Mohon tunggu...
Susan Susana Widiana
Susan Susana Widiana Mohon Tunggu... Guru - seorang tenaga pendidik di SMP PGRI Karangtengah Cianjur

Sing cageur, bageur, pinter, bener, nanjeur

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Kunci Rumahku Kunci Hatiku

18 Juli 2021   13:29 Diperbarui: 18 Juli 2021   14:02 202
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Ibu menghampiri aku yang sedang kesal, kulihat ayahku segera datang. Tanpa kutanya ayahku mengatakan "Niih kuncinya ada, tadi disimpen sama temenmu, katanya menggantung di spion motor, takut hilang, jadi disimpan dulu"

Entah apa reaksi anaku saat mendengar penjelasan kakeknya itu, karena memang saat itu sudah benar-benar gelap sekali di depan rumahku. Ayahku bergegas membuka kunci pintu dan masuk ke dalam menyalakan semua lampu terutama lampu luar. Karena memang penerangan di gang tempat warga lewat itu dari rumahku.

Aku yang sangat kesal menggerutu sejadinya, lelah, letih, lesu, lapar semua bercampur aduk saat itu. Sambil menjemput si dede dari rumah Teh Ayi, pamit dan berterima kasih pada tetanggaku itu.

Setelah masuk rumah, kututup semua jendela dan tirai.

"San mamah pulang, hati-hati kunci pintu"

"iya mah, makasi" jawabku

Kututup pintu dan menguncinya, sesaat setelah kulihat ibu dan bapak pergi dari pintu hingga mereka lepas dari pandangan. Dalam hati miris sekali di usia sekarang ini sudah punya dua anak aku masih saja membuat ibuku repot. Dulu aku yang merepotkan beliau, kini ditambah dengan kedua anakuu.. dalam hati kekesalan ini semakin menjadi dan berubah jadi kesedihan yang terpendam dalam hati.

Kuambil handuk yang menggantung di rak, segera ku masuk kamar mandi. Si dede yang merengek minta nonton tv, kukabulkan segera, agar aku bisa segera mandi. Penat badan ini, sudah sumpek kegerahan ditambah kekesalan karena kunci rumah tadi.

Sambil lewat ke kamar mandi kulihat si kaka duduk di kursi sambil menunduk, tangannya memainkan kunci motor, mungin dia kesal pada dirinya yang kerap kali lupa, mungkin juga aku yang terlalu berlebihan menyikapi kejadian tadi. Tapi saat badan lelah, kerapkali masalah kecil mudah sekali memancing emosi, aku yang seharian berada di sekolah, kadang jadi tak terkontrol emosi kalau sedang ada masalah.

...................................

Saat bangun kulihat jam di hp ku menunjukkan pukul 23.15. Aku yang kelelahan terbangun, kulihat di samping si bungsu sudah tidur dengan pulas. Tumben tv sudah mati, biasanya kalau tidak kumatikan, terus nyala sampe jam 3 subuh bahkan sampai pagi. Si kaka sudah matikan, karena mungkin takut kumarahi lagi.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun