Seringkali kita menganggap hadiah lebaran itu sesuatu yang berarorama materi, seperti: uang, makanan, pakaian, dan lain-lain. Namun, persepsi itu akan berbeda ketika melihat anak-anak disabilitas menampilkan kreasi dan membawa pulang hadiah lebaran. Anak-anak yang memiliki keterbatasan diri baik dalam segi fisik, kognitif, mental, sensorik, emosional, perkembangan atau beberapa kombinasinya itu begitu bebas untuk menampilkan kepandaian mereka dalam bidang tertentu pada bulan Ramadan ini.
Dalam kegiatan We Share We Care yang diselenggarakan Rumah Hasanah di Function Hall BTC Pasteur Bandung, Rabu, 06 Juni 2018, anak-anak disabilitas dapat mengekspresikan kemampuannya sebelum menerima santunan agar mereka dapat lebih ceria ketika berlebaran nanti. Sebagai pembuka acara, anak-anak tunarungu dari SLB B Sukapura Bandung yang memiliki keterbatasan pendengaran tampil memukau dengan tarian oratoriumnya.
Dalam kesempatan ini, pada saat ceramah Ustadz Abi Diki, seorang anak tunarungu  menerjemahkan apa yang disampaikan sang ustadz agar teman-temannya yang datang pada acara tersebut memahami apa yang disampaikan penceramah.
Tak hanya anak tunarungu saja yang tampil. Anak autis dan anak disabilitas lainnya yang belajar di Rumah Hasanah begitu bebas mengekspresikan diri menampilkan drama musikal berjudul Puasa Pertama.
Penonton yang melihat drama tersebut dibuat takjub dengan sibuknya para guru menyiapkan anak-anak yang peralatan atau media yang akan digunakan dalam menampilkan pertunjukkan. Tampak sekali betapa tak mudah mengatur anak autis untuk mengikuti arahan gurunya. Namun begitu, para guru berusaha bersikap tegas agar anak autis tetap berada di panggung dan melanjutkan drama musikal.
Di kesempatan lainnya, tampil juga anak-anak tunagrahita. Anak-anak tunagrahita yang dikenal memiliki IQ dibawah rata-rata normal pada umumnya ini bernyanyi bersama dan melengkapinya dengan gerakan ekspresi bebas.
Namanya juga anak luar biasa yang sebagian mengenalnya dengan sebutan disabilitas, beberapakali sang penyanyi harus berjibaku bernyanyi dan mengarahkan anak-anak agar lebih tertib. Penyanyi satu ini begitu unik karena terus berusaha mengalihkan perhatian anak dan membuat mereka berinteraksi dengan tertib.
Kegiatan anak demi kegiatan anak dalam acara ini terus berlanjut hingga pada pembagian santunan atau hadiah kepada anak-anak disabilitas yang sebagaian besarnya termasuk dhuafa atau dari golongan ekonomi lemah. JIka melihat langsung di lokasi acara, pasti penonton akan terharu. Betapa hebatnya anak-anak luar biasa ini mengekspresikan diri.
Mereka begitu bahagia ketika berada di panggung dan mengekspresikan diri. Lebih bahagia lagi ketika anak-anak disabilitas ini menerima hadiah untuk berlebaran berupa: amplop putih berisi sejumlah uang, bingkisan yang berisi makanan ringan, minuman, kaos, dan lainnya.
Orangtua anak yang diundang ke acara ini seakan mendapatkan hadiah berlipat-lipat. Pada saat lebaran nanti, orangtua anak luar biasa ini bisa menunjukkan foto penampilan putra-putrinya kepada keluarga besarnya atau siapapun. Dan putra-putri mereka pun akan selalu teringat ketika melihat foto-foto ketika tampil di bulan Ramadan sebagai pengingat siapapun bisa berprestasi, tak terkecuali anak luar biasa.
Dan hadiah bingkisan serta sejumlah uang sebagai tanda penghargaan dan cinta kasih menjadi hadiah lebaran tersendiri yang tidak pernah mereka duga sebelumnya karena mereka diundang hanya dalam waktu beberapa hari sebelum pelaksanaan kegiatan pembagian santunan agar anak disabilitas dhuafa ini bisa menikmati makna lebaran dengan lebih hikmat.
 Penampilan anak-anak luar biasa telah menciptakan kesan positif bagi orangtua sebagai pendamping dan bagi anak-anak sebagai penerima hadiah.
Bagaimana dengan Anda? Sudah siap-siapkah memberikan hadiah untuk orang-orang tercinta atau orang-orang terdekat di sekitar Anda?
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H