaya, bahkan di luar kota pun ada dan sengaja berkuliah di STIE Pasundan di Jalan Turangga Bandung.
Lain lagi dengan cerita keesokan harinya. Perkuliahan dimulai lebih awal pada pukul 13.00 WIB. Dan mata kuliah Manajemen Strategi adalah salah satu ilmu yang paling saya sukai. Ilmu pengetahuan dan pengalaman yang disampaikan Prof. Dr. H.M. Sidik Pradana, MS, selalu membuat saya kagum, misalnya saja pada hari perkuliahan tersebut Prof Sidik menjelaskan betapa pentingnya strategi bisnis yang kuat sehingga posisi apapun bisa menjadi awalan, memahami strategi harus optimis saat ada masalah segera cari jalan penyelesaiannya. Saat dalam kondisi terpuruk sekalipun tidak perlu pesimis, justru ini momen untuk meningkatkan usaha. Dan tentunya penjelasan lainnya selama 2 jam perkuliahan.
Dan, kegiatan malam terakhir di kampus saat Ramadan ini menjadi sangat berkesan. Selain adanya kegiatan buka puasa bersama, ada juga ceramah dari Prof. Dr. H. Uman Suherman, AS, M.Pd, dari Kopertis.
Saat Ramadan penuh godaan. Dan tugas kita memetakan perilaku mulai dengan niat sejak tarawih, melaksanakan sunah sahur sebagai keutamaan berkumpul dengan keluarga dan mengingatkan tidak berlebihan sejak terbit fajar hingga terbenam matahari.
Bagaimana pun kesuksesan tattaqun tergantung awal melangkah puasa yang diawali niat. Begitupun sebagai mahasiswa, niat harus jelas bukan sekedar niat kuliah. Tentukan apa yang mau dicapai setelah lulus? Niatkan belajar kepada orang sukses. Dan ada yang harus diingat, tidak akan pernah kesuksesan muncul tiba-tiba.
Memetakan kesuksesan harus dengan niat lurus dan bergantung setiap usaha. Niat tidak bisa dilihat orang lain kecuali hati yang tidak bisa dibohongi, hati tidak akan pernah membohongi. Perkuat kelebihan, perkecil kelemahan. Orang lain boleh tidur tetapi kita boleh bangun untuk mewujudkan kesuksesan.Â
Pada bulan Ramadan, bulan penuh rahmat, barakah dan ampunan ini sudah seharusnya kita refleksikan diri lebih banyak beribadah, membaca, peningkatan sodakoh hingga tergolong umat yang mendapat rahmat dan hidayah Ramadan, sehingga kelak dipertemukan Ramadan yang akan datang.
Jangan pernah mengeluh ketika tugas banyak karena pada akhirnya nanti hasil akan tergantung pada kita dan juga perilaku kita nanti. Ayo berprestasi jangan tenggelam, sebuah refleksi diri saat Idul Fitri.Â
Tattaqun adalah mereka yang mampu mengimplementasikan diri dari latihan sebulan penuh selama Ramadan. Saat kuliah 4 semester, agregatnya orang tattaqun karena sudah berusaha dengan baik.
Usai ceramah dan berbuka puasa bersama, ada yang melaksanakan sholat magrib di kampus dan dilanjutkan dengan tarawih, dan ada juga yang pulang langsung ke rumah mengingat sudah malam dan jarak dari kampus ke rumah cukup jauh.
Pesan Pak Umar dari Kopertis di malam terakhir perkuliahan saat Ramadan, tentu akan menjadi kesan tersendiri bagi para mahasiswa. Sejatinya apapun yang kita lakukan adalah karena Allah Subhanahu wata'ala untuk menjadi orang yang tattaqun atau bertakwa.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H