Mohon tunggu...
Susan Budhi Utomo
Susan Budhi Utomo Mohon Tunggu... Freelancer - Being a blogger is the way to heaven ^_^

The world is so big but life is too short

Selanjutnya

Tutup

Trip Artikel Utama

Pengalaman Naik Kereta Cepat di Jepang dan Rusia, Apakah Sama?

15 Desember 2023   15:40 Diperbarui: 6 Januari 2024   17:02 934
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi kereta cepat. (Sumber: Thinkstock via kompas.com)

Sekarang berita tentang kereta cepat Whoosh yang baru mulai beroperasi Oktober 2023  lalu masih hangat menjadi perbincangan masyarakat karena menjadi kereta cepat pertama di Indonesia dan Asia Tenggara. 

Melihat model dan kecepatannya, mungkin hampir sama dengan kereta cepat di negara lain yang pernah saya coba di Jepang dan Rusia beberapa tahun lalu.

Semua orang mungkin tahu bahwa Jepang merupakan salah satu negara maju dengan biaya hidup  termahal di dunia sehingga kereta api menjadi transportasi umum yang paling diandalkan oleh masyarakat terutama di kota-kota besar. 

Sejak lama pemerintah Jepang bekerja sama dengan sektor swasta secara besar-besaran berinvestasi menyediakan dan mengoperasikan kereta jarak jauh untuk menghubungkan antar prefektur atau provinsi di Jepang yang tujuannya untuk meningkatkan perekonomian dengan memproduksi kereta cepat yang dikenal dengan nama "Shinkansen".  

Seiring dengan perkembangan tehnologi dan kebutuhan masyarakat, model dan sistem  transportasi kereta cepat  disana juga semakin maju  yang mempengaruhi tarifnya.

Pengeluaran untuk membeli  paket tiket Shinkansen untuk 7 hari yang bisa dipakai semua rute tanpa batas hampir sama dengan biaya pengeluaran untuk biaya tiket pesawat promo Jakarta-Tokyo PP,

Bila dikurskan setara dengan empat juta rupiah saat saya berkunjung kesana tahun 2017, paket tiket Shinkansen ini disebut JR Pass yang singkatan dari Japan Rail Pass dan hanya berlaku untuk wisatawan pemegang paspor non-Jepang.

Jadi memang paket tiket ini dikeluarkan untuk mempromosikan wisata Jepang dengan target wisatawan asing yang mempunyai berbagai paket dengan durasi pemakaian dan harga yang berbeda. 

Harganya lebih murah daripada kita membeli tiket satuan. Dulu paket ini hanya bisa dibeli lewat travel agen khusus yang menjual produk wisata Jepang di Indonesia tapi sekarang juga  bisa dibeli lewat  agen online disini.

Kita harus menunjukkan tiket JR Pass setiap akan masuk stasiun dan harus melakukan reservasi terlebih dahulu di loket khusus yang tersedia di stasiun bila akan menggunakan Shinkansen.

Itu lebih baik melakukan reservasi sehari sebelumnya apalagi saat weekend bila tidak mau kehabisan tempat duduk yang bisa menyebabkan rencara perjalanan kita  tertunda dan berantakan karena jadwal keberangkatan Shinkansen berbeda-beda tiap rute jadi bisa ketinggalan kereta di stasiun berikutnya apabila kita membutuhkan naik kereta Shinkansen lanjutan.

Saat pertama kali akan naik Shinkansen dari Tokyo ke Osaka yang jaraknya sekitar 600 km yang bisa disamakan dengan jarak dari Jakarta ke Surabaya.

Saya sempat deg-degan karena sebelumnya belum pernah naik kereta cepat dan saat mencari keretanya di peron, saya melihat sisa muntahan orang dipinggir rel.

Sempat berpikir ini akibat orang mabuk alkohol, oh iya jangan heran bila anda bertemu dengan orang yang sedang mabuk di stasiun- stasiun kereta di Jepang terutama malam hari, biasanya mereka ngomong sendiri dan jalan agak sempoyongan hehehe. 

