Selain itu, Umi pun aktif terlibat dalam diskusi-diskusi startegis mendorong pengakuan perempuan nelayan. Umi pun menjadi salah satu perempuan yang terlibat dalam perumusan naskah akademik tentang Draft Undang-Undang Perlindungan dan Pemberdayaan Nelayan, Pembudidaya Ikan dan Petambak Garam.
“Awalnya warga di sini pun sedikit meragukan apa orang seperti saya bisa ngomongdi depan orang banyak, apa bisa orang seperti saya didengarkan oleh pemerintah. Tapi karena didukung oleh Persaudaraan Perempuan Nelayan Indonesia, saya jadi berani sekarang” Ujar Umi
Umi pun memiliki usaha pengelolaan makanan pesisir yang cukup unik, atas kreasinya, ia menciptakan Kerupuk Cumi yang berwarna hitam pekat. Terobosan baru ini terinspirasi dari kesibukannya mengikuti kegiatan pemberdayaan yang didapat oleh Puspita Bahari. Dengan bermodal secukupnya, Umi memproduksi kerupuk cumi tersebut dengan nama “Kerupuk Cumi Umi Sabila”
Perjuangan Umi dalam memastikan perempuan nelayan dapat menjadi pelita dalam gelap, dan menjadi barisan pertama dalam mendorong gerbong perubahan serta mendapatkan pengakuan dari negara terus didorong oleh Umi bersama PPNI.
Baginya, perjuangan ini bukan hanya miliki perempuan nelayan di Morodemak saja. Tapi menjadi perjuangan bagi seluruh perempuan nelayan di seluruh Indonesia. Di sisi lain, menjadi agenda penting bagi negara ini untuk memastikan pendidikan bagi perempuan nelayan, jika ingin mendorong kesejahteraan bagi nelayan Indonesia.
“Ini bukan mimpi saya saja, ini mimpi seluruh perempuan nelayan Indonesia. Perempuan terdidik dan perempuan sejahtera” Tutup Umi.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H