Inside Sapsan (left) & Beside Shinkansen (right ) (dokpri)
Inside Sapsan (left) & Beside Shinkansen (right ) (dokpri)

Tapi bila dipikir lagi,  bisa jadi itu muntahan akibat orang  mabuk darat karena naik kereta super cepat sehingga saya semakin nervous huhuhu.

Yang paling menonjol dari kereta cepat adalah model lokomotifnya yang seperti peluru. Warna lokomotif dan gerbong luar Shinkansen didominasi warna putih terang dengan kombinasi warna biru seperti segaris pita panjang di sepanjang bagian bawah gerbong. 

Interior dalam keretanya didesain minimalis seperti umumnya model interior Jepang. Setelah pintu masuk di kanan kiri gerbong disediakan rak untuk menyimpan koper penumpang. 

Kursinya menghadap ke depan semua satu arah yang terdiri dua kursi di sisi masing-masing yang dipisahkan lorong di tengah seperti tata letak kereta express di Pulau Jawa tapi lebih luas dan langit-langitnya lebih tinggi, tiap kursi dilengkapi bagasi di atasnya. 

Kereta Shinkansen tidak dilengkapi restaurant dan tidak ada pramugari atau pramugara yang menawarkan makanan dan minuman karena memang tidak nyaman untuk makan dan minum disana yang disebabkan kecepatan keretanya yang luar biasa.

Selama dalam perjalanan kepala saya pusing  tiap mencoba berdiri dari tempat duduk dan sesekali perut saya mual bila jalan rel berbelok sedikit huhuhu. 

Bayangkan jarak 600 km dari Tokyo ke Osaka dengan berhenti di tiga stasiun besar di kota Yokohama, Nagoya dan Kyoto ditempuh hanya sekitar 2 jam saja.

Kalau Rusia mempunyai kereta cepat yang bernama Sapsan yang dalam bahasa Rusia artinya alap-alap kawah sebagai kereta cepat jarak jauh yang menghubungkan antar provinsi disana. 

Model kereta Sapsan hampir sama dengan Shinkansen yang mempunyai model lokomotif seperti peluru dengan dominasi warna putih silver dengan kombinasi garis warna merah tua dan biru. Interior dan failitas di dalamnya juga hampir sama tapi luasnya lebih sempit daripada Shinkansen.

Namun, Sapsan menyediakan makanan dan minuman yang ditawarkan oleh pramugari dan pramugara berseragam karena memang kecepatan kereta Sapsan tidak sedahsyat Shinkansen jadi masih nyaman untuk makan dan minum di dalam kereta. 

Pramugara/i semuanya ramah dan cakep, ngak kalah dengan pramugra/i di pesawat tapi memang orang Rusia itu rata-rata selain rupawan juga tegap atletis karena pengaruh genetik, juga saya pikir  karena mereka terbiasa berjalan cepat di udara dingin, berbeda dengan orang di Indonesia yang biasa  jalan santai sambil mampir-mampir karena  disini iklimnya tropis hehehe. 

Saat  itu tahun 2019, saya naik Sapsan dari kota Saint Petersburg ke kota Moscow  yang jaraknya hampir sama dari Tokyo ke Osaka sekitar 600 km dengan waktu tempuh sekitar 4 jam tanpa berhenti di stasiun lain. 

Kita bisa lihat perbedaan waktu tempuh keduanya sekitar 2 jam yang mana lebih cepat kereta Shinkansen daripada Sapsan.

Walau saya belum pernah naik kereta cepat Whoosh,  mungkin Whoosh lebih mirip dengan Sapsan yang dapat dilihat dari fasilitasnya yang sama-sama dilengkapi fasilitas untuk makan dan minum selama perjalanan yang berarti kecepatan keduanya juga sama levelnya. 

Sedangkan kereta Shinkansen lebih tepat disebut kereta peluru atau bullet train, jenis yang mempunyai kecepatan paling tinggi untuk jenis kereta cepat.

Mungkin hanya negara Jepang yang mempunyai kereta cepat dengan jenis ini di dunia jadi bila anda mempunyai kesempatan datang ke Jepang, mesti mencoba naik Shinkansen yaa yang sensasinya wow....

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Trip Selengkapnya
Lihat Trip Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